08. Senyum di Bibirnya

48 16 8
                                    


Hari ini kamu membuktikan
Bahwa kamu telah bisa mencairkan es dalam diriku. Hanya kamu yang bisa, hanya kamu...
-Aldes Varrellino-

Happy reading.

_________________________

Sebuah bangunan tua yang menjadi markas Ringers kini ramai. Di dalam bangunan ini terdapat kursi dan sofa. Banyak pula aktivitas yang dilakukan, dari mulai nge game, main catur, chattingan, gibah, sampai tidur pun ada.

Dua buah sofa panjang dan satu meja yang berada di pojokan adalah milik Aldes dan ketiga teman nya. Hanya mereka berempat yang boleh duduk di sini. Sementara yang lain duduk di sofa dan kursi yang berada di tengah.

"Yan, uripna hospot broo!" Pinta Jono kepada Ardian yang sedang main ML.

"Bentar," jawab Ardian yang masih fokus pada layar HP miring nya.

"Tah maneh teh maen hape miring terus euy, lama-lama otak sia yang mereng, gelo!" Omel Dandi yang sedang makan keripik.

"Berisik lu jurig sunda," balas Ardian yang masih asyik main game.

"Ehh drakocan, berani lu yee ngatain gue jurig, lo tuh yang jurig, jones lagi," cerca Dandi tak terima.

"Dan, ngaca Dan lo juga jones. Eetttt tapi kan ada si neneng," ucap Jono dengan senyum menggoda. Inilah mereka ketika bercanda. Bahasa yang campuraduk.

"Dih, maneh wae sono yang pacaran jeng Neneng. Abi teh ogah," ucap Dandi. Sungguh ia tak suka dengan Neneng yang alay. Ishhhh tau lahhh.

"Mualeesss, si Neneng 'kan seneng-e karo koe, udu karo aku," balas Jono. Lebih baik ia jomlo dari pada pacaran sama Neneng.

"Ehh ngapain dah pada rebutan si Neneng?" Tanya Ardian yang sudah selesai dengan game online nya.

"Dihhh, ogah abi teh ente bogoh ka Neneng," jawab Dandi cepat.

"Gue juga ogah!" imbuh Jono.

"Eh ngemeng ngemeng si bos kemana?" Tanya Ardian. Sedari tadi Aldes sama sekali tak kelihatan batang hidung nya.

"Mene ku tempe," jawab Jono dengan nyeleneh.

"Tak tahu dan tak nak tahu," imbuh Dandi layaknya upin ipin kesasar. Wkwk.

"Udah lah gue mau cabut dulu. Biasa ngapel," ucap Ardian sombong. Mentang mentang mau ngapel. Tinggalin kawan sembarangan! Ah dasar lu Yan.

"Dihh, kayak punya cewek aja lu!" ledek Jono. Bukan nya Ardian jomblo? Lantas ngapel siapa? Monyet?

"Lah Jono bin Joni, si Ardian mah jomblo tapi punya pujaan hati, kagak kayak lu yang idup nya hambar!" Puji Dandi, eh ejek maksudnya.

"Udah lah sesama cowok nggak laku jangan pada ribut. Mending nyelenggarain sayembara sono biar dapet jodoh," saran Ardian asal lalu bangkit dari duduk nya dan melangkah pergi.

"Temen lu tuh Jon, suka kagak ngaca kalo ngomong!" Dandi geleng geleng kepala. Lupa kali yaaa kalau Ardian juga teman nya.

"Temen lu juga asw," umpat Jono. Sudah lah ia sedang Kesal. Sudah tidak dapat hospot ditinggal pula. Berbakti sekali anda Ardian.

AYO SENYUM DONK [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang