🏀.70

123 25 28
                                    

Happy Reading
.
.
.
.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sekarang, gue hanya bisa menerima semuanya. Hati gue benar benar hancur sekarang, kenapa dia bisa membohongi gue tentang masalah ini"

Disalah satu rooftop gedung terdapat Benny yang sedang duduk sendirian disana. Tercium bau yang tak sedap diarea sini, dimana asap asap rokok bertebaran ke udara.

"Gue cuma butuh kebahagiaan! Kenapa semesta selalu menjadikan gue sebagai bahan candaan! Gue juga butuh hidup dikeluarga yang lengkap"lirihnya sambil menyibak rokoknya

"Elyn, kalian kok bisa berduaan?"Metta berdiri dari tempatnya menatap ke anaknya tak percaya

Ansay menghampiri Jesslyn sama Boy "setelah bikin masalah yang begitu besar, dan berani beraninya kamu berduaan sama laki laki brengsek kayak dia?!"sentak Ansay terhadap Jesslyn

"Kamu kenapa bisa bisanya membohongi kita semua, Elyn! Mama sudah percaya sama kamu tentang Daniel. Dan ternyata kamu....sudah mengecewakan mama"sambung Metta dengan mata berkaca-kaca

"Mama..."lirih Jesslyn. "Mama, sudah tau yang sebenarnya?"

"Iya! Benny sudah cerita semuanya sama mama ayah. Kamu mau bicara apa lagi?! Mama kecewa sama kamu, Elyn!"Metta kembali terduduk sambil mengusap wajahnya berkali kali

Ansay menarik kearah baju Boy "dasar laki laki brengsek!"

Bugh!

"Gara gara kamu kita semua dibohongi sama, Elyn! Laki laki macam apa kamu?!"lanjutnya penuh amarah

Boy menjauhkan tangan Ansay secara kasar "cukup, om! Salah anak om sendiri kenapa begitu murahan untuk dijadikan bahan pelampiasan saya"balas Boy yang tak mau kalah

Plak...

"Berani beraninya kamu berbicara seperti itu tentang anak saya!"bentak Metta setelah menampar pipi Boy

Jesslyn tak percaya atas perkataan Boy barusan "jadi, selama ini gue sebatas pelampiasan?"batinnya

"SUDAH CUKUP!!! tolong jangan ribut dulu, anak gue didalam lagi sekarat! Dan kalian melupakan semua itu!!!"jerit Jesslyn ditengah tengah pertengkaran

Setelah mendonorkan darahnya untuk Daniel. Boy dipindahkan keruang rawat, sedangkan operasi Daniel sedang berjalan.

Jesslyn selalu bolak balik kesana-kemari didepan pintu ruang operasi sambil menggigit kuku kuku jarinya. Metta sama Ansay menatap Jesslyn dengan penuh kekecewaan.

Sekian lamanya waktu dokter untuk keluar dari dalam sana, akhirnya dokter yang berseragam hijau itu keluar, dan mengasih tau tentang hasil operasi Daniel.

•Chelny• {COMPLETED}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang