tahap 12

1.4K 356 156
                                        

- ,, 🍮 [ apple of my eyes ]⌇·˚ ༘

- ꒰ selama Allah mendengarku. aku tak akan berhenti berharap. ꒱ -

YANG KANGEN MANA SUARANYA?



nenteng tas selempang di pundak sebelah kanan, mizan nurunin tangga dari kelasnya ke lantai satu, hendak nuju ke gedung teknik. dia baru inget kalau materi rapat hari ini yang bawa dia, pantes grup BEM rame bener, nungguin dia doang yang baru aja selesai kelas.

etapi, kala dia pengen cepet-cepet, ambil jalan lurus ke depan, tiba-tiba ada adik tingkatnya yang nongol dari belokan lorong.

ngehindarin tabrakan, mizan langsung pelanin gerak kaki, sekadar temu tatap sama irish yang ngedongak dengan mata ngebola kaget.

udah empat hari, sejak kejadian di depan masjid. selama itu pula, irish berusaha sembunyi dari kemungkinan bakal pas-pasan sama kak mizan kaya gini. apalagi mereka satu gedung.

entah irish yang kabur kalau lihat kak mizan, sebelum si oknum sadar. atau pilih sembunyi waktu irish liat dia di lorong kampus. pokoknya, irish main kucing-kucingan lah, sendirian tapi, kan kak mizan gak dikasih tau.

bukan apa, masih kebawa nyesek aja. di hari yang sama, dia cerita ke ibuk, malah diketawain. tambah bengep dong irish.

irish sama sekali gak nyalahin kak mizan atas sakit yang dia punya. hak mizan buat nolak dia. jadilah irish usaha buat mundur teratur sekarang.

mizan berhenti, irish langsung nunduk buat putus kontak mata. ingin ngelaluin sosok kakak tingkatnya, namun mizan justru panggil dirinya.

"dek."

irish mau mewek aja rasanya.

"gue cariin dari kemarin, kenapa gak keliatan?"

hah? gimana-gimana?

nuansa di sekeliling, seketika berubah jadi merah jambu, uwu uwu. pipi sampai ke telinga udah bersemu-semu kemerahan kaya pantat bayi.

cuman ya, irish gak mau baper lagi. jadilah dia tahan diri, lalu kernyit dahi.

"habis kelas aku langsung pulang kak."

iya, setakut itu ketemu sama mizan. kemudian lanjutin, "ada apa, kak?"

"itu, anak-anak pada ngusulin lo buat jadi panitia di ultah kampus minggu depan. kita suka sama hasil laporan lo kemarin, kerja lo juga cepet."

kayaknya aku harus jadi kertas laporan deh, biar kak mizan suka sama aku. begini bener ya Allah.

alena senyum miris. nolak aja kali ya? kalau diterima kan, udah jelas dia bakal sering ketemu kak mizan. terus kalau gitu, kapan dia bisa lupa nya? nih cowok satu juga, kenapa sih gak bisa jauh-jauh dari pikiran irish?

diamnya irish, ngebuat mizan ulas senyum tipis. tau kalau mungkin aja dia jadi alasan kenapa adik tingkatnya ini nampak beda dari yang biasanya selalu cerah, dan malu-malu lucu. maka dengan kesadaran penuh, dirinya ngucap, "jangan ngehindar dari gue, dek."

ngejadiin irish berani untuk tatap matanya, dan dibuat semakin membisu sewaktu mizan lanjut bicara, "dari awal tujuan lo ngaku, buat bikin gue bales perasaan lo kan?"

mizan arthadinata; yang terkenal baik namun tegas, ramah namun membentengi diri kuat-kuat, perlahan angkat tangan kanannya, ditaruh ke puncak kepala irish untuk diusap pelan sebanyak dua kali. bonus senyum tipis sewaktu kembali nurunin tangan ke sisi. "jangan ngehindar dek."

apple of my eyes : kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang