- ,, 🍮 [ apple of my eyes ]⌇·˚ ༘
- ꒰ layaknya hujan yang jatuh ke bumi, aku dan rasa ku selalu jatuh padamu; hanya untuk mendatangkan akhir menyenangkan berupa pelangi. ꒱ -
•
•
•
hari minggu. tanggal merah yang pasti dinantiin sama sebagian besar orang buat rehat sejenak dari kesibukan di hari-hari biasa.
sama halnya kaya mizan; dia libur magang, walau gak bakal nikmatin waktu libur beneran karena masih harus nyicil skripsi, seenggaknya dia ada di rumah, tempat di mana dia gak perlu musingin banyak hal. ini yang bikin dia bersyukur, keadaannya jauh lebih baik dibanding orang lain yang mungkin gak ngerasain rumah.
sehabis sarapan, mizan masih duduk di kursi meja makan minimalis yang muat buat empat orang. nungguin ibu dan kakak perempuannya selesai sarapan, sebab dia punya tugas buat nyuci piring setelahnya.
hanya mereka bertiga, kakak sulungnya udah menikah dan tinggal bareng suaminya. kalau kakak keduanya baru rencana nikah tahun ini.
meira yang duduk di hadapan tanya tuh sambil ngunyah, "kemarin gimana? suka gak cewek lo?"
alihin atensi dari yang sebelumnya nyomot lauk, mizan jawab, "suka kak. bagus tempatnya. unik gitu buat ngajak jalan."
miera ngulas senyum, nepuk-nepuk dada kirinya bangga, "apa gue bilang?" sombongnya, lalu lanjut ngomong lagi, "terus? udah jadian lo? post an lo di ig so sweet banget anjir. kalau gue yang digituin mah, auto kelelep."
mizan kekeh pelan dengerin kalimat kakaknya yang lucu betul. "enggak jadian, gue kan gak bisa pacaran. tapi gue sama irish sepakat buat dijalanin aja, gimana Allah yang ngatur."
miera mengangguk paham, "bagus sih gitu. tapi kalau gue jadi irish mah trabas, apaan bilang suka tapi gak pacaran?!"
ibu yang menyimak dari tadi, tapi gak tahu banyak tentang topiknya, alhasil ikut nimbrung. "pacaran emang gak baik ya, tapi ibuk setuju gak setuju sama kakak. cewek tuh butuh validasi, untung juga kalau dapet yang mau nunggu." beliau beralih tatap pada anaknya yang paling muda, "emang kamu lagi deket sama siapa? kok gak cerita ke ibuk?"
si bungsu garuk pelipis yang gak gatel, rada malu, "ada buk. adik tingkat, jurusan hukum juga. namanya irish alena, lucu orangnya."
sang kakak nambahin, "masa mizan aku perhatiin sering senyum-senyum buk kalau pegang hape."
ibuk ketawa denger penjelasan miera, "gitu ya? jarang ibuk tau kamu deket sama cewek. yang ini cocok banget?"
mizan senyum aja, gak nyanggah. "aku suka, buk."
ibuk ambil semua piring kotor, lalu ditumpuk jadi satu, biar langsung bisa diangkat sama putranya nanti. kemudian elus bahu kiri mizan, "ibuk percaya. soalnya kamu emang gak aneh-aneh. kalau kamu suka, kapan-kapan kenalin ke ibuk."
"kenalin ke gue juga."
mizan anggukin kepala; gak banyak ekspresi yang dia keluarin, tapi dua perempuan yang paling berharga di hidupnya itu jelas tau kalau dirinya tengah bahagia dapet respon baik atas pilihannya.
dia berdiri dan bawa piring-piringnya. "pasti nanti aku kenalin."
•••
sedari kecil udah diajarin buat bagi-bagi pekerjaan rumah. dia cowok, tapi bukan berarti gak pegang andil dalam urusan bersih-bersih. jadilah mizan sekarang lagi di depan wastafel, sementara miera udah rampung beresin meja makan terus naik ke kamar, kalau ibuk udah pamit buat pergi ikut acara pengajian di masjid agung di kotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
apple of my eyes : kth
Teen Fiction[ vsoo! lokal! fluf! comedy! ] tentang irish alena dan perjuangannya, juga tentang mizan arthadinata dan rasa terbiasa. "kakak kenapa gak masuk?" "tau darimana?" "tau lah, kan tujuan aku ke kampus buat lihat kakak." 『 kim taehyung - kim jisoo 』 ⇒som...