tahap 10

1.4K 355 38
                                        

- ,, 🍮 [ apple of my eyes ]⌇·˚ ༘

- ꒰ konstelasi bintang pun tahu, kala rasaku merindu. ꒱ -







hari-h seminar.

semua udah selesai dipersiapkan. mulai dari materi, pembawaan mereka, dan hal lain yang sekiranya dibutuhkan. irish yang pertama kali ikut acara keorganisasian kaya gini, cukup kagum sama cara kerja kakak tingkatnya yang serius dan mateng. dirinya sendiri, hanya diberi tugas buat catat respon audience, dan bakal dia rapihin dalam bentuk laporan.

seluruh anggota lagi kumpul di depan ruang rapat, area gedung teknik, yang paling deket sama gerbang utama. sebentar lagi mereka berangkat ke kampus lain, karena disitu seminar bakal diadain.

irish diem, tatap kakak tingkatnya yang masih ngobrolin perihal kendaraan dan tebengan buat yang gak bawa motor kaya irish. dia jadi rada gak enak sih, harus ngrepotin orang walau sebenarnya emang harus gitu, kan irish yang dibutuhin di sini.

dia juga agak canggung buat ngajak bicara, atau sekadar bilang; misal gak ada kakak tingkat yang bisa boncengin dia, irish bakal minta tolong arkan yang jelas gak akan keberatan sama sekali, bahkan rela harus bolos kelas.

terlalu lama nunduk, dan muter dipikiran sendiri; irish tersentak saat satu tangan nepuk bahunya.

"lo sama gue, dek." ucap kakak tingkat cowok, yang seinget irish namanya jevan. cukup familiar, karena pernah jadi obyek sasaran pergibahan dinda sama ela juga.

irish ngangguk, "iya, makasih kak."

"yuk." ajak jevan, yang diikuti irish dari belakang.

semuanya juga mulai beranjak. pandangan alena justru terfokus pada sosok mizan yang berdiri di samping maria, di depan sana, lagi bahas sesuatu yang nampaknya serius.

buat tambahan informasi, irish beneran jaga jarak. setelah dikasih peringatan pertama dari mizan, dan lihat sendiri bagaimana pemuda itu teguh pendirian dan selalu punya tembok pembatas buat lawan jenis; menjadikan irish sadar. tapi bukan berarti irish nyerah, tepatnya belum. dia belum sampai pada batasnya, entar kalau udah sampai, lepas dari mizan pasti bakal lebih mudah.

selama perjalanan kesana. netra irish tak juga lepas dari mizan dan maria yang duduk di belakang sosoknya. semakin diliat kok wajahnya makin mirip, mereka jodoh kali ya?

dasar irish. suka banget nyiksa diri sendiri. padahal dia tinggal lihatin yang lain; pohon kek, langit, atau muka jevan dari spion yang jelas gak kalah ganteng dari si mas crush.

"lo gak ada niat masuk bem, dek?" tanya jevan, buka percakapan dengannya.

irish ulas senyum tipis, "gak yakin sama diri sendiri kak. ngurus tugas aja kadang suka keteteran."

jevan ikut senyum,"tapi lo sering ditunjuk langsung sama dosen. lo bisa dikasih kepercayaan berarti."

gak tau mau jawab apa, irish diem aja namun rupa teduhnya gak juga luntur.

manakala mereka berhenti di lampu merah, motor jevan maju, sejajar dengan mizan di sisi kanan. irish gak berani nengok, jadilah dia nunduk tatap tangannya di pangkuan.

apple of my eyes : kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang