20 | Masalah

23 3 0
                                    

"Setiap manusia yang masih bernafas didunia, pasti akan mengalami dengan namanya masalah."

—Dear, Makmumku
©fzyniaa.

•••

"Halo."

Deg!

Jantung Raifa terasa berhenti berdetak, bahkan napasnya pun terengah-engah, tangannya mengepal, mengapa dia hadir lagi? Bukankah Raifa sudah memintanya tuk pergi? Tidak, ia tidak ingin aibnya terbongkar.

Raifa memalingkan wajahnya. Afnan merasa cemas dengan apa yang terjadi, ia berbisik pada gadis itu. "Ada apa Fa? Siapa dia?"

Raifa tak menjawab. "Raifa..." lirih Afnan.

Afnan menghampiri sosok itu. "Anda siapa? Apa Anda Kakaknya Raifa?"

Raifa membeku, kenapa Afnan malah bertanya? Astagfirullah, Raifa tak bisa berbicara sekarang, lidahnya terasa kelu.

Sosok itu tersenyum pada Afnan. "Saya Fadlan," katanya.

Afnan menyernyitkan keningnya. "Fadlan? Kakaknya Raifa?"

Fadlan menggeleng lemah.

"Lalu Anda siapa?"

Fadlan tersenyum sinis pada Raifa. Raifa sedari tadi memalingkan wajahnya dari dirinya. "Tanya saja pada Raifa, bukankah kalian cukup dekat?"

Raifa terbelalak mendengarnya. Afnan dengan polosnya, menoleh pada Raifa dan bertanya dengan hal yang sama. "Siapa dia, Fa?"

Raifa menunduk. Tubuhnya bergetar, mati-matian ia mencoba menahan rasa takutnya, bahkan ia tak kunjung berani menelpon Rahma. Rahma lama sekali, kemana dia?

"Saya mantan pacarnya... ah, bukan melainkan mantan suaminya..." bisik Fadlan. Mata Afnan membola, kaget? Tentu saja, mana mungkin Raifa sudah memiliki suami? Maksudnya mantan lebih tepatnya.

Afnan diam, ia kembali menatap Raifa dengan penuh pertanyaan, kecewa, entah ia harus percaya pada siapa. Raifa mendongak kembali. Mencoba tuk lebih berani menatap Fadlan. "Apa yang kamu katakan padanya?" tanya Raifa.

Fadlan tersenyum. "Hanya berkata sewajarnya, ya kan Afnan?"

Afnan yang sedari tadi diam mematung mendengar jawaban dari Fadlan tadi, ia menatap Fadlan dengan kesal. "Bagaimana..."

Fadlan tertawa. "Bagaimana saya bisa tahu nama Anda? Ya... itu rahasia."

Raifa kesal. "Berkata apanya? Jangan mencoba nencari masalah!" bentak Raifa.

Fadlan menghampiri Raifa. "Mencari masalah?" Fadlan mendekati wajah Raifa yang begitu takut. "Kamu yang cari masalah, Raifa!" teriak Fadlan.

Afnan berlari menghampiri Fadlan lalu menarik Fadlan agar tidak mendekati Raifa yang takut. "Jangan menakutinya!"

Fadlan tertawa lagi. "Baiklah, rupanya kamu bisa mendapatkan lelaki ya? Hebat juga."

"Cukup!" bentak Raifa. "Kamu benar-benar keterlaluan! Bisakah kamu pergi? Aku sudah muak lihat wajahmu itu!"

Fadlan melihat Raifa ketakutan, seolah menjadi suatu kesenangan baginya. "Muak? Bukannya kamu harus bersyukur bertemu denganku?"

Dear, MakmumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang