25 | Sah!

22 1 0
                                    

"Karena kebahagiaan adalah hal yang paling berharga untuk kita miliki."

—Dear, Makmumku
©fzyniaa

••••

Afnan seperti biasa selalu memberikan perhatian kecil yang membuat ia tersenyum. Hatinya menghangat, jarang-jarang Raifa tersenyum seperti ini dan merasakan perasaan yang begitu bahagia ini.

Jujur didalam lubuk hatinya itu, Raifa takut Afnan mengetahui masa lalunya tersebut. Masa lalu yang kelam.

Rasanya ia ingin memutar waktu kembali dimana dulu kalau saja ia sedikit memberontak mungkin ia akan selamat.

Tapi... balik lagi, ini sudah kehendak Allah juga, bahkan sampai saat ini ia belum bisa memaafkan kesalahan Ayahnya.

"Raifa..."

Raifa menoleh menatap Afnan, ia tengah asyik makan siomay—kesukaannya. Afnan tersenyum kecil, melihat Raifa menguyah seperti anak kecil dan puppy eyes, lucu banget. Sadar, Afnan, belum halal.

Afnan berbisik pada Raifa, "Aku mencintaimu, Raifa..." Raifa terkejut dan langsung lemas.

"Kok?"

Afnan terkekeh pelan. "Ngga usah balas sekarang, aku hanya menyatakan perasaanku."

Raifa hanya mengangguk dan lanjut makan siomaynya.

Sederhana tapi bikin ia bahagia.

Ah, Afnan...

Raifa tersenyum dibalik cadarnya, sungguh, hatinya sangat bahagia.

•••

Kini, tak terasa waktu pernikahan pun telah tiba, Raifa benar-benar gugup, selama ini ia berpikir mungkin tidak ada yang mau dengannya karena sifatnya terlihat misterius—menjaga diri sebenarnya—Raifa memakai gamis kebaya dipolesi make up yang tidak terlalu menor ditutupi oleh cadar, tapi tidak menutupi kecantikannya itu.

Rahma, tiba-tiba saja sudah berada disampingnya, mengusap punggung Raifa agar sedikit lebih rileks. "Tarik nafas, ya Nak. Insyaallah lancar."

Raifa hanya mengangguk lemah.

Terdengar mic sudah menyala, ijab qabul pun akan diucapkan.

"Saya terima nikahnya Raifa Shabira Hanafi binti Rafif Hanafi dengan seperangkat alat shalat dibayar tunai."

"Sah?"

"Sah!"

Raifa bernafas lega, dengan satu nafas Afnan berhasil mengucapkan ijab qobul, air matanya lolos begitu saja, bukannya sedih lebih ke bahagia, sangat bahagia.

Sederhana namun bahagia.

Bukan sederhana ini sih luar biasa.

"Alhamdulilah, Nak.." bisik Rahma.

Afnan terlihat dibelakang pintu, menatap Raifa dengan kagum, cantik sekali, kalau sudah halal gini kan enak memandangnya dapat pahala pula. Raifa melihatnya, ia tersipu malu, ah Afnan, sekali lagi dia sudah meluluhkan hatinya yang sudah lama membeku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, MakmumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang