7 | Mencoba

40 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Mencoba tuk mendapatkanmu lewat do'a."

-Dear, Makmumku-
©fzyniaa.

•••

LELAKI itu sesekali menghela napasnya, mendengar gossip tentang Raifa dan Hilman ada dimana-mana, ia jadi kasihan pada Raifa, karena ia tahu bahwa gadis itu tak menyukai keramaian, tak menyukai kehebohan, tersembunyi sekali bersinarnya membuat seluruh warga heboh.

Ia tak suka cara Hilman yang menyatakan perasaan pada Raifa secara langsung dan dihadapan banyak orang.

Bagaimana kalau gadis itu malu?

Bagaimana kalau gadis itu risih?

Bagaimana kalau gadis itu menghadapi serbuan para fansnya Hilman?

Ia tidak suka pada Hilman. Jujur.

"Lo beneran kagak ikut?" tanya teman lelaki itu.

Ia menggeleng. "Engga, saya lagi males."

"Baiklah." Teman lelaki itu melenggang pergi.

"Afnan bisa bawa tugas ini keruangan Ibu?" pinta Ibu Kaysha pada lelaki bernama Afnan tersebut.

Afnan tersenyum. "Bisa Bu."

•••

Setelah membantu Bu Kaysha, Afnan kembali ke kelas, jarak menuju ke kelas lumayan jauh, ia berjalan disekitar koridor memandang pemandangan alam yang begitu menyejukkan.

Langkah Afnan terhenti, melihat gadis yang tengah berdiam diri di masjid sembari membaca Al-Quran, Afnan memutuskan untuk shalat dhuha sembari melihat siap gadis disana.

Tepat ia di shaf perempuan---sebelum tempat wudhu---ia melihat gadis itu dengan jelas, ia memicingkan matanya, berusaha memperjelas pandangannya mengingat ia mengidap mata minus yang cukup parah.

"Raifa? Benarkah?" Benar saja, Afnan mengenali Raifa, ia segera berlari menuju tempat wudhu, dalam hatinya beristigfhar, ia senang dapat bertemu dengan gadis itu.

Dibalik cadar saja, ia sudah tahu bahwa gadis itu adalah Raifa, gadis yang ia cintai diam-diam, ia juga aneh kenapa bisa mencintai gadis itu.

Afnan mencintai Raifa karena agamanya yang kuat, pertama kali ia melihat gadis itu sedang mengaji dengan suara yang merdu, mungkin hanya ia saja dapat mendengar suara ngaji Raifa. Tiba-tiba saja, Allah membolak-balik hatinya, tiba-tiba ia mencintai gadis sosok yang misterius, siapa sangka dibalik misteriusnya banyak rahasia yang gadis itu simpan rapat-rapat.

"Sabar, Afnan, sebentar lagi."

Raifa berdiam diri sejenak, berusaha melepaskan penat, hanya di masjid hatinya jadi tenang, kepalanya dingin dan tidak seemosi tadi, daripada ia marah tak terkontrol lebih baik ia berwudhu dan mengaji.

Sebab, ia berusaha sedikit-sedikit untuk berubah, mencoba melupakan masa lalu, mencoba untuk terus memaafkan kesalahan yang fatal dilakukan oleh Ayahnya, mencoba untuk berbaur, mencoba menutupi rasa takutnya.

Ia berharap Allah terus menguatkan untuknya.

"Kapan gossipku berakhir? Aku capek, aku gak mau jadi buronan lagi, kenapa sih lelaki itu gak peka-peka? Udah dibentak masih aja kekeh!"

Dear, MakmumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang