•16| Kejutan (a)

28 25 8
                                    

"Menurutku kejutan itu sesuatu yang mendebarkan. Bagaimana denganmu? Makna kejutan yang sebenarnya?"

Seumur-umur Acacia hidup di butala, baru kali ini ada orang yang sungguh-sungguh memotivasi dirinya supaya bertahan dan tangguh menghadapi problematika, tetapi ... seharusnya jangan memakai wajah tampan yang terkesan ingin membunuh dengan tatapan seram itu. "Saya tahu kalau saya tidak boleh bersikap seolah saya baik-baik saja, tapi terkadang saya harus seperti ini guna kebaikan orang-orang yang menyayangi saya."

"Dan maaf, saya tahu betul niat Anda adalah menghibur kesedihan saya, tapi tahukah Anda terlihat condong ke arah mengancam diri ini daripada seorang motivator yang baik?" Raja Lucifer sontak memeriksa wajahnya, beliau salah tingkah membuat Acacia menahan gelak tawanya. Lucu sekali.

"Hah? Apakah saya menakuti Nona?" Gadis itu membalas dengan gelengan pelan, masih terkekeh melihat raja dari Kerajaan Kegelapan tersipu-sipu.

Bir jenis Lager difermentasi dengan ragi yang berada di bawah alias tidak mengambang. Lager harus dibuat pada temperatur rendah karena bir ini membutuhkan proses fermentasi yang cukup lama dibanding bir lain, yakni sekitar beberapa minggu hingga beberapa bulan. Rasanya agak sedikit pedar dan tidak terlalu pahit. Wajar saja Raja Lucifer suka meminumnya, karena mungkin dapat menetralkan rasa kantuk karena begadang sampai tengah malam mengemban urusan wilayah negara.

Lager pada umumnya berwarna keemasan, tetapi di daerah Eropa lager berwarna lebih gelap.

Pada abad pertengahan, orang-orang merasa lebih aman untuk meminum bir daripada air. Karena zaman itu persediaan air bersih selalu kurang dan juga sulit.

Bir pun dibuat dari malted barley yang dicampur air panas mendidih, dan menghasilkan bubur bergula, ditapis. Direbus lagi, ditambah hops sebagai 'bumbu' rasa dan aroma, hops inilah yang membuat rasanya sedikit pahit. Diberi ragi, lanjut disimpan beberapa minggu agar terjadi proses fermentasi.

Hasilnya bisa berupa ale jika diperam dalam temperatur tinggi atau lager apabila diletakkan di temperatur bersuhu rendah.

Sepertinya efek jangka pendek dari alkohol berupa bir yang Raja Lucifer minum tadi mungkin telah berkurang setengah. Sisi bagusnya adalah Acacia jadi tidak perlu bekerja keras dengan memapah pria itu sampai ke tempat yang tersembunyi dari pandangan khalayak ramai.

Acacia mengangkat bir yang jenisnya berbeda dengan milik raja Lucifer, bir yang dipegangnya adalah jenis Bir Cider.

Cider sangat terkenal berkat aroma dan rasa apel yang terasa manis. Cider memang terbuat dari sari buah apel yang difermentasikan dengan khamir dengan suhu temperatur yang rendah selama beberapa hari. Cider biasanya memiliki kadar alkohol yang sangat rendah, yakni sekitar enam sampai delapan persen saja. Selain diminum begitu saja, cider juga banyak digunakan untuk memasak.

Acacia memilih bir ini karena tiada rencana mabuk-mabukan di dalam kamusnya, gadis itu tak ingin terjadi keributan di kemudian hari akibat masalah kecil yang diperbuat. "Yang Mulia bisa jalan sendiri, kan? Perlu saya bantu?"

"Tidak perlu, saya bisa sendiri, kok!" Entah kenapa Acacia merasa gamang mendengarkan Raja Lucifer meracau tak jelas dengan kondisi setengah sadar perlahan mengayunkan kedua kakinya. Dirinya yang risau memilih mengikuti pria itu ketimbang jadi tersangka pertama yang disalahkan akibat lalai menjaga raja.

"Baginda Raja, saya minta tolong berhati-hati!" Kakinya mencoba mensejajarkan langkah kecil Acacia dengan Raja Lucifer, meskipun amat sulit. Tingginya saja terlampau jauh. Bagaimana bisa dirinya mengejar?

"Yang Mulia Acacia," panggil Brigid membuatnya melirik spontanitas ke arah siempunya suara dan ada Marley di sana tengah menatap gadis mungil itu.

"Waktunya sudah habis. Lalu selanjutnya bagaimana?" Dia mengacung, menunjukkan jam pasir yang mengalir ke bawah semuanya. Acacia yang paham seluruhnya langsung menghampiri Brigid dan Marley setelah memberi salam perpisahan pada Raja Lucifer.

"Hm? Apa sudah saatnya, ya?" Kedua utusan itu mengakuri ucapan Acacia. Omong-omong soal jam pasir, ini ide dari Marley-mereka sengaja me-setting seberapa lama waktu yang dibutuhkannya harus berada di Kerajaan Kegelapan dan ....

Gotcha, nyawa Acacia masih aman dari serangan pandangan sinis tepat waktu. "Katamu di sekitar sini ada semacam portal, benar?"

***

"Kau lagi galau? Ck, meresahkan. Auramu jadi cokelat pucat, tahu?" Gadis muda yang sebentar lagi genap seperempat abad tersebut tiba-tiba menyeletuk di depan kamar adik sepupunya, di mana muncullah siluet laki-laki bersurai keperakan nampak jelas tengah bengong-asan tak asan, menunggu seseorang segera kembali.

"Kakak?" Kenanga melipat tangan di depan dada, bersedekap. Menyusuri Nean dari atas sampai bawah, menilai penampilan lelaki itu yang sepertinya berkaru.

Kemeja lama Birua yang kusut-tidak di setrika, celana jeans kedodoran, ditambah rambut yang belum disisir. Andai saja Riana hari ini tidak keluar rumah, bisa dipastikan Nean tak akan selamat dari amukan sang mama.

"Kau segitu khawatirnya ke Acacia? Aku tidak salah bicara, kan?" Blush. Kuping Nean terlihat merah sampai ke leher ketika mendengarkan ucapan Kenanga yang berterus-terang untuk menegur tingkah hiperbolanya.

"B-bukan begitu, Kak. Kuhanya takut kalau Nona tidak bisa kembali." Ya, sama saja. Mengelak di saat faktanya terkuak merupakan tindakan bodoh dan memalukan. Dirinya merotasikan kedua bola mata malas. Terserah kau!

"Remember for you, aku tidak benar-benar akan membiarkanmu, tapi aku juga mengawasimu sejak awal, Nean." Kenanga mengarahkan telunjuk naik-turun-sarat peringatan keras. Lelaki tampan itu sepakat untuk bungkam.

"Kak Ken potong rambut?" Kenanga terkesiap, ternyata Nean adalah lelaki yang teliti. Hal yang sepele pun ikut diperhatikan. Gadis berumur dewasa itu terkekeh seraya mengusap rambut hasil dari biaya pengeluaran salon.

Model rambut versi Kenanga berubah setelah dipotong pendek, bergaya bob dengan potongan layer ini cocok untuk wajah bulat.

Modelnya pas untuk Kenanga yang berkepribadian chic dan edgy.

Potongan rambut yang mengesankan wanita modern yang aktif dan tidak takut untuk berpetualang!

Agar terlihat lebih keren, Kenanga bisa saja mengecat rambut sedikit lebih terang, tetapi dirinya belum mau memakai uangnya lagi.

Selain stylish, rambut bob pendek juga mudah diatur. Dengan begini, Kenanga jadi tidak perlu repot-repot bolak-balik ke salon demi perawatan rambut barunya.

"Rambut barunya sangat cantik, hehe! Pilihan yang bagus, Kak!" Perasaan bangga melumuri elok rupa Kenanga sebab disanjung oleh Nean. Gadis itu pada akhirnya mendekati lelaki itu, memberikan hadiah berupa biskuit manis.

"Ini untuk-" Prang. Seluruh kaleng yang berisi biskuit yang dibawakan Kenanga dalam kondisi terbuka jatuh berceceran ke permukaan lantai saat melihat pemandangan menyeramkan dan aura gelap mengelilingi Neandro.

Uh, sepasang mata Kenanga menyisir guna melihat meja belajar milik adik sepupu yang sudah bersimbahkan cairan kental berwarna kemerahan dengan Nean yang menatap nyalang

"Ya Tuhan, ini d-darah!"

*****
Jumlah kata story'; 1002

Kasih pendapat tentang part ini, boleh?

Akromatopsia; Acacia's World (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang