•5| Puncak Resan.

71 35 65
                                        

Warning! Jangan meniru ucapan toxic yang bertebaran, apalagi cara 'permainan' yang dimuat!

***

"Bahkan iblis pun dulunya pernah menjadi malaikat berhati murni."

Sebelum dua saudara kembar itu mengenal Acacia lebih jauh, Genara dan Enia terlibat dalam insiden playing victim yang dilakukan oleh komplotan geng yang suka menindas orang-orang lemah. Niatnya mau mencegat perbuatan kriminal mereka, tetapi apalah daya mereka lebih pintar daripada dugaan.

Genara yang membenci keributan pada akhirnya ikut andil bersama Enia, walaupun harus berujung kalah telak. Terpojok berdua di salah satu sudut kamar mandi perempuan dengan sekujur tubuh ditutupi bau amis dan segala macam. Lelaki itu mendecih marah. Bisa-bisanya mereka berbuat seperti ini, padahal dia datang menghentikan kebiasaan Canaria yang merupakan mantan pacar dan dayang-dayangnya.

"Tahan, Nar." Enia berusaha mengantapkan adiknya yang terlihat gusar pun ingin segera beranjak menghampiri. Sangat paham dua kemungkinan yang akan terjadi jika gadis itu tak melakukan sesuatu, antara Genara yang luluh lagi atau kalap menyakiti gadis yang pernah paling diistimewakan dulu.

"Aku masih baik-baik padamu, lho?" Enia berkacak pinggang.

"Apa maksudmu?" Harusnya Canaria tahu peringatan itu sejak awal bahwa jangan berlagak congkak di jangkauan adiknya.

Ketahuilah masa-masa Genara dan mantannya berpacaran, adiknya selalu berupaya mengubah pola hidup ketua geng yang sekarang tersenyum pongah, tetapi tak pernah kunjung berhasil sedikit pun hingga waktu yang memisahkan mereka.

"Tampang boleh cantik, tapi tolong benahi dulu otak udangmu. Aku muak melihatnya, gadis jadi-jadian sepertimu tak patut di sini." Enia mengibas-ngibaskan tangan cuek. Genara bungkam di rangkulannya ketika saudarinya mengomeli gadis yang mengenakan seragam ketat dan rok yang minim bahan.

"Kau cari masalah denganku?" Canaria menatap tajam sambil mengangkat dagu ke atas. Dia mendekat dan tanpa berucap panjang lebar langsung menjambak rambut Enia. Genara terperangah skeptis.

"Of course. Kau, kan, yang memulai. Aku dengan senang hati meladenimu, Canaria Elizabeth."

"Holly shit, kau bersungguh-sungguh rupanya, Enia!"

Enia membalas jambakan Canaria pada rambutnya. Sekarang kedua gadis yang berbeda reputasi saling memaki satu sama lain, sedangkan Nella dan dayang-dayang lain ragu-ragu mengekori ketuanya.

Genara menggigiti kuku, kebingungan di situasi yang menjebak dirinya dan Enia. Logikanya jika lelaki itu meledak di sana, otomatis saudarinya akan ikut terkena imbas akibat emosi yang meluap-luap, dan mereka bisa dikeluarkan dari SMA Cempaka bila Canaria mengadukannya ke pacar barunya si anak pemilik yayasan sekolah swasta ini.

Genara merinding, pacar baru mantannya adalah tipe orang yang pencemburu berat.

Pernah saat kelas XI, Canaria mengerjakan tugasnya sebagai bendahara-mengobrolkan masalah keuangan kelas padanya yang waktu itu adalah ketua kelas. Genara nyaris masuk jeruji besi akibat tuntutan pelecehan yang jelas palsu. Siapa lagi kalau bukan Arkanza, pacar Canaria?

Mengobrol pun bisa dibawa ke ranah hukum, apa lagi lebih. Genara amat jera dan tak mau sampai berurusan lagi dengannya. Dia tidak boleh sampai gegabah untuk menolong Enia yang justru menantang Canaria. Walaupun Genara pernah menjalin kisah asmara dengan sang mantan, Arkanza harusnya tak merasa mempunyai saingan!

"Enia, tolong hentikan." Kukunya sampai terkelupas saking kuatnya gigitan Genara. Lelaki pendiam itu diam-diam merintih perih. Gadis beriris hazel yang dipanggil sempat melirik saudaranya dibuat terkejut.

Akromatopsia; Acacia's World (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang