Setelah kejadian kemarin, aku tidak akan membiarkan diriku terlihat lemah lagi, aku mulai memakan makanan dengan porsi yang banyak, istirahat yang cukup, mengurangi overthinking dan sebaik mungkin berdamai dengan diri sendiri.
Kak Gimyung juga sejak kejadian kemarin jadi lebih overprotektif denganku, kemanapun aku pergi dia harus ikut, apa yang mau aku lakukan harus memberitahu dia terlebih dahulu, jika dia mengizinkan maka aku boleh melakukan nya.
Seperti saat ini, aku berada di apotek bersamanya untuk membeli obat kapsul penambah darah, aku senang karena merasa terlindungi, tapi di sisi lain juga aku seperti merasa terbatasi, aku tidak bisa melakukan apa-apa semauku, padahal aku bisa menjaga diriku sendiri.
Aku juga tidak akan jatuh sakit lagi. Tapi Kak Gimyung tidak mendengarkanku, dia bersikeras untuk selalu mengikutiku dan harus ingin tau semuanya. Aku menghela nafasku pasrah, Kak Gimyung adalah orang yang tidak bisa dibantah.
"Sudah selesai? Ayo pulang" Tanyanya seraya menggandeng tanganku keluar dari apotek. Aku hanya mengangguk saja.
"Jangan pergi kemana-mana lagi, sudah ini langsung istirahat, tidur" Ucapnya lagi.
Aku menolehkan kepalaku menatapnya, aku tidak setuju, karena tujuanku setelah ini adalah mau membantu Kak Taerang lagi, karena Kak Minji masih sakit dan belum bisa kembali bekerja.
"Apa? Aku sudah ini mau membantu Kak Taerang lagi Kak"
"Membantu lagi? Kamu masih sakit, lagipula Kak Taerang bisa bekerja sendiri"
"Aku nggak sakit lagi, aku sudah sehat kak. Dan juga Kak Taerang tidak bisa bekerja sendirian karena Kak Minji belum kembali bekerja, bagaimana jika Kak Taerang jatuh sakit juga karena bekerja sendirian?"
"Tidak. Kamu masih belum sehat, harus istirahat dan jangan pergi kemanapun!" Titahnya.
Aku mengerucutkan bibirku kesal dan berhenti berjalan, dia yang menggandeng tanganku merasakan bahwa yang digandengnya tidak begeming. Kak Gimyung menoleh kebelakang mendapati sosok diriku yang cemberut.
"Hah..kenapa nggak mau nurut sedikit sih? Ini kan demi kebaikan kamu juga, kakak hanya gak mau kamu jadi tambah sakit, kenapa mau marah dengan kakak begini huh?"
"Kak tolonglah jangan begini, aku sudah tidak sakit lagi! Aku gak papa! Lihat ini, aku bisa bergerak dengan lincah! Aku bisa berputar, berlari, kayang, semuanya aku bisa!" Ucapku sambil memperagakannya.
Kak Gimyung tampak terkejut dan ingin menghentikanku, tapi aku melanjutkan lagi bicaraku dengan penuh penekanan.
"Aku ini tidak apa-apa tau! Kakak jangan begini dong! Chara sudah besar, jangan begitu ke Chara! Chara bisa menjaga diri sendiri! Kalaupun Chara kesusahan pasti Chara bakal minta bantuan Kakak! Jadi tolong jangan begini! Chara ga minta banyak-banyak kok! Cuma jangan segininya membatasi Chara, ya..? Chara bakal bilang kok mau kemana dan mau ngapain, tapi tolong jangan paksa Chara.. Chara mau bantuin Kak Taerang, Kak.." Ucapku memelas memegangi tangan nya.
Tanpa sadar kami sudah jadi pusat atensi orang-orang. Aku menolehkan pandanganku ke orang-orang yang memperhatikan kami dengan tatapan tajam, kemudian orang-orang tersebut tidak memperhatikan kami lagi.
Kak Gimyung menghela nafasnya pasrah, dia masih ingin sekali menjegal ku untuk tidak melawan keinginannya, tapi kalau sudah begini dia tidak bisa apa-apa lagi, hanya bisa pasrah, karena kalau tidak, hanya akan memperparah suasana, karena aku akan mogok bicara dengannya, yang parahnya lagi mengunci diri dan mogok makan. Malah tambah ribet kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐄𝐑𝐈𝐒𝐇 - [ 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 ]
Fanfiction[ on going ] - [ semi hiatus ] Bagimu, sosok yang kamu pikir sebagai kakak ternyata bukanlah saudaramu. Kamu hidup dalam keluarga Gabryong, tapi sebenarnya kamu bukan bagian dari mereka, bahkan tak mengenal asal-usulmu. "Meskipun kamu dipanggil adi...