Setelah selesai memotret untuk dijadikan bahan bukti, aku melanjutkan kembali perjalananku, kali ini bukan untuk mencari Park Hyungseok, tetapi mencari Nomen.
Aku tahu Ilhae dipenuhi dengan orang sinting tapi tidak sesinting ini juga mestinya, kesalku tak habis pikir dengan ulah Ilhae.
Aku membersihkan percikan darah di wajahku menggunakan blazerku sambil berjalan kembali ke stadion, Nomen pasti berada disana.
Bunyi derap langkah kaki membuatku menoleh ke kanan dan kiri dengan was-was, benar saja sesuai dugaanku, perjalanan kali ini tidaklah mudah.
Aku sedang diburu sekarang, Ilhae mengetahui keberadaanku disini, aku tetap berjalan cepat hingga sebilah pisau hampir saja menancap di pipiku, namun sedikit tergores saja.
Pipiku mengeluarkan darah, aku berbalik dan dengan cepat menghindari pisau yang dilemparkan ke arahku. Orang-orang bertopeng lagi.
Sebelumnya, Yoojin menangkap pergerakan tidak biasa di cctv, seorang perempuan. Awalnya dia pikir itu adalah Mitsuki, karena setelah beberapa saat perempuan itu terlihat sedang bersama dengan Nomen.
Jadi dia pikir itu adalah Mitsuki, namun ada yang janggal, perempuan itu bukanlah Mitsuki, sangat bukan, memang bukan.
Saat itulah dia menyadari ada yang tidak beres, setelah ia selidiki kembali, ia sadar bahwa itu adalah Kim Chara.
Yoojin segera menghubungi Nomen dan selanjutnya mengerahkan pasukannya untuk menangkap Kim Chara, gadis penyusup yang berani dan sangat nekat.
Dan saat ini, aku yang melakukan pertarungan lagi dengan pasukannya Yoojin. Aku cukup kewalahan membereskan pasukan Yoojin yang banyak dan terus berdatangan.
Aku juga banyak terluka karenanya, mereka tidak tanggung-tanggung dalam menyerang, meski pada perempuan sekalipun.
Terlalu banyak waktu yang telah kuhabiskan bertarung disini, ini akan semakin memperburuk situasiku, mengetahui bahwa aku terperangkap di wilayah Ilhae.
Karena itu aku berpikir untuk mencari celah dan kabur, saat menemukan celah itu aku segera memanfaatkannya dan berlari sekencang mungkin menjauh dari mereka.
Pasukan Ilhae masih mengejarku, ada juga yang menghadang didepan, aku melepas blazer ku lalu berlari ke depan dan membekap kepala salah satu pasukan Yoojin yang menghadangku dengan blazer ku lalu membenturkannya ke tembok.
Kemudian berlari lagi, dengan ngos-ngosan aku mengambil tongkat pemukul di lantai milik pasukan Ilhae yang terjatuh dan memukulkannya kepada siapapun yang menghalangi jalanku.
Aku merasakan rambutku dijambak lagi dari belakang, sangat sakit, aku meringis dan memukulnya dengan pemukul tadi ke kepalanya lalu tangannya terlepas dari rambutku.
Lama-lama botak juga aku jika dijambak terus begini, pikirku sambil memukulnya sekali lagi agar dia tidak bisa bangun lagi.
Setelah itu aku bangkit berdiri dan hendak melanjutkan perjalananku lagi tanpa ketahuan, sebisa mungkin menghindari pasukan Yoojin yang sedang berpatroli mencariku.
Namun sosok pria tinggi mengenakan jas dan topeng berdiri tak jauh dariku, sepertinya ia telah menyaksikan pertarunganku barusan.
Pria itu diam, lalu tiba-tiba mengejarku, aku langsung berlari menghindarinya, dia bukan Nomen. Topengnya berbeda, rambutnya hitam dan posturnya sangat tinggi.
Itu pasti anggota Ilhae yang sama peringkatnya dengan Nomen, karena ia mengenakan topeng tradisional jepang, tidak seperti kroconya yang tadi hanya mengenakan topeng biasa yang sama persis dengan gerombolannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐄𝐑𝐈𝐒𝐇 - [ 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 ]
Fanfiction[ on going ] - [ semi hiatus ] Bagimu, sosok yang kamu pikir sebagai kakak ternyata bukanlah saudaramu. Kamu hidup dalam keluarga Gabryong, tapi sebenarnya kamu bukan bagian dari mereka, bahkan tak mengenal asal-usulmu. "Meskipun kamu dipanggil adi...