08 - seo seongeoun

2.2K 398 29
                                    

Pagi ini cuaca sangat cerah, matahari dengan indahnya terbit meninggalkan keindahan yang tak dapat terjabarkan betapa indahnya. Aku menyaksikan sunrise pagi ini ditepi lautan yang indah. Kakiku kubiarkan turun menyentuh air lautan yang dingin.

"Surga dunia..betapa indahnya pemandangan ini, sunrise dan sunset adalah keindahan yang tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata" Gumamku memejamkan mataku membiarkan angin beserta cahaya menerpaku.

Entah berapa kali aku mensyukuri hidup, tapi untuk pertama kali inilah aku merasa sangat bersyukur, sangat tenang, sangat damai. Rasanya aku tidak ingin hari-hari yang tenang seperti ini menghilang.

Aku sudah muak dengan keperihan hidup yang memaksaku untuk tersenyum dikala seharusnya aku menangis, menutupi banyak kesedihan dengan tawa, membiarkan orang-orang berfikir bahwa aku adalah orang yang bahagia, walau pada kenyataannya aku berteriak hancur.

Merasa mati rasa disaat umurmu masih begitu dini bukanlah hal yang wajar, menerima banyak pukulan, keperihan, yang membuatmu dewasa sebelum waktunya, membuatmu harus melawan dan bertahan, semua itu begitu menyakitkan hingga menyisakan trauma yang mendalam.

Air mataku jatuh membasahi pipiku, teringat akan semua kejadian yang selama ini yang teramat menyakitkan. Tapi seperdetik kemudian aku cepat-cepat menghapus air mataku dan tersenyum.

"Tidak baik mengingat sesuatu yang hanya akan menyakitimu"

Aku beranjak dari dudukku, kakiku melangkah kembali menuju restaurant china tempatku bekerja. Aku sebenarnya bukan bekerja paruh waktu atau memang sengaja mencari pekerjaan, aku bahkan tidak digaji, aku hanya membantu saja. Beberapa hari ini memang restaurant sangat ramai, ditambah lagi Kak Minji yang masih belum sehat, dia mengidap penyakit yang membuatnya harus dirawat dirumah sakit.

•••

Aku mengernyitkan dahiku, Suan La Fen lagi?
Aku merasa bingung karena setiap hari pria ini selalu memesan makanan yang sama untuk sarapan nya.

"Suan La Fen? Ini makanan pedas yang tidak baik dimakan setiap hari apalagi dipagi hari, apa yang orang ini pikirkan sih? Dia mau menyakiti lambungnya ya?" Ucapku dalam hati.

"Suan La Fen 1 porsi kak!" Teriakku pada Kak Taerang dari meja kasir.

"Baik Suan La Fen 1 porsi segera datang!" Sahutnya dari dalam dapur.

Saat makanan sudah datang aku memberikan nya pada pria tersebut, tapi kali ini aku ikut duduk didepan nya.

"Suan La Fen setiap hari akan membuat lambungmu rusak, apalagi di pagi hari, itu dapat menyebabkan sembelit" Ucapku padanya saat sampai dimejanya.

Dia menolehkan pandangannya kearahku sebentar kemudian fokus kembali dengan makanannya.

Aku mendudukan diriku dikursi yang menghadap dirinya "Aku serius kak, apa kau tidak sayang dengan lambungmu? Makanan pedas ini sangat tidak baik untuk pencernaanmu! Sebaiknya kau mengganti selera makanmu dengan yang lebih sehat, contohnya nasi! Nasi akan sangat baik untuk pencernaanmu dan untuk sarapan juga, percayalah tidak akan membuat sembelit daripada memakan Suan La Fen pedas ini setiap pagi!" Ucapku menceramahinya.

"Apa pedulimu?" Jawabnya tanpa menoleh kearahku.

"Tidak sih, aku hanya memberikan pendapat saja"

"Tidak ada yang butuh pendapatmu"

What the hell? Pria ini menyebalkan sekali, padahal aku memberikan pendapat yang baik yang sangat jarang sekali kuberikan pada orang lain. Tapi bisa-bisanya dia bilang "tidak ada yang butuh pendapatmu" menjengkelkan sekali.

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐄𝐑𝐈𝐒𝐇 - [ 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang