Aku memegangi kepalaku yang sakit sambil membaringkan tubuhku diranjang. Sekarang aku berada di basecamp Big Deal. Kak Gimyung memutuskan untuk kembali ke Big Deal dan membantu Kak Sinwoo. Kak Gimyung juga ingin aku ikut dengan nya apapun yang terjadi.
Setelah kejadian tadi aku jadi banyak menangis hingga energiku terkuras habis, jadi aku hanya menurutinya saja untuk kembali ke Big Deal. Aku juga sangat lelah dan sangat ingin beristirahat.
Aku menatap langit-langit kamar sambil mengingat apa yang baru saja aku dengar tadi di rumah. Tiba-tiba saja kepalaku langsung sakit lagi, air mataku juga mengalir dengan deras lagi. Tidak ada henti-hentinya pertanyaan tentang siapa diriku, dari mana asalku, siapa orangtuaku, kenapa mereka dibunuh?
Aku menangis lagi sejadi jadinya, aku juga teringat dengan kejadian 1 jam yang lalu saat Kak Gimyung bertarung dengan Seo Seongeoun, tak kusangka ternyata sikap inferior nya itu dikarenakan salah paham yang sangat menyakitkan, hampir sama sepertiku, tapi berbeda.
Seo Seongeoun telah salah paham mengira Kim Gabryong adalah papanya, yang ternyata Kim Gabryong bukanlah papanya, selama ini dia hanya bermain dengan imajinasinya sendiri. Tentu saja itu sangat menyakitkan, dia berekspetasi tinggi sejak kecil hingga dia dewasa, itu bukanlah hal yang mudah untuk diterima.
Kembali lagi pada diriku, kisahku lebih menyedihkan, tak kusangka juga bahwa aku ini bukanlah keluarga mereka, aku adalah anak korban 'yang dibunuh' oleh Vandalas Gank atas perintah 'orang itu' siapa sebenarnya Vandalas Gank itu? Dan 'orang itu' siapa dia? Kenapa dia membunuh orangtuaku?
Aku mengusap air mataku yang jatuh kepipiku, aku mencoba menenangkan diriku, aku berusaha untuk tidak menangis dan melupakan semua ini, tapi tidak bisa, tidak semudah itu.
Hatiku sakit sekali, aku menarik rambutku menyalurkan semua rasa sakitku tapi tidak ada gunanya, menarik rambutku sendiri hingga rontok, membenturkan kepalaku kedinding, meremas tanganku sendiri dengan kuku ku sampai berdarah, semua nya percuma.
Tidak ada yang lebih sakit dibanding sakit dihatiku. Sekarang aku hanya bisa menangis meratapi diriku yang malang, sudah kuduga, jika aku bahagia sedikit saja pasti akan datang kesedihan yang teramat dalam. Sepertinya tuhan tidak ingin aku bahagia sedikit saja.
Author POV
Gimyung berdiri dibalik pintu kamar Chara, Gimyung dapat mendengar suara tangisan Chara. Gimyung tidak bisa menahan perasaannya, dia sedih dengan apa yang terjadi pada hidup Chara. Hidup yang sangat tragis.
Dia tidak bisa membayangkan hidup seperti Chara, selama ini dia membenci ayahnya karena tidak loyal kepada keluarganya saja sudah membuatnya sengsara sampai kabur dari rumah, apalagi Chara?
Dia hanya seorang gadis, dia mengalami hal tragis seperti itu dalam hidupnya, itu pasti sangat sulit. Chara tidak punya siapa-siapa lagi, kecuali dirinya. Gimyung berusaha untuk selalu ada untuk Chara apapun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan Chara. Dia bahkan rela menukar nyawanya jika itu bisa membuat Chara bahagia.
Gimyung mengusap pipinya yang basah karena air mata, dia memutar knop pintu dan masuk kedalam kamar Chara. Terlihatlah disana Chara yang sedang duduk melamun diatas ranjang dengan tatapan kosong serta air mata yang terus mengalir dipipinya.
Gimyung segera mendekati gadis itu dan memeluknya, gadis itu hanya diam saja dengan posisi yang sama. Ekspresinya menunjukkan tidak adanya semangat hidup lagi pada dirinya.
"Chara..? Hey.." Panggil Gimyung menangkup pipi Chara lalu menghapus air matanya.
"Chara..?" Tidak ada balasan dari gadis itu, dia masih setia menatap kosong kedepan dengan pikiran yang sudah kacau kemana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐄𝐑𝐈𝐒𝐇 - [ 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 ]
Fanfiction[ on going ] - [ semi hiatus ] Bagimu, sosok yang kamu pikir sebagai kakak ternyata bukanlah saudaramu. Kamu hidup dalam keluarga Gabryong, tapi sebenarnya kamu bukan bagian dari mereka, bahkan tak mengenal asal-usulmu. "Meskipun kamu dipanggil adi...