35 - telepatia

1K 193 51
                                    

Sudah beberapa minggu sejak aku bersekolah disini, aku sudah bisa menyesuaikan diri, aku juga punya cukup banyak teman, urusan dengan Vasco dan Bumjae sudah berakhir, aku memaafkan mereka dan mereka sekarang menjadi temanku.

Hubunganku dengan Hong Jay dan Park Hyung Seok sangat baik, bisa terbilang kami sangat akrab. Meskipun Hong Jay tidak pernah berbicara tapi aku bisa mengerti bahasanya, ya terlalu lama dengannya dan semakin mengenal dia aku jadi punya kemampuan bertelepati. Begitulah caraku dan Park Hyung Seok berkomunikasi dengan dia.

Seperti biasa istirahat kali ini aku bertiga dengan Jay dan Hyungseok, kami sedang menikmati makan siang bersama dikantin sambil belajar untuk ulangan harian dipelajaran selanjutnya.

Jay daritadi terus menggangguku makan, menyenggol bahuku, menarik-narik tanganku, dan mengambil makanan ku dan dibuang dengan dia. Parah sekali, padahal itu hamburger kesayanganku, aku menunggu hamburger itu 1 jam lamanya karena hamburgernya ngehitz disekolah ini, jadi harus ngantri bila ingin membelinya. 

"JAYYY!!! HAMBURGERKU! Aku menunggu satu jam untuk ini!!" Teriakku kesal memungut kembali hamburger yang dilempar Jay kelantai"

"..." Balas Jay geram, dia memasang ekspresi ngambek yang rasanya ingin sekali kutonjok. Sok imut, dasar kuning emas!

Hyungseok datang kembali ke mejaku dan Jay setelah pergi membeli minuman sebentar, dia terkejut sampai memuncratkan air minumnya.
"J-JAY..?! hamburgernya.... sa-satu jam..." Ucapnya syok, dia tahu sekali bahwa aku sangat ingin makan hamburger itu sampai rela mengantri lama.

Jay menyodorkan buku tebalnya kehadapanku, menyuruhku untuk belajar. Hyungseok juga begitu, dia memberikan buku catatannya pada Hyungseok dan diambil oleh Hyungseok dengan berat hati.

"Aku mau makan ayam.." Gumam Hyungseok dan Jay hanya memasang wajah cemberutnya pada kami berdua. Jay memang begitu anaknya, dia belajar terus setiap hari, aku sampai kewalahan menuruti kemauannya, dia menyuruhku untuk belajar juga seperti dia karena kerjaanku ngobrol terus dengan Mijin dan Haneul.

Ya si Haneul curhat terus, dia bilang dia suka pada babi dan ingin bertemu dengan babi, dia bahkan sampai meneteskan air mata karena mau bertemu babi, akhirnya aku mengajaknya pergi ke kebun binatang untuk melihat babi, tapi sampai disana Haneul malah menggeplak kepalaku, bingung aku.

Zin juga, dia setiap hari curhat denganku soal Mijin, tapi lebih seringnya minta saran dan ide-ide padaku, seperti waktu itu saat Mijin marah dengannya karena dia berkelahi, dia langsung mengadu padaku, dia panik sekali karena Mijin tidak mau bicara padanya, padahal dia sudah belikan boneka.

Aku mengusap wajahku tak habis pikir, kalau Mijin marah itu dibujuk dan minta maaf dong bukan beliin boneka! Dia mengangguk-angguk dan langsung melakukan apa yang kusuruh dan langsung begitu bahagia ketika Mijin memaafkannya.

Karena keasyikan mengobrol itulah membuatku sering ketiduran dikelas bahkan saat guru sedang mengajar sekalipun, tapi untungnya ada Jay yang selalu membangunkanku ketika guru sedikit curiga, atau mulai sadar aku tertidur.

"... (Belajar!)" Suruh Jay rese menambah tumpukan buku tebal kehadapanku lagi.

"Iya, iya!" Ucapku menurut dan langsung mulai belajar. Betapa malasnya.. baru baca satu halaman saja aku sudah mengantuk.

Aku memutar-mutar penaku dengan jari-jariku berfikir keras "Bagaimana bisa x + y hasilnya 5 ?!
x ditambah y jadinya z dong!" Jay langsung melihat buku dihadapanku dan berkonsentrasi penuh mencari alasan kenapa x ditambah y bisa jadi 5. Sedangkan Hyungseok sibuk dengan boba nya.

"Boba nya enak banget, mending beli di kantin daripada beli di buckstar, mahal" Komentar Hyungseok.

"Kau beli boba di Buckstar ? Kenapa bodoh sekali Hyungseok! Kan bisa beli boba pinggir jalan, lebih murah!" Ucapku ternganga, bisa bisanya beli boba disana.. kalau Jay sih aku gak syok, soalnya Buckstar nya malah bisa dia beli, maklum tuan muda.

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐄𝐑𝐈𝐒𝐇 - [ 𝐋𝐎𝐎𝐊𝐈𝐒𝐌 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang