prolog

25.8K 871 19
                                    

Happy reading!!

****

Azeta menatap anak laki-laki tampan berusia delapan tahun yang tengah tertidur di hadapannya. Ia ingin membangunkannya untuk mengajaknya pulang namun rasanya tak tega karena sepertinya anak itu kelelahan setelah seharian di sekolah dan bermain bersama sepupunya di rumah Omanya.

Ia mendesah pelan dan mengelus rambut anak itu lembut. Sesekali mengecup dahinya.

"Zet." Sebuah suara membuatnya teralih.

"Biarin dulu, dia capek banget." Ujar pemilik suara tadi yang tak lain adalah Alena, kakaknya. Azeta mengangguk mengerti.

Alena mendekati Azeta dan duduk di sampingnya. Turut memandangi anak laki-laki itu.

"Lama-lama dia agak mirip bapaknya, eh." Komentar Alena. Azeta tersenyum.

"Iyalah orang anaknya." Balas Azeta.

"Kamu ngga ada niat buat nyari dia, Zet? Nemuin dia." Tanya Alena. Senyum di bibir Azeta segera lenyap. Ia berubah murung.

"Aku ngga tau, Kak."

"Zet, kamu ngga bisa terus-terusan nyembunyiin ini dari dia. Gimanapun, Kiev darah dagingnya. Dia berhak tau. Dan Kiev butuh dia."

"Tapi lebih baik kayak gini, Kak. Aku ngga mau ambil resiko yang nyakitin buat aku dan Kiev. Menurutku ini udah benar. Lagipula aku bisa jadi Ayah dan Ibu buat Kiev sekaligus kayak sekarang."

Alena mendengus, setengah kesal.

"Tetep beda, Zet. Kiev butuh figur seorang ayah. Kamu ngga akan bisa gantiin figur ayah buat Kiev. Mungkin bang Albert, Dava dan Chris memperlakukan dia kayak anak sendiri daripada keponakan. Tapi tetep aja Zet itu ngga bisa di bandingin sama ayah kandungnya. Kiev juga butuh dia, Zet."

Azeta diam. Merenungi perkataan kakaknya barusan. Alena ada benarnya namun rasa takut dan kekhawatirnya jauh lebih besar.

"Aku yakin ini lebih baik." Ujar Azeta keras kepala yang membuat Alena lagi-lagi mendengus.

Alena memang tidak merasakan apa yang di rasakan adiknya itu. Yang ia tau, jika ia berada di posisi Azeta mungkin ia tidak akan sanggup. Ia mungkin tak akan sekuat dan setegar Azeta. Tapi ia iba dengan Kiev, dengan keponakannya itu. Anak seusianya sangat membutuhkan seorang ayah.

Ia hanya dapat berharap, semoga Azeta terbuka hatinya. Untuk mempertemukan anak dan ayahnya itu. Apapun resikonya.

🌻🌻🌻

Hai hai,,,
Sehat²kah semuanya?
Yang puasa, gimana puasanya?lancarkah?

Btw, sebenarnya udah pernah update ini di akunku yg lama tp ngga aku lanjut disana. Semoga disini bisa sampe tamat ceritanya.

Nah, klo gitu jangan pelit vote dan komen yaa... aku suka bacain komen kalian kok hehehehe

beautiful accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang