tiga puluh dua

2K 124 14
                                    

Mendengar pertanyaan seperti itu dari putranya, sontak Karel menatap Nadine. Ia merasa tak enak pada kekasihnya itu jujur saja.

"Sebenarnya..." Karel hendak menjawab namun Nadine ternyata mengenalkan dirinya lebih dulu darinya.

"Hai, jagoan cilik." Sapa Nadine sembari tersenyum. Ia tidak tersinggung dengan kata-kata Kiev, ia hanya takut Kiev tidak akan menyukainya. Bagaimanapun, nantinya ia juga akan menjadi ibu Kiev.

Karel pun menurunkan Kiev dari gendongannya dan Nadine mendekat sembari menyejajarkan tubuhnya dengan Kiev.

"Ini Tante Nadine. Temen Daddy Kiev." Ujarnya memperkenalkan diri sebagai teman Karel karena rasanya terlalu cepat untuk mengungkapkan siapa ia sebenarnya. Biarlah nanti itu menjadi tugas Azeta dan Karel untuk menjelaskan pada bocah tampan ini.

"Dan... sebenernya Tante ngga jahat kok. Tante ngga suka makan orang." Katanya mencoba mencandai Kiev. Namun bocah itu diam dan mengamati Nadine.

"Tapi, Tante kemarin bentak-bentak, Mommy." Ujar Kiev tak di sangka. "Kiev ngga suka ada yang kasar sama Mommy. Walaupun itu teman Daddy." Nadine dan Karel pun benar-benar dibuat kaget oleh perkataan bocah cilik itu. Tak hanya itu, Nadine langsung tampak sedih.

"Kiev," kini Karel turut menyejajarkan tubuhnya pada sang putra. "Kemarin itu cuma salah paham, nak. Tante Nadine ngga berniat untuk bentak Mommy." Bela Karel. Kiev menatap Karel, tampak tak lega dengan jawabannya.

"Apa Tante Nadine udah minta maaf sama Mommy?" Tanya Kiev.

"Justru Tante kesini mau minta maaf sama Mommy Kiev. Dan mau ngasih Kiev ini." Nadine menunjukkan paper bag Lego pada Kiev. Bocah cilik itu berkedip namun tak merespon apapun. Nadine dan Karel dibuat bingung. Mereka berdua saling pandang.

"Kiev," tiba-tiba Azeta muncul. Kiev langsung memeluk kaki Azeta.

"Masuk Rel, Nad." Ia segera mempersilahkan Karel dan Nadine tanpa basa-basi. Keduanya pun menurut. Lalu Nadine memeluk Azeta tanpa disangka-sangka.

"Maafin aku ya, Zet." Ucapnya tulus. "Aku bener-bener keterlaluan." Sesalnya. Azeta tersenyum dan membalas pelukan Nadine.

"Itu reaksi normal, Nad. Aku maklum." Azeta memaklumi. Melihat pemandangan itu membuat hati Karel terasa penuh. Ia tersenyum. Sedangkan Kiev, ia menatap kedua wanita tersebut lalu beralih kepada Karel.

"What do you think, hm?" Tanya Karel pada Kiev sembari berbisik saat Azeta dan Nadine masih mengobrol penuh arti. Bocah cilik itu mengedikkan bahu. Bertingkah seperti orang dewasa. Tapi sebenarnya Kiev berpikir bahwa kedua wanita itu telah saling memaafkan. Ia juga dapat melihat Mommynya begitu bersahaja memaafkan Nadine.

"Tapi sekarang Kiev mau terima Legonya." Ujar bocah itu kemudian. Mendadak kembali seperti bocah seusianya. Karel pun terkekeh gemas.

"Btw, kamu mau kemana Zet serapi ini?" Tanya Nadine kemudian.

"Aku harus ketemu Mas Aksi." Jawab Azeta. Aksi adalah sepupunya sekaligus atasannya.

"Pas weekend?" Heran Karel.

"Ada masalah kantor mendadak."

"Kiev boleh kita ajak jalan?" Izin Nadine. Azeta tidak langsung menjawab. Ia bertanya dulu pada putranya apakah ia bersedia?

"Kiev mau ikut Daddy dan Tante Nadine?" Kiev pun mengangguk.

"Oke. Titip Kiev ya Rel, Nad. Aku pulang ngga sampai malem kok."

Azeta mengecup kening Kiev, memberinya beberapa pesan sekaligus berpamitan kepada mereka bertiga.

"Jadi, mau kemana kita?" Tanya Karel.

"Kiev pengen kemana?" Tanya Nadine.

"Sea world." Jawab Kiev tanpa berpikir.

"Oke." Mereka menuruti.

Ketiganya pun langsung melaju ke tempat yang diinginkan Kiev.

_________

"Jadi selama nanti gue di Jepang, gue minta tolong lo wakilin gue sementara di beberapa Acara. Nanti Rengga bakal kasih Schedulenya." Ujar Aksi setelah mereka menyelesaikan beberapa masalah perusahaannya.

"Oke. Ada lagi?" Tanya Zeta.

"Gue kira sampai situ dulu." Zeta mengangguk-angguk mengerti.

"Btw, gimana bini lo?" Sepupunya itu mendesah.

"Jujur gue kepikiran. Gue perjalanan ke Jepang nanti usia kehamilannya masuk ke 38 minggu. Semoga itu anak brojolnya nungguin gue." Mendengarnya Azeta pun tertawa.

"Brojol udah kayak anak kucing aja." Aksi pun turut tertawa sekilas. Sepupu Azeta itu kini benar-benar berubah. Walaupun tidak 100% tapi ia jadi sering tersenyum. Dan itu tak lain karena sang istri.

"Kiev apa kabar, Zet?"

"Baik. Dia lagi jalan sama Daddy dan pacarnya." Mendengarnya, pria itu pun tersenyum tipis. Ia turut senang karena Kiev mengingatkannya akan masa kecilnya. Lalu ia mengambil ponselnya diatas meja dan mengetikkan sesuatu.

"Salam buat Kiev. Udah gue transfer buat dia." Katanya.

"Yaampun, Mas. Lo selalu deh." Aksi memang sering memberi putranya uang walaupun Azeta sendiri tidak kekurangan. Dan itu bukan nominal yang sedikit untuk anak seusia Kiev.

"Ngga papa." Selalu itu jawaban yang Aksi berikan.

"Makasih, Mas. Semoga hubungan lo sama bini lo selalu dijaga Tuhan dan proses kelahiran anak lo lancar." Ucap dan harap Azeta. Pria itu mengamini dalam hati.

__________

Azeta berbaring di sebelah putranya untuk membacakan buku cerita. Rutinitas setiap hendak tidur malam.

"Maka berbaik hatilah! Jangan biarkan aku begitu sedih: segeralah tulis kepadaku bahwa ia telah kembali..." Azeta membacakan kalimat terakhir pada buku Le petit prince.

"Besok Kiev mau dibacakan buku Winnie the pooh ya, Mommy." Pinta Kiev.

"Oke." Jawab Azeta saat ia meletakkan buku diatas nakas.

"Gimana hari ini?" Tanya Azeta kemudian. Ia memiringkan badannya agar dapat berhadapan dengan putranya.

"Not bad. Seru tapi lebih seru kalo ada Mommy." Azeta mengelus pipi Kiev.

"Maaf ya, sayang. Hari ini Mommy ngga bisa ikut nemenin Kiev." Bocah itu mengangguk.

"Mommy,"

"Ya?"

"Apa Tante Nadine itu pacar Daddy?" Azeta terdiam. "Kiev inget pernah ketemu Daddy sama Tante Nadine waktu diajak sama Mama Lena belanja."

"Ya." Jawab Azeta akhirnya.

"Apa Daddy akan menikah sama Tante Nadine?" Azeta mengerjap. Karel dan Nadine memang sudah tinggal bersama. Dan ia bisa melihat bahwa hubungan mereka serius.

"I think so." Tiba-tiba sisi kedua bibir Kiev tertarik kebawah. Seperti hendak menangis.

"Kenapa Daddy ngga menikah sama Mommy?"

*****

Halo, guyssss....

Aku udah update niih... kasih vote dan komen yang banyaakk.....

Oh ya btw, Aksi ada di ceritaku judulnya "Que Sera Sera". Udah pernah ku publish tp ku unpublish. Kira2 klo kupublish kalian bakal baca ngga?
Komen yaa....

Thank you....

beautiful accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang