dua puluh tujuh (part 2)

5.8K 518 39
                                    

"Terus apa, Rel? Lo mau mutusin Nadine?!" sebelum Karel sempat menjawab Azeta sudah berbicara lagi.

"Lo salah, Rel." ia memejamkan mata sembari menggelengkan kepalanya. "Lo nggak kenal bibir gue. Gue ngebales lo karena gue kebawa suasana. It doesn't mean anything." ujar Azeta separuh berdusta. Ia memang terbawa suasana tapi bukan berarti apa yang dikatakan Karel tadi salah.

"Serius, Zet?" Karel menatap Azeta tak percaya mengingat wanita itu membuka dua kancing atas kemejanya.

"Ya. Ini terjadi karena kita bahas masa lalu. Gue tau lo sayang dan serius sama Nadine. Dan gue juga suka banget sama Enzo. Jadi, nggak ada apa-apa diantara kita, Rel. Nggak pernah." Karel diam sejenak, menatap Azeta dengan tatapan menyelidik. Jika Azeta berdusta, pasti ia tidak akan menatap matanya tapi nyatanya tidak. Azeta menatapnya, tepat di matanya. Seolah mengatakan bahwa ia serius, tidak pernah ada apapun di antara mereka.

Padahal yang tidak ia tahu, Azeta mati-matian mempertahankan tatapannya agar tampak benar.

Karel membasahi bibirnya, berkedip cepat dan menelan ludahnya. Ia menjadi sendu.

"Apa... bener, selama ini lo nggak pernah butuh gue? Buat ngurus Kiev?" pertanyaan Karel sempat membuat Azeta tersentak, tapi beruntung Karel tak menyadarinya.

"Ya." jawab Azeta setelah kesusahan menelan ludahnya. Karel mengangguk, mencoba mengerti, mencoba menyembunyikan kekecewaannya.

"Nggak peduli lo butuh atau enggak, mulai sekarang gue bakal selalu ikut campur soal Kiev, Zet." ujarnya mantap. Lalu ia pun berjalan melewati Azeta, bermaksud keluar dari kamar wanita itu dengan penuh kekecewaan.

"Rel," panggil Azeta. Pria itu berhenti, tapi tak berbalik untuk memandangnya.

"Gue nggak mau liat hubungan kalian hancur apalagi dengan dalih karena keberadaan Kiev. Gue yakin lo pasti bisa ngatasin Nadine." dari belakang, Karel hanya terlihat mengangguk dan mengacungkan jari jempolnya. Ia tak mengatakan apapun dan meninggalkan kamar Azeta.

Sepeninggal Karel, Azeta merasa lemas, lututnya terasa kosong hingga rasanya tak sanggup berpijak. Sampai-sampai ia harus berpegangan pada dinding. Lalu tubuhnya merosot dan ia mulai terisak. Ia memeluk dirinya, merasakan pelukan Karel yang masih membekas disana. Merasakan sentuhan Karel yang masih terasa dimana-mana.

Ia senang Karel menganggap ada sesuatu diantara mereka. Artinya, Karel dulu sempat memikirkannya. Namun, rasanya sekarang tampak semakin rumit.

Jujur yang paling dalam, ia merindukan Karel meskipun sudah sering bertemu. Ia menginginkan Karel menjadi bagian hidupnya dan Kiev. Ia membutuhkan Karel lebih dari ia membutuhkan siapapun. Tapi, ia tidak mau egois. Ada beberapa hati yang perlu dijaga. Ada Nadine, juga ada Enzo. Meskipun hubungannya dengan Enzo seperti air mengalir, tapi Enzo menunjukkan keseriusannya. Sedangkan Karel dan Nadine, mereka benar-benar serius. Mereka sudah tinggal bersama dan sudah bertunangan. Hanya tinggal beberapa jengkal saja untuk menuju pelaminan.

Dan ia tidak menyalahkan reaksi Nadine tadi. Mungkin, ia akan melakukan hal yang sama jika ada diposisi wanita itu.

Ia mengusap air matanya.

Ia benar-benar tidak menyangka semuanya akan semakin rumit. Ia pun teringat dengan putranya.

Lagi-lagi ia mengusap air matanya dan bangkit untuk menemui Kiev.

Ia mengetuk pintunya lagi. Masih tidak ada jawaban. Namun ia tidak menyerah hingga ketukan ke empat, bocah laki-laki itu luluh dan membuka pintu kamarnya. Wajahnya sendu dan sembap. Kini, Azeta merasa putranya tampak lebih tua daripada usia sebenarnya.

"Mommy boleh masuk?" bocah laki-laki itu menjawab dengan melebarkan pintunya. Azeta pun masuk dan duduk di ranjangnya.

"Kemari, sayang." pinta Azeta pada Kiev yang masih berdiri di dekat pintu. Awalnya ia tampak ragu, tapi kemudian ia menuruti Mommynya dan duduk di sampingnya.

"Are you still mad at me?" tanya Azeta sembari mengelus rambut putranya. Kiev tampak ingin menangis namun bocah laki-laki itu menahannya.

"Apa uncle Karel itu Daddy Kiev?"

****

Lanjutan yang kemarin guys...

Komen yang banyak dong... Hehe

Vote juga jangan lupa yaaa...

❤️❤️❤️

beautiful accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang