tiga belas (Past VI)

6K 458 12
                                    

Saat membuka mata, Karel sangat terkejut mendapati dirinya dan Azeta tak mengenakan sehelai kain pun. Kepalanya terasa pening. Ia benar-benar pengar. Dan ingatannya pada kejadian semalam terputar bak kaset rusak.

Putus-Alena dan scotch-Azeta mencobanya-mereka minum bersama-mabuk-Azeta muntah-Azeta naked-jatuh-ia menciumnya-mereka melakukannya.

Ia menatap Azeta yang masih tidur dan rasa penyesalan menghampiri. Azeta memang luar biasa semalam. Sangat luar biasa. Bahkan ia masih ingat bagaimana rasanya saat kulit mereka bersentuhan dan saat tubuh mereka menyatu. Ia merasa mungkin ia akan ketagihan setelah ini. Namun lebih dari semua itu, ia khawatir, setelah ini mereka akan berbeda. Antara dirinya, Azeta dan pastinya Juno.

"Fuck!" ia menjambak rambutnya dengan frustasi.

Ia kembali menatap Azeta dengan rasa bersalah. Lalu ia turun dari ranjang dan segera memakai pakaiannya yang berserakan di lantai.

Ia bersyukur, Juno dan Alena tidak kesini dan memergoki mereka.

Setelah pakaiannya terpasang lengkap, ia pun segera meninggalkan kamar Azeta dengan perasaan tak karuan.

🌻🌻🌻

"Zet!" panggil Juno yang tiba-tiba datang, membuat Azeta yang tengah melamun hampir melompat karna kaget.

"Anjing!! Kaget gue!" ia memegangi dadanya.

"Lebay ah, lu! Makanya jangan ngelamun lu. Untung gua yang ngagetin, gimana klo setan? Bisa kesambet lo!" Azeta menatap Juno malas.

"Kan lo setannya!" Azeta bete.

"Lo kenapa sih?!" tanya Juno heran melihat Zeta yang nampak seperti cewek tengah PMS.

Azeta diam, tak mungkin menjawab Juno dengan terus terang.

"Rel!" teriak Juno dari balkon kamar Azeta saat melihat Karel terlihat memasuki pagar kontrakan mereka. Azeta menggigit bibir, jantungnya terasa berdetak tak karuan saat melihat Karel. Ingatan samar-samarnya tentang semalam menyeruak pikirannya. Dan pipinya tanpa ia inginkan merona.

Karel yang dipanggil Juno, dengan perasaan bercampur mencoba menghindari Azeta terlebih dahulu. Ia ingin mandi, menjernihkan pikirannya lalu baru menemui Azeta.

"Mau mandi." teriaknya pada Juno yang kemudian memasuki kontrakannya. Melihatnya, Azeta menggigit bibirnya, pikiran macam-macam yang buruk menghampirinya.

_______

"Juno mana?" tanya Karel yang sehabis mandi dan menuju rumah kontrakan Azeta. Wanita yang tengah asik bermain game itu mengedikkan bahu tanpa menoleh ke arahnya.

Karel duduk di ranjang Azeta, menatapnya dengan was-was dan memutuskan untuk bertanya.

"Zet," panggil Karel.

"Hmm?"

"Lo... Inget semalem?" tanyanya dengan susah payah. Azeta diam sejenak, memejamkan mata sejenak lalu baru menjawabnya tanpa gentar.

"Inget." nada suaranya terdengar biasa. Tapi tetap saja, jawabannya membuat Karel terkesiap.

"Semalem-"

"Ngga usah dibahaslah, Rel. Udah lewat ini." ujar Azeta yang seolah-olah sudah biasa melakukannya, padahal ia hanya tidak tahu bagaimana merespon dan menanggapi ucapan Karel.

Pria itu agak lega mendengarnya walaupun ia akhirnya merasa cukup canggung.

"Anjinglah, gue lupa beli rokok." kesal Juno yang tiba-tiba muncul.

"Zet, lo beli gih di warung depan sekalian beli cemilan juga."

"Lah, napa jadi gue?!" protesnya namun kemudian ia bangkit dan segera pergi membeli rokok untuk kedua laki-laki itu dan beberapa cemilan untuknya.

Sembari menunggu Azeta, mereka naik ke lantai tiga tak beratap. Mereka berdua duduk sembari memandang pemandangan malam hari.

"Jun," panggil Karel pada Juno yang tengah memainkan ponselnya.

"Hmm?"

"Menurut lo, Azeta cantik ngga sih?" Juno terkesiap mendengarnya. Menurutnya, Azeta cantik. Sangat cantik dengan penampilannya yang cuek. Bahkan ia sempat berpikir untuk menciumnya. Tapi beruntung, ia dapat mengendalikan diri.

"Hahaha." ia tertawa receh.

"Lo mikir Azeta cantik?"

"Gue nanya goblok!" kilah Karel.

"Cantik, mungkin. Tapi Azeta cewek terakhir yang gue pikir bakal gue sentuh." ujar Juno. Walaupun Azeta tomboy, tapi tetap ia ingin menjaga Azeta.

Karel mengerjap dan menelan ludah. Dulu ia juga berpikir bahwa Azeta adalah cewek terakhir yang akan ia sentuh, tapi kejadian semalam mengingkari pikirannya dulu.

"Eh, gila sih, gue dikejar anjing." Azeta naik dengan ngos-ngosan. Juno tertawa. Sedangkan Karel menatapnya, menatapnya yang sedang bercerita. Azeta selalu menyenangkan dan terdengar asyik jika sedang bercerita.

"Gue sampe jatuh, Sialan. Itu anjing udah dideket gue banget. Tapi untungnya gue berhasil kabur." ceritanya masih dengan ngos-ngosan.

Karel mengambil sebotol air putih di dekatnya dan memberikannya pada Azeta.

_______

Azeta menatap ke Juno disampingnya. Pria itu sudah mendengkur keras. Lalu ia menatap ke arah Karel, mengubah posisi menghadapnya. Cowok itu tengah berbaring telentang dengan satu tangan menutupi matanya.

Ia memandanginya, memandangi wajahnya yang tampan dan menyenangkan. Membuat bayangan kemarin malam datang kembali. Ia tersipu.

Astaga, Zet. Lo apa-apaan sih?!

Ia merutuk dirinya, tapi tak mampu mengalihkan perhatiannya dari Karel. Hingga tiba-tiba Karel menghadapnya. Dan matanya terbuka. Sontak Azeta membelalak kaget sesaat lalu mereka menatap satu sama lain. Dengan jantung yang berdetak tak karuan.

Tangan Karel perlahan naik ke sisi wajah Azeta dan mengelus pipinya.

"Lo... belum tidur, Rel?" Karel menggeleng. Sekarang, bagaimana ia bisa tidur di samping Azeta tanpa berfantasi tentangnya?

Degup jantung Azeta semakin kencang, terlebih saat Karel mendekatkan wajahnya dan mulai menciumnya lembut. Membuat Azeta terhipnotis saat bibir lembut Karel menempel pada bibirnya sebelum kemudian melumatnya.

Azeta pikir ia menyukai ciuman Karel. Cowok itu adalah first kissnya dan berciuman dengannya mulai membuatnya ketagihan.

Ya, ia ketagihan berciuman dengan sahabatnya yang juga tetangganya.

Tangan Karel dimana-mana dan sambil berciuman tubuh mereka menempel dan saling bergesekan.

"Kita kebawah?" tanya Karel dengan napas memburu. Azeta mengangguk.

"Oke, kebetulan gue bawa ini." Karel mengambil pengaman dari sakunya dan menunjukkannya pada Azeta. Cewek itu tidak bodoh mengetahui bahwa itu kondom, ia pernah melihatnya dikamar Alena.

"Gue pikir itu bukan kebetulan." ujar Azeta.

"Sialan, gue ketahuan." mereka pun terkikik pelan lalu segera turun kebawah, menuju kamar Azeta.

🌻🌻🌻

beautiful accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang