dua puluh tujuh (part 1)

4.8K 467 19
                                    

Tok tok tok

"Kiev," panggil Azeta sembari mengetuk pintu kamar putranya.

"Kiev," panggilnya lagi karena tak ada jawaban. Lalu ia merasakan sebuah tangan menarik pergelangan tangannya. Tidak kasar tapi cukup untuk membuatnya menoleh.

"Gimana sama kamu?" tanya Karel. Rautnya tampak tak terima.

"Apa?"

"Aku juga udah meringatin soal kamu jujur sama Kiev."

"Lo pikir semudah itu, Rel?" Azeta kembali menggunakan Lo.

"Lo pikir semudah itu, Zet?" balas Karel yang turut menggunakan Lo. Jika bagi Azeta jujur pada Kiev tentang Karel adalah hal sulit, maka begitu juga dengan Karel yang sulit jujur pada Nadine tentang Kiev dan hubungan mereka bertahun-tahun silam.

"Kenapa seolah-olah ini cuman salah gue padahal gue juga terbilang baru tau tentang anak gue sendiri?" heran Karel. "Seandainya lo bilang dari awal tentang dia-" Karel menghentikan kata-katanya saat Azeta menariknya menjauh dari depan kamar Kiev ke dalam kamarnya.

"Seandainya gue bilang dari awal, udah gue pastiin Kiev nggak akan ada sekarang!" mereka kembali mengungkit masa lalu.

"Kenapa lo selalu berpikir kalau gue nggak akan tanggung jawab?"

"Karena gue cuman pelampiasan lo, Karel! Dan kayak yang udah pernah gue bilang, gue tau gue hamil saat lo balikan sama Agatha dan kita berantem saat itu."

"Lo salah! Lo yang nggak pernah mau ngomongin hubungan kita! Lo yang selalu menghindar setiap gue berusaha ngomongin tentang kita." Karel sudah tak sanggup lagi rasanya untuk tidak mengatakannya.

"Hmh, memangnya apa yang perlu di omongin, Rel? Kita temen. Nggak ada yang perlu diperjelas." Karel menatap Azeta jengkel.

"Lo naif, Zet."

"Gue?!" Azeta tak terima. Dengan pergerakan tak terbaca tiba-tiba bibir Karel sudah menempel di bibir Azeta. Keduanya tersentak. Sentuhan itu mengejutkan mereka berdua. Mengalirkan arus listrik di dalam diri mereka.

Azeta tak bergerak. Kesulitan mencerna semua sentuhan secara tiba-tiba ini. Namun saat tangan Karel bergerak memegang belakang kepalanya dan bibirnya mulai bergerak melumat bibir Azeta, semuanya terasa payah, juga indah.

Sudah lama sekali Azeta tidak berciuman dan orang terakhir kali yang diciumnya adalah Karel. Ia pun membalasnya seakan ia akan celaka jika tidak melakukannya.

Rasanya bibir mereka adalah kepingan puzzle yang sempat hilang dan kembali menyatu dengan sempurna.

Sembari berciuman, Karel mendorong tubuh Azeta hingga punggung wanita itu menempel ke tembok. Mereka terus berpagutan hingga Azeta merasa bibirnya yang penuh membengkak.

Sedangkan Karel, ia tengah mengingat, ternyata rasanya masih semenyenangkan ini berciuman dengan Azeta. Jantungnya berdetak tak menentu sama seperti dulu.

Hingga kemudian...

"Stop!" tiba-tiba Azeta mendorongnya menjauh, menyadarkan apa yang telah diperbuatnya saat melihat bibir bengkak dan merah Azeta. Keduanya ngos-ngosan seolah habis marathon dan menempuh jarak berkilo-kilo meter.

"Ini nggak bagus." ujar Azeta sambil ngos-ngosan. "Ini nggak bagus." ulangnya gemetar sembari memejamkan mata dan menutupi sebelah matanya, menyesali apa yang terjadi. Terlebih dua kancing kemeja Karel terbuka karena ulahnya.

"Sorry, gue—" ucap Karel tanpa sempat menyelesaikannya.

"Bisa kita lupain ini, Rel? Anggap ini nggak pernah terjadi?" pinta Zeta.

"Hmh, ini yang gue bilang lo naif, Zet." ungkit Karel. "Jelas-jelas ada sesuatu di antara kita dan gue nggak akan lupain kejadian ini!"

"Rel—"

"Gue kenal bibir lo, Zet. Jadi jangan coba-coba lo ngelak nggak ada apa-apa sama kita!"

Sial!

Azeta tersipu tapi ia berusaha menyembunyikannya dan memasang tampang tak peduli dengan kata-kata Karel.

"Terus apa, Rel? Lo mau putusin Nadine?"

*****

Gimana part ini?

Separoh dulu ya guys...

Maaf bgt nih klo super slow update dan sekalinya updete dikit bgt. Gue nulis ni bener-bener nyempetin guys dan pas mood cukup Bagus dan lumayan masih bisa mikir. Karena klo udah capek biasanya gue ya udah bawaannya pengen rebahan aja gitu.

Maaf yaa... Chapter ini kubagi dua 🙏

Jangan lupa vote dan ramein kolom komentar yaa... Aku bacain kok komentar kalian 🥰

Love you guys 😘😘😋

beautiful accidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang