4. D-n Before Marriage

13.8K 1.4K 104
                                    

Suasana di dalam mobil tiba-tiba canggung. Ah, mungkin sejak Mingyu menciumi leher Wonwoo beberapa saat lalu. Suasana semakin mencekam karena mobil yang mereka tumpangi tiba-tiba terjebak kemacetan.

"Umm... Maaf soal yang tadi." Kata Mingyu memecah keheningan.

Wonwoo melihat Mingyu sekilas dan berdehem sebelum kembali melihat ke luar jendela. Lalu hening lagi.

"Dia mantan pacarku."

Kini Wonwoo mengalihkan seluruh atensinya pada Mingyu.

"Maaf aku malah memanfaatkanmu.."

"Kau masih mencintainya?"

Mingyu menggelengkan kepalanya. "Aku sudah tidak.. dan dia masih. Aku hanya ingin dia berhenti menaruh harapan padaku, karena itu aku memperkenalkanmu sebagai calon suamiku.. dan menciummu.."

"Apa kau akan mengundangnya juga nanti?"

"Aku sudah pamer padanya kalau aku akan menikah.. dia akan curiga kalau aku tidak mengundangnya."

Wonwoo berdehem pelan. "Benar juga.."

"Kau sendiri bagaimana? Kau akan mengundang siapa saja?"

"Tidak ada. Lagipula ini hanya sandiwara dan kau yang membutuhkan pernikahan ini. Jadi aku tidak akan mengundang siapa-siapa."

"Bahkan keluargamu?"

"Mereka sudah tahu ini pekerjaanku."

"Apa aku boleh tahu kenapa kau memilih melakukan ini? Maksudku.. ada banyak pekerjaan di luar sana."

"Pekerjaan apa yang bisa dilakukan seorang lulusan SMA selain cleaning service atau pekerja paruh waktu?" Wonwoo tersenyum hambar.

Lalu kembali hening. Hingga lalu lintas kembali lancar dan Mingyu berakhir mengantar Wonwoo hingga ke depan gedung apartemennya.

"Setelan jasnya akan aku kirim ke sini nanti." Kata Mingyu saat Wonwoo melepas sabuk pengamannya.

Wonwoo hanya mengangguk.

"Ah, dan juga.. kita akan pergi mengecek aula pernikahan kita nanti. Mungkin sehari sebelum hari pernikahan. Orang tuaku juga akan ikut."

"Ah, baiklah."

"Sekali lagi.. maaf karena sudah membuat hubungan kita menjadi canggung seperti ini."

Wonwoo hanya tersenyum tipis. "Terima kasih tumpangannya." Katanya lalu turun dari mobil.

***

Setibanya di unit apartemennya, Wonwoo langsung pergi ke kamar mandi dan melepas semua pakaiannya. Saat ia hendak menyalakan air shower, ia tiba-tiba teringat kejadian di butik tadi. Tentang tangan besar Mingyu yang memeluknya, juga tentang bibir hangat Mingyu yang menyentuh kulitnya. Wonwoo tersadar. Ia menunduk dan melihat kejantanannya yang setengah menegang.

"Sial.." Gumam Wonwoo. "Kenapa kau mengeras hanya karena membayangkannya? Akh... Kau payah, Jeon."

Wonwoo pun mengeluarkan sabun cair ke telapak tangannya lalu membalurkannya di sepanjang kebanggaannya. Matanya terpejam ketika tangannya mulai bergerak mengocok penisnya sendiri. Wonwoo mencoba kembali membayangkan Mingyu yang menyentuhnya seperti tadi. Namun, ketika gerakan tangannya semakin cepat, apa yang ia bayangkan pun semakin liar.

"Ah ahh... Shit.. M-Mingyuuuh~ hng.."

Wonwoo merutuki dirinya sendiri karena malah menyebut namanya. Tapi entah kenapa itu justru membuatnya semakin terangsang. Dia pun lanjut mendesah dengan menyisipkan nama Mingyu di antara desahannya. Gerakan tangannya semakin cepat dan cepat. Dan Wonwoo mendesah puas saat pelepasannya tiba. Wonwoo kembali mengatur napasnya sembari menatap cairan spermanya yang mengotori dinding dan tangannya.

My Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang