24. He is My Husband [END]

16.1K 1.1K 241
                                    

Wonwoo membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling. Dia merasa tidak asing dengan tempatnya sekarang. Sebenarnya Wonwoo tidak ingin percaya, tapi saat menyadari tubuhnya diikat pada kursi yang ia duduki, Wonwoo yakin kalau ia berada di kediaman Moon Junhuiㅡtepatnya di ruang bawah tanah.

Bukan sekali dua kali Wonwoo masuk ke ruangan ini. Atau mungkin bisa dikatakan jika Wonwoo tinggal di sini saat ia menjalin kontrak dengan Junhui. Ya, ini adalah ruangan di mana Junhui mengurung Wonwoo setiap kali pria itu pergi bekerja. Meskipun terletak di bawah tanah, ruangan ini selayaknya kamar tidur biasa.

Wonwoo berjengit kaget saat mendengar suara pintu terbuka. Dia lantas menoleh dan melihat Junhui masuk dengan pakaian serba hitamnya. Wonwoo hendak berbicara, namun sekali lagi ia tersadar jika mulutnya ditutup oleh lakban.

"Hai, Sayang." Sapa Junhui saat mengetahui Wonwoo sudah sadar. "Selamat datang kembali di rumah."

Wonwoo menciut saat merasakan tangan dingin Junhui menyentuh pipinya. Meskipun begitu ia tetap memberi tatapan tajam pada pria yang berdiri di hadapannya.

Kemudian Junhui mengambil kursi lain dan meletakkannya di hadapan Wonwoo. Dia duduk di sana seraya menyilangkan kaki dan tangannya.

"Huuuh... Pria yang mengaku-ngaku sebagai suamimu itu benar-benar pelit. Dia tidak mau menandatangani kontrak.. juga tidak mau mengembalikanmu padaku."

'Kau yang mengaku-ngaku di sini!' Rasanya Wonwoo ingin berteriak seperti itu.

"Aku senang karena akhirnya kau kembali padaku. Kita bisa hidup bahagia setelah ini. Kita bisa pergi ke tempat di mana hanya ada kita berdua di dalamnya."

'Orang gila.' Batin Wonwoo.

"Kita akan pergi nanti malam ke tempat itu, Sayang. Aku tidak ingin ada yang mengambilmu dariku lagi. Kau tahu.. aku sedikit posesif jika itu menyangkut dirimu, suami cantikku."

'Mingyu...'

"Ah.. melihatmu saja sudah membuatku bergairah, Sayang. Bagaimana kalau kita bercinta sebelum kita bersiap pergi ke bandara?"

'... Tolong aku!'

"Oh, mungkin seharusnya aku mengikatmu di ranjang.. dengan begitu akan lebih mudah bagiku untuk menggunakan tubuhmu." Junhui berdiri di hadapan Wonwoo. "Tapi tidak masalah. Aku hanya perlu melepaskan ikatan di kakimu agar kau bisa mengangkang selebar yang kau mau."

Junhui pun berjongkok dan melepaskan ikatan kaki Wonwoo dari kursi. Wonwoo menggelengkan kepalanya ribut. Air mata mulai berkumpul di pelupuk matanya. Dan saat ikatan terlepas, Wonwoo langsung menendang dada Junhui hingga pria itu terhuyung ke belakang. Begitupun dengan Wonwoo yang terjatuh bersama kursinya.

Dan sekarang ia menyesal. Nyatanya masih ada seutas tali yang terlilit di kedua pergelangan kakinya. Wonwoo tidak bisa melakukan apa pun sekarang. Dia bisa mendengar Junhui yang tertawa keras. Kemudian Junhui kembali menarik kursi Wonwoo dan membawanya ke tempat semula.

"Sekarang kau sudah berani melawanku, Sayang?" Junhui pergi ke belakang Wonwoo dan berbisik di dekat telinganya. "Kau tidak boleh melakukan itu, Sayang. Kau tahu apa akibatnya jika kau melawanku."

Air mata Wonwoo benar-benar mengalir sekarang. Dia mulai terisak saat merasakan bibir Junhui yang mencumbu lehernya.

"Kau masih wangi seperti biasa. Ini membuatku semakin terangsang."

'Mingyu... Kau di mana? Aku mohon.. cepat temukan aku..'

Wonwoo semakin histeris kala tangan Junhui menyelinap masuk ke dalam bajunya dan meraba perutnya dengan gerakan sensual. Apalagi ketika tangan Junhui yang lain mulai menyentuh selangkangannya.

My Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang