8. Ex

14.8K 1.2K 84
                                    

"Kau... Tidak ingat apapun?"

Wonwoo tersenyum kikuk. "Umm... Kau tahu.. aku punya kebiasaan buruk saat aku mabuk.. dan aku tidak akan mengingat apapun besoknya."

"Kau benar-benar tidak ingat?"

"Kenapa? Aku melakukan hal aneh, ya?"

Mingyu diam sejenak. "Ya.. kau memanggilku 'daddy'."

Mata Wonwoo langsung membulat. "Sungguh?!"

Mingyu mengangguk. "Lalu kau nyaris memperkosaku setelahnya."

'Aku yang nyaris memperkosamu..' Batin Mingyu.

Wonwoo menutupi mulutnya yang membulat. "K-kita.. kita me-melakukannya?"

"Tidak. Aku langsung meninggalkanmu setelah kau melepas seleting celanamu." Mingyu menunjuk selangkangan Wonwoo dengan matanya.

Wonwoo pun menunduk dan melihat celananya tidak terkait dan sedikit merosot. Dia langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"S-selain itu.. tidak ada lagi, 'kan? Aku tidak muntah, 'kan?"

Mingyu menggelengkan kepalanya.

Wonwoo bernapas lega. "Oh.. syukurlah."

Mingyu pun berdiri. "Mandilah, aku akan berangkat."

"Oh?! Bagaimana dengan sarapanmu? Tunggulah. Aku akan membuatkannya sekarang."

Mingyu langsung menahan bahu Wonwoo dan kembali mendudukkannya. "Tidak usah. Urus saja dirimu lebih dulu."

"Lalu kau akan sarapan di mana?"

"Itu urusanku." Mingyu melangkah ke arah pintu tapi kembali berhenti dan melihat ke arah Wonwoo ragu. "Ah.. apa aku boleh meminta sesuatu?"

"Apa?"

"Aku ingin makan kepiting rebus untuk nanti malam."

Wonwoo pun tersenyum dan mengangguk semangat.

***

"Apa ada hal yang menyenangkan, pak?" Tanya Hansol yang sedang mengemudi. Dia bertanya karena melihat Mingyu yang duduk di jok belakang itu terlihat tersenyum sejak ia menjemputnya tadi.

Mingyu melihat ke arah sang sekretaris dan kembali tersenyum. "Tidak ada."

"Apa kau sangat bahagia? Aku rasa kau terlihat lebih berisi daripada sebelumnya.. maksudku saat sebelum kau menikah dengan Tuan Wonwoo."

"Dia pandai memasak."

"Ah~ Pantas saja. Aku turut senang mengetahui ada yang mengurusi makananmu lagi."

"Benar.. sudah cukup lama sejak terakhir kali aku menyantap masakan rumahan di rumah. Mungkin sudah setahun berlalu sejak Jihoon tidak lagi menyiapkan makananku di rumah." Mingyu melihat ke luar jendela masih dengan senyumannya.

"Kalau boleh bertanya.. masakan siapa yang paling sesuai dengan lidahmu di antara mereka berdua?"

"Wonwoo." Mingyu menjawabnya tanpa ragu.

"Ah, omong-omong soal Tuan Jihoon.. kemarin dia menghubungiku dan memintaku untuk mengatur pertemuan kalian."

Mingyu kembali menatap Hansol. "Jihoon ingin bertemu denganku?"

"Ya.. dia bilang ingin mentraktirmu makan malam sebagai permintaan maaf karena tidak hadir di acara pernikahanmu."

"Kau tidak mengatakan padanya kalau itu pernikahan rekayasa, 'kan?"

"Tidak, pak."

Mingyu mengangguk-angguk. "Jangan sampai Jihoon tahu kalau aku menyewa Wonwoo sebagai suamiku. Pokoknya kau harus meyakinkannya kalau Wonwoo benar-benar suamiku."

My Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang