Entah siapa yang memulai, yang jelas saat ini bibir mereka sudah bertemu dalam lumatan yang begitu lembut. Mingyu menahan tengkuk Wonwoo, sedangkan Wonwoo meremat ujung bajunya. Hingga kemudian Mingyu membawa Wonwoo untuk duduk di atas paha kekarnya.
Lumatan terjalin semakin intim dan Wonwoo memeluk leher Mingyu. Tangan Mingyu sendiri kini sudah memeluk dan meraba pinggang Wonwoo dari balik kaus Wonwoo. Padahal sebelumnya Mingyu merasa baik-baik saja, tapi kini ia merasa begitu pening tepat setelah bibir mereka bersentuhan.
Pagutan terlepas dan Mingyu memeluk tubuh Wonwoo. Dia mulai mengecup leher Wonwoo, sesekali menghisapnya pelan.
"Apa aku boleh menyentuhmu?" Bisik Mingyu. Tangannya merambat ke atas dan mengusap punggung Wonwoo dengan sensual.
"Kau sedang menyentuhku." Wonwoo sedikit memiringkan kepalanya, memberi akses untuk bibir Mingyu di lehernya.
Mingyu terkekeh pelan. "Apa itu lampu hijau untukku?"
"..."
"Wonwoo?" Mingyu pun mengurai pelukannya dan menatap Wonwoo yang malah menundukkan kepalanya.
"Ini sudah cukup lama sejak terakhir kali aku melakukannya dengan pria... A-apa kau bisa pelan-pelan?"
Mingyu menyeringai. "Ayo ke ranjangmu, manis"
Mingyu pun berdiri dengan Wonwoo di gendongannya dan melangkah mendekati tempat tidur Wonwoo yang berada di pojok ruangan dekat jendela. Setelah membaringkan Wonwoo di sana, Mingyu langsung mengungkungnya.
Bibir mereka kembali bersatu dalam sebuah lumatan yang basah dan cukup kasar. Mingyu memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Wonwoo. Dia menyingkap kaus Wonwoo hingga ke atas dadanya. Dan Mingyu menyentuh dada Wonwoo, untuk yang kedua kalinya.
Mingyu menegakkan tubuhnya, melepas kaus Wonwoo, dan melemparnya ke bawah ranjang. Dia melakukan hal yang sama pada kemejanya. Dan mata Wonwoo langsung tertuju pada tubuh kekar Mingyu yang sangat berbanding terbalik dengan miliknya.
"Kenapa? Kau ingin menyentuhku?" Tanya Mingyu dan Wonwoo menggelengkan kepalanya ribut.
Mingyu terkekeh lalu menarik Wonwoo agar duduk. Dia mengambil tangan Wonwoo dan membawa jemari lentik itu untuk menyentuh benda keras yang berada di selangkangannya.
"Sentuh aku.. Wonwoo."
Wajah Wonwoo langsung memerah hingga ke telinganya. Perlahan Wonwoo membuka kaitan dan resleting celana bahan Mingyu, kemudian menurunkannya berikut dalamannya. Mata Wonwoo berbinar saat melihat kebanggaan Mingyu yang mengacung tegak seperti menantangnya.
"Kau sudah melakukan seks dengan berapa orang pria?" Mingyu membawa tangan Wonwoo untuk menggenggam penisnya.
"E-entahlah.. aku tidak pernah menghitungnya."
"Bagaimana?"
Wonwoo pun mulai menggerakkan tangannya mengurut penis Mingyu. "Hanya dua kali aku menjadi dominan.. dan selebihnya aku jadi submisif. Dan ya.. itu pengalaman yang cukup mengesankan."
"Kau lebih menyukai menjadi pihak mana?"
"A-aku tidak yakin.."
"Kalau begitu.. sekarang aku akan membuatmu lebih menikmati menjadi pihak bawah." Mingyu menyeringai lalu mendorong kepala Wonwoo mendekati selangkangannya. "Kulum."
Wonwoo pun membuka mulutnya dan memasukkan penis Mingyu ke dalam mulutnya tanpa ragu. Dia mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Kemudian Wonwoo menggunakan lidahnya untuk membelai batang berurat itu. Lalu kembali mengulumnya dan menghisapnya hingga pipinya mencekung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband [✓]
Fanfiction🔞[MEANIE]🔞 Pekerjaan yang Wonwoo lakukan ini terbilang cukup langka. Wonwoo menyediakan "jasa" bagi siapa pun yang memiliki uang. Dia membiarkan dirinya disewa oleh orang lain untuk dijadikan suami yang terikat oleh kontrak. ______________________...