17. Love Me

12K 1.2K 72
                                    

Malam ini, Mingyu dan Wonwoo menyantap makanan mereka dalam keheningan. Setelah sekian lama, kecanggungan kembali melanda hubungan mereka. Ini semua karena ajakan Mingyu tadi siang. Wonwoo belum menanggapinya hingga detik ini.

"Apa kau ingin aku menarik ucapanku tadi siang soal ajakanku?" Tanya Mingyu kemudian.

"Aku tidak.. tahu.." Wonwoo menundukkan kepalanya.

"Apa kau tidak percaya padaku?"

"Bukan. Aku hanya... Ini terlalu tiba-tiba.. tentang ajakan itu.. juga tentang kau yang tiba-tiba mencintaiku."

"Jadi kau tidak yakin dengan perasaanku padamu?"

Wonwoo mengulum bibirnya dan menatap Mingyu takut-takut.

Mingyu menghela napasnya panjang. "Kau benar. Ini semua terlalu tiba-tiba. Bahkan ini belum genap dua bulan sejak kita bertemu. Aku terlalu buru-buru. Maafkan aku."

Wonwoo menggelengkan kepalanya ribut. "K-kau tidak harus meminta maaf padaku. Dan aku.. aku tidak bermaksud untuk menolakmu.. hanya saja..."

"Baiklah. Aku akan menarik kembali ucapanku. Tentang aku yang mengajakmu mendaftarkan pernikahan kita.. juga tentang aku yang mengatakan kalau aku mencintaimu. Aku akan menariknya kalau itu semua membuatmu tidak nyaman."

Wonwoo membuka mulutnya tapi tak ada satu pun kata yang keluar dari sana. Dia memberi tatapan tidak enak pada Mingyu yang membawa piring kotornya dan memasukkannya ke dalam mesin pencuci piring. Mingyu bahkan langsung berlalu ke kamarnya.

Wonwoo menghela napasnya. Setelah diam dan berpikir selama beberapa saat, Wonwoo melakukan apa yang Mingyu lakukan tadi lalu menyusul ke kamar. Dia melihat Mingyu yang sepertinya baru keluar dari kamar mandi. Mereka pun bergantian menggunakan kamar mandi.

Selesai mencuci wajah dan menyikat gigi, Wonwoo keluar dari kamar mandi dan melihat Mingyu yang sudah meringkuk di dalam selimut. Wonwoo pun mengambil tempat di sisi lainnya lalu berbalik menghadap Mingyu yang membelakanginya.

"Kau marah?" Tanya Wonwoo pelan.

Mingyu pun menoleh ke belakang. Dia membalik tubuhnya seraya bergeser mendekati Wonwoo. Dia menepuk-nepuk lengan atasnya, menyuruh Wonwoo berbaring di sana. Tetapi Wonwoo tidak menurut dan hanya menatap Mingyu dalam diam.

"Aku tidak marah, Wonwoo. Aku hanya merajuk."

"Apa kau anak kecil?" Kata Wonwoo sembari mendekat ke dekapan Mingyu.

"Bukankah tadi aku terlihat seperti anak anjing?"

"Tidak."

Mingyu terkekeh pelan lalu mengecup dahi Wonwoo. Wonwoo pun mendongak menatap Mingyu. Dia mengangkat tangannya dan menangkup sebelah pipi Mingyu.

"Mingyu, aku..."

"Hm?"

"Jangan tarik ucapanmu, Mingyu.."

"Yang mana?"

"Dua-duanya. Tunggu aku..." Wonwoo mengecup bibir Mingyu. "Dan cintai aku." Wonwoo mengecup bibir Mingyu lagi sebelum melumatnya pelan.

Mingyu meraih tengkuk Wonwoo dan membalas ciumannya. Ciuman yang awalnya lembut kini berubah menuntut. Mingyu bangun dan berpindah mengungkung tubuh Wonwoo.

Tangan Wonwoo terangkat memereteli kancing baju tidur Mingyu. Kemudian dia melepas kancing piyamanya sendiri. Sementara itu Mingyu sudah menjelajahi rongga mulut Wonwoo dengan lidahnya.

Pagutan terlepas dan mereka saling menyelami manik masing-masing selama beberapa detik. Wonwoo meraih kepala Mingyu seraya mendongakkan kepalanya sendiri. Dia membimbing kepala Mingyu dan menenggelamkan wajah Mingyu di lehernya seraya berbisik.

My Husband [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang