Shock

5.1K 989 251
                                    

Vote juseyo~ 😚😚😚

💸💸💸

"Pagi, Dek Tian."

"Pagi juga, A Tama," jawab Tian sambil tersenyum.

"Dek Tian kayaknya kecapekan, ya?"

"Hah? Kecapekan kenapa?"

"Kecapekan karena terus lari-lari di pikiran Aa Tama."

Tian tertawa. "Ah, A Tama bisa aja. Mana bisa kayak gitu, sih?"

"Bisa, dong. Buktinya aja semalem Aa Tama kurang tidur karena mikirin Dek Tian terus."

"Heh! Gak bosen kamu gangguin Tian?!" Omel Jonathan yang baru saja keluar rumah. Tensinya langsung naik saat melihat dedemit sedang berusaha menggoda sang suami.

"Buat apa bosen? Saya 'kan emang suka sama Tian."

"Tam, kamu emang bener-bener mancing jiwa preman saya keluar, ya. Mau bagian mana yang dihajar duluan?" Tanya Jonathan sambil menggulung lengan kaos hingga otot tangannya terlihat.

Tian yang panik akan terjadi baku hantam berusaha mencari bantuan. Dilihatnya, kebetulan Juna keluar rumah karena hendak pergi ke warung sayur.

"Juna! Bantuin saya ngelerai mereka!" Pekik Tian.

Juna yang melihat Jonathan dan Tama sudah berancang-ancang akan berkelahi segera masuk lagi ke rumahnya untuk memberi tahu Hendery.

Tian yang melihat itu mengira jika Juna dan Hendery akan membantu melerai. Tapi benar kata orang, kita tidak boleh berekspetasi terlalu tinggi karena nyatanya keberadaan Juna dan Hendery sama sekali tidak berguna.

Mereka berdua malah bawa gorengan dan dua cangkir teh ke teras.

"Semangat, Jo! Jangan sampe kalah! Inget suami dan anak yang haknya perlu dibela!" Hendery berteriak.

"Tama semangat! Demi memperjuangkan harga diri, jangan mau kalah sama Jonathan!" Seru Juna berusaha mengompori.

"Kalian kok bukannya ngelerai?!" Protes Tian yang tak mengerti dengan jalan pikiran pasangan aneh itu.

"Gak seru atuh kalau langsung dibubarin gitu aja mah, Tian. Mendingan kamu kesini ikut nontonin mereka. Ada bala-bala kesukaan kamu juga, loh," ucap Juna mencoba menarik perhatian Tian.

"Bener tuh, ditambah minum teh manis anget juga. Beuh, mantap banget. Ayo sini," ajak Hendery sambil nyengir kuda.

Tian jadi bingung. Mending ikut ngopi atau ngelerai suaminya sama Tama?

Kalau dipikir-pikir lagi sih, Jonathan sama Tama emang udah sering berantem dan Tian juga bosen ngelerainya. Jadi kali ini, dia emang mendingan ikut ngopi bareng Hendery sama Juna.

"Ya udah deh, saya kesana."

Juna dan Hendery tersenyum senang saat Tian memilih bergabung bersama mereka. Sementara Jonathan dan Tama bener-bener udah gak bisa lihat situasi sekitarnya karena udah baku hantam.

"Udah santai aja dulu disini. Kalau mereka udah kelar berantemnya, baru deh kamu samperin," ucap Juna saat Tian sudah duduk di sebelahnya.

"Bener tuh. Ayo dimakan bala-balanya," ucap Hendery mempersilahkan.

"Sebentar ya, Tian. Saya buatin kamu tehnya dulu."

"Makasih, Juna."

Akhirnya pagi itu, Tian, Juna dan Hendery malah menonton acara tinju yang dimainkan oleh Jonathan dan Tama. Anak-anak juga udah pada berangkat sekolah makanya mereka bisa nyantai kayak gitu.

[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang