Diganggu

4.8K 907 91
                                    

💸💸💸

"Gimana perkembangan Rendra?"

"Tian bilang sih dia udah mulai berubah jadi lebih baik sedikit demi sedikit. Anak kita udah bisa ngehargain sesuatu dan mulai timbul rasa simpati. Rendra juga katanya udah mulai belajar masak dan ngerjain pekerjaan rumah," jawab Wirya sambil menyuguhkan teh pada suaminya.

Yudha tersenyum dan mengangguk. "Aku seneng dengernya. Ternyata cara terakhir kita ini berhasil."

"Iya, tapi aku takut reaksi Rendra nantinya kalau tahu ini semua rekayasa. Kamu tahu 'kan kalau dia paling gak suka dibohongin?"

"Hm, tahu. Kamu gak usah pikirin itu, ya. Biar aku yang pikirin cara buat bilang baik-baik sama Rendra."

💸💸💸

Kamis pagi, Rendra milih berangkat sendiri ke sekolah. Dia berangkat lebih awal dari yang lainnya karena ada jadwal piket. Alasan lainnya sih, dia mau menghindar dari Jevano karena masih malu kalau nanti ketemu.

Padahal Hanan udah ngasih tahu biar mereka berangkat bareng-bareng apalagi Rendra belum terlalu fasih sama daerah sini. Cuma anak Om Yudha itu emang agak ngeyel jadi sama sekali gak nurut apa kata Hanan.

Sewaktu Rendra sedang menikmati sejuknya udara pagi, tiba-tiba ada orang yang berdiri di sebelahnya dan langsung merangkul pundaknya.

"Pagi, Rendra! Sendirian aja, nih?"

"Gak usah sokap. Singkirin tangan lu," jawab Rendra ketus dan menjauhkan tangan Hadi dari pundaknya.

Tak menyerah, Hadi malah mengenggam tangan Rendra dengan sangat kuat.

"Ayo pergi ke sekolah bareng gue, Ren."

"Lepasin, bangsat! Gak usah pegang-pegang tangan gua!" Protes Rendra sambil memukul tangan Hadi yang menggenggam tangan sebelah kanannya.

"Gak mau, nanti lu kabur."

"Emang!" Jawab Rendra kesal dan masih berusaha membebaskan tangannya dari genggaman Hadi.

"Udahlah, Ren. Apa susahnya sih diem biar kita cepet sampe sekolah."

"Gua gak mau ke sekolah bareng elu! Bisa lepasin gak?!"

"Engga."

"Hey, kalau dia minta lepas itu ya dilepasin bukannya tetep dipegang," sahut seseorang.

"Urusannya sama lu apa?" Tanya Hadi sinis.

"Urusannya? Dia itu adik saya, jadi wajar dong kalau saya lindungin?"

Hadi berdecak sebal dan langsung melepas genggaman tangannya dari Rendra. Dia juga langsung pergi karena males ngelihat orang yang menurutnya sok jadi pahlawan itu.

"Sakit gak tangannya?"

"Lumayan, sih. Makasih Kak Arka," ucap Rendra sambil tersenyum.

"Sama-sama. Lain kali berangkatnya bareng sama yang lain, ya? Kalau mau berangkat pagi, kamu bisa berangkat bareng Kakak. Kakak khawatir kamu diapa-apain lagi sama Hadi."

Rendra menganggukkan kepalanya. "Iya, aku ngerti."

"Ya udah, ayo sekarang lanjut jalan lagi. Kamu udah sarapan?"

"Belum sempet, hehe."

"Eum, mau coba sarapan di kantin? Ada menu legend yang dijual di sana."

"Boleh, boleh! Ayo, Kak!" Ajak Rendra semangat.

💸💸💸

Selama pelajaran berlangsung, kerjaan Rendra hanya tertidur. Ini adalah kebiasaan lamanya jika sedang belajar di kelas. Kalau di sekolah yang dulu ia akan dimaklumi, maka di sekolah barunya tentu berbeda.

[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang