Mulai Sadar pt. 2 + Cemburu

5K 858 89
                                    

💸💸💸

Jevano dan Naresh sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Tugas mereka di tempat ternak kambing gak terlalu banyak makanya bisa pulang lebih cepet dari perkiraan.

"Luas juga ya ternyata peternakan punya Om Tama," puji Jevano.

Naresh mengangguk. "Iya tapi Papah punya tempat segitu luas juga perlu usaha, Jev. Papah mulai semuanya dari nol sampai bisa dibilang berhasil kayak sekarang. Makanya gua sama Kak Arka berusaha buat gak ngehamburin uang karena kita tahu gimana susahnya Papah. Ditambah, gua sama Kak Arka juga gak mau bikin Papah makin repot sebagai seorang single parent."

Jevano menatap Naresh dengan tatapan kagum. Sepupunya ini emang punya kepribadian yang dewasa dan perhatian makanya gak salah kalau banyak yang baper sama sikapnya termasuk Rendra mungkin.

Bugh!

Naresh memukul punggung Jevano. "ELU NGAPAIN SENYUM-SENYUM SAMBIL LIATIN GUA?!"

"BANGSAT! SAKIT, ANJING!"

"ELU BIKIN GUA TAKUT, BEGO!"

"TAPI GAK USAH MUKUL JUGA, TOLOL!" Protes Jevano.

"Uhm, punten. Kalian bisa bantuin saya gak, ya?" Sahut seseorang pelan karena takut menganggu mereka berdua.

Naresh menolehkan kepala lalu tersenyum lebar. "Mau dibantu apa ya, Cantik?"

"Dasar buaya kelas kakap," respon Jevano yang melihat Naresh sambil menggulirkan bola matanya.

"Sebenernya saya agak kesusahan naikin keranjang ini ke sepeda," jawabnya sambil menunjuk dua buah keranjang berisi pepaya. Sepertinya ia baru saja memanen buah berdaging oranye tersebut.

"Eh, mau kamu bawa kemana? Emangnya nanti sanggup gowes sepedanya?" Tanya Naresh pada gadis itu.

"Mau dibawa ke balai desa dan kayaknya sanggup sih, hehe."

"Ya udah, biar aku aja yang bawa sepedanya. Kamu jalan di sebelah aku bareng si kunyuk itu, ya," suruh Naresh sambil menunjuk Jevano yang sedang berjongkok memainkan daun putri malu.

"Gak ngerepotin?"

"Engga, tenang aja. Lagian Naresh gak mungkin ngebiarin cewek secantik kamu bawa beban berat kayak gini, hehe," jawabnya sambil cengengesan. Gadis yang diajaknya mengobrol pun tersenyum kecil. Ternyata kabar burung yang ia dengar benar adanya, Naresh memang pemuda yang ramah dan senang membantu. Walaupun diselingi gombalan gak bermutu miliknya.

"Oy, Jevan! Angkatin itu dong," pinta Naresh yang sudah duduk di jok sepeda.

"Hm," jawab Jevano malas dan langsung mengangkat keranjang tersebut lalu diletakkan di jok belakang sepeda.

"Oke, sip. Elu sama cewek ini jalan ke balai desa, ya. Gua bakal duluan kesana bawain pepayanya."

"Iya," jawab Jevano lagi.

"Gua duluan, Jev. Aku tunggu di balai desa ya, Geulis," sahut Naresh sambil mengedipkan matanya pada gadis itu sebelum benar-benar pergi meninggalkan dua orang yang diselimuti suasana canggung.

💸💸💸

"Mau makan dulu gak, Ren?" Tanya Hanan saat melihat Rendra baru saja keluar kamar mandi sambil mengusak-usak rambutnya yang basah dengan handuk.

"Nanti ajalah pulang kerkom. Setengah jam lagi, nih."

"Kerkom dimana?"

"Katanya sih di rumah Hadi."

"Wah, mantap. Biarpun rese, kalau kerkom di rumah si Hadi makanannya terjamin, Ren."

Renjun menggantungkan handuknya dan mengendikkan bahu. "Tetep aja gua males apalagi ada si Jevan."

[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang