Vote, juseyo~ Persiapkan diri juga, chapter ini sekitar 1,6k words
💸💸💸
"HATCHI!!!"
Suara bersin Jevano membuat geger seluruh penghuni rumah. Dari semalam, hidungnya terasa gatal dan memerah. Mungkin ini efek samping karena hujan-hujanan bersama Rendra sepulang dari rumah Hadi.
"Duh, elu kayaknya hari ini gak akan berangkat sekolah, ya?" Tanya Naresh melihat Jevano dengan khawatir.
"Iya—hatchii!" Jawabnya dan bersin kembali tepat di depan wajah Naresh.
"Sialan! Kalau mau bersin tutup dulu, anjir!" Protes Naresh sambil mengelap wajahnya menggunakan tisu. "Nyebar-nyebarin virus aja."
"Heh, anak orang lagi sakit kok malah dimarahin," sahut Tama yang datang ke kamar Jevano.
"Abisnya Jevano gak ada akhlak banget, Pah. Masa dia bersin di depan muka aku yang udah ganteng ini?" Jawab Naresh sambil menunjuk wajahnya.
"Kamu anak siapa, sih. Kok pedenya keterlaluan."
"Anak Papah Tama. Udahlah, aku pergi dulu ya, keburu telat."
"Iya hati-hati. Langsung pulang, jangan kelayapan dulu."
"Siap, Kapten! Uang jajannya?"
"Bukannya udah?"
"Buat yang kemarin emang udah tapi hari ini 'kan belum. Jangan ngadi-ngadi deh, Tama."
Pletak!
"Dasar gak sopan. Tuh ambil," ucap Tama sambil memberi selembar uang berwarna hijau.
Naresh mengusap-usap dahinya lalu tersenyum cerah. "Thankyou, Tama! I love you!" Pekiknya dan segera berlari sebelum kena tabok lagi.
"NARESH! GAK USAH PULANG SEKALIAN!" Tama berteriak lalu mendengus kesal saat mendengar suara tawa Naresh yang menggelegar. "Kamu sendirian di rumah gapapa, 'kan?"
"Gapapa, Om. Hatchii!"
"Aduh, Om jadi gak enak harus ninggalin kamu tapi di tempat ternak lagi sibuk banget."
"Santai aja, Om. Aku udah biasa ngerawat diri sendiri."
Tama menatap iba keponakannya. Dia jadi makin gak enak hati buat ninggalin Jevano sendirian di rumah dalam kondisi sakit kayak gini.
"Uhm, sebentar. Om mau ke rumah Dek Tian dulu."
"Mau ngapel, Om? Katanya Om lagi sibuk. Hatchii!"
"Enak aja, siapa yang mau ngapelin, sih? Anak kecil mending diem, deh. Lagian kamu itu sakit tapi masih sempet ngeledek."
"Hehehe—HATCHI!" Jevano kembali bersin dan langsung mengelap hidungnya sementara Tama keluar dari kamar Jevano dan segera mengunjungi rumah tetangganya. Saat melewati rumah Hendery, terlihat sang pemilik rumah sedang bercocok tanam sambil berjongkok di halaman.
"Kali ini nanem apalagi, Hen?"
Karena saking seringnya Hendery berkebun dan sudah menjadi kebiasaan juga, Tama sampai hapal makanya langsung menanyakan tanaman apalagi yang suami Juna itu tanam.
"Eh, Tama. Ini nih, Juna minta saya nanem daun bawang."
"Oh, semangat berkebun. Saya mau ke rumah Jonathan dulu."
"Mau ngapain?" Tanya Hendery semangat sambil meletakkan pacul kecilnya. Dia udah ngira bakal ada perang lagi, 'kan itu tontonan yang gak boleh sampai ketinggalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)
FanficKarena hidupnya yang sudah bergelimang harta sedari kecil, Rendra dan Jevano tumbuh menjadi pemuda yang gemar menghabiskan uang. Hal itu tentu membuat para orang tuanya frustasi karena merasa tidak berhasil mendidik anak. Demi kebaikan mereka di mas...