Malah Emosi

4.3K 872 215
                                    

Vote-nya jangan lupa, yaaa. Makasii

💸💸💸

Malam hari di kota yang berbeda, terlihat empat orang dewasa sedang duduk menikmati makan malam di restoran berbintang. Mereka terlihat sedang berbincang dan sesekali bersenda gurau.

"Kamu kangen Rendra gak?"

Yudha menatap lawan bicaranya sambil mendengus kecil. "Perlu banget ditanyain? Ya kangenlah. Jangan bilang kalau kamu gak kangen Jevano?"

Jayden tertawa. "Iya hahahaha. Gak ada Vano keadaan rumah jadi tenang. Saya jadi bisa berduaan terus sama Dirga," jawabnya sambil mencolek dagu suaminya.

"Kasihan banget calon mantu saya punya Papah kayak kamu," ujar Yudha.

"CALON MANTU?!"

Wirya menganggukkan kepala. "Iya, calon mantu. Kita mau Jevano nikah sama Rendra."

"HAH?! EMANGNYA VANO MAU?!"

"Lah, ketinggalan berita banget ini bapak-bapak. Lagian ngapain juga Jevano nolak anak saya yang manisnya tiada tara?" Yudha menjawabnya dengan bangga.

"Serius, Dha. Vano emangnya suka sama Rendra?"

"Saya jadi penasaran, kamu selama ninggalin Jevano di kampung tetep pantau dia gak?"

"Engga."

Dirga yang mendengar itu melotot kaget. "KAMU GAK PANTAU VANO?! JADI KAMU NGELEPAS DIA GITU AJA?!" Tanya Dirga sampai berdiri dari kursi. Membuat beberapa pengunjung yang dekat dengan meja mereka sempat teralihkan perhatiannya.

Jayden yang melihat kemurkaan sang suami pun ikut berdiri dan memegang pundaknya. Dia mengelus-elus bahunya pelan supaya Dirga tidak terlalu emosi.

"Tenang, Sayang. Duduk lagi yuk," bujuknya. Setelah Dirga kembali duduk dan jauh lebih tenang, Jayden pun berbicara padanya.

"Maaf, aku cuma bercanda doang barusan, gak mungkin aku ngebiarin Vano disana tanpa pengawasan. Hanya untuk masalah Vano suka sama Rendra, aku sama sekali gak tahu."

"Kamu beneran?"

"Iya. Aku tahu kalau Vano sekarang udah jadi anak yang jauh lebih baik. Aku udah denger semuanya dari Tama. Rencana kita kali ini berhasil."

Dirga tersenyum hangat. Akhirnya. Namun, dia tiba-tiba teringat bagaimana jika Jevano mengetahui hal ini semua adalah setingan belaka.

"Kenapa, Dir?" Tanya Wirya saat memperhatikan senyuman Dirga seketika perlahan luntur.

"Aku cuma takut sama reaksi Vano kalau tahu dia dibohongin sama orang tuanya sendiri."

Wirya, Yudha dan Jayden menghela napasnya. Mereka juga memiliki ketakutan yang sama. Mereka takut melihat reaksi kecewa anak-anaknya saat tahu selama ini telah dibohongi.

"Kayaknya kita harus atur jadwal buat pergi ke kampung. Siap gak siap, kita harus ngasih tahu semuanya ke Rendra sama Jevano. Kalau dibicarain baik-baik, mereka mungkin bakal ngerti," ujar Yudha.

"Ya, semoga."

💸💸💸

"Na?" Panggil Jevano sambil mengetuk pintu kamar Naresh.

"Naresh?" Panggilnya lagi karena sepupunya tidak menjawab apalagi membukakan pintu.

"Jevano."

"Ya? Kenapa, Om?"

"Naresh kayaknya udah tidur, deh."

"Jam segini? Tumben."

"Kecapekan dia, tadi banyak banget yang harus dikerjain."

[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang