Kiw, kiw! Votenya jangan lupa, ya~
💸💸💸
"Kalian kenapa bisa pingsan gini, sih?" Tanya Tian saat Rendra dan Hanan sudah siuman.
Pada akhirnya mereka berdua memang dibawa pulang oleh Jevano dan Naresh karena di sekolah mereka UKS-nya tidak ada ranjang untuk orang sakit.
"Mah, semalem Mamah lihat Jevano, 'kan?" Hanan malah langsung bertanya.
Tian mengangguk. "Iya, 'kan Mamah juga yang panggilin Rendra ke kamar."
Hanan dan Rendra segera lihat-lihatan. Tuh 'kan, berarti tadi malem mereka emang gak salah.
"Waktu Mamah bukain pintu, ada yang aneh dari Jevano gak?"
Tian mengetuk-ngetuk dagunya. "Aneh, ya? Uhm... Gak ada, sih. Dia kayak biasa aja."
"Keren juga itu setan," gumam Rendra.
"Emang kenapa, sih? Kok bawa-bawa Jevano?"
Hanan menghela napasnya dan mulai bercerita tentang kejadian semalam lalu dihubungkan dengan kejadian rumah pohon beserta fakta terbaru yang dibilang Jevano.
"Oh, ya udahlah. Mungkin itu sambutan selamat datang. Udah ya, gak usah dipikirin lagi," ucap Tian sambil mengelus rambut Rendra. Ia berusaha meyakinkan keponakannya bahwa hal yang terjadi bukanlah hal yang buruk.
"Kalian mau makan apa sekarang?" Tanya Tian karena ini sudah waktunya jam makan siang.
"Apa aja, Tan."
"Iya, terserah Mamah aja. Hanan masih pusing gara-gara masalah ini."
Rendra mengangguk setuju. "Bener banget. Ini pengalaman baru dalam hidup gua."
Tian tersenyum. "Ya udah, kalian tiduran lagi aja. Nanti Mamah bawain makanannya kesini."
"Eh, gak usah Tante. Aku sama Hanan masih sanggup kok buat jalan ke ruang makan."
"Oke deh, nanti Tante panggil kalau udah selesai masaknya, ya."
"Iya, makasih Tante Tian," ucap Rendra tulus sambil tersenyum.
"Sama-sama, Sayang."
💸💸💸
"Gua kok jadi kepikiran terus sama mereka berdua, ya," ucap Naresh saat di perjalanan kembali menuju sekolah.
"Gua juga jadi penasaran. Maksudnya Rendra ada setan yang menyerupai gua gitu semalem?"
"Bisa jadi, sih. Pulang sekolah nanti kita tanyain lagi sama mereka berdua, deh."
Jevano mengangguk mendengar usul Naresh. Sambil berjalan, Jevano tiba-tiba teringat dengan Hadi.
"Eh iya, si Hadi itu orangnya gimana?"
"Lah, ngapain nanyain dia? Jangan bilang lu suka sama Hadi," jawab Naresh lalu tertawa.
"Ngawur! Kayak gak ada orang lain aja. Gua hanya mau tahu biar bisa jagain Rendra dari dia."
"Gua gak salah denger, nih? Elu mau jagain Rendra?"
"Gak usah mikir yang macem-macem," jawab Jevano sambil menoyor kepala Naresh, "gua kayak gini karena amanat Om Yudha."
"Beneran karena amanat Om Yudha?" Tanya Naresh lagi.
"Gak usah banyak tanya, jawab aja pertanyaan gua barusan apa susahnya, sih?!"
Naresh mengerucutkan bibirnya karena Jevano gak bisa diajak bercanda. "Aish, gak seru. Pokoknya si Hadi itu anaknya rese, manja, dan egois. Kalau dia mau sesuatu, maka dia harus bisa dapetin sesuatu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)
FanfictionKarena hidupnya yang sudah bergelimang harta sedari kecil, Rendra dan Jevano tumbuh menjadi pemuda yang gemar menghabiskan uang. Hal itu tentu membuat para orang tuanya frustasi karena merasa tidak berhasil mendidik anak. Demi kebaikan mereka di mas...