SURPRISE! VOTE-NYA JANGAN LUPA, YA ><
💸💸💸
Senin pagi, Rendra dan Jevano udah nangkring di depan rumah Hanan. Bahkan matahari aja belum terbit seutuhnya tapi mereka rajin banget udah nungguin Naresh sama Yoga.
Mereka berniat meluruskan semua masalah yang terjadi sebelum berangkat sekolah dan tentu saja setelah ini mereka akan memberi perhitungan pada Hanan yang telah membuat situasi cukup rumit.
"Lama banget, sih~ Naresh tadi lagi ngapain?"
"Masih tidur."
"Lah anjir, napa gak bilang?! Tahu gini 'kan gua keluarnya nanti. Mana dingin banget sekarang," ujar Rendra sambil menggosok-gosok telapak tangannya.
"Sini gua peluk," ucap Jevano dan langsung memeluk tubuh mungil itu dari samping. Rendra mematung. Kenapa sikap Jevano sekarang tidak baik untuk kesehatan jantungnya?!
"Jevan? Elu sehat?"
"Sehat."
"Gak kesambet?"
"Engga. Lumayan anget 'kan sekarang?"
"Hm."
Jevano terkejut? Tentu. Dia bahkan gak nyangka Rendra bakal diem aja setelah dia mutusin buat peluk. Lalu dia tersenyum lebar dan menaruh kepalanya di bahu kanan Rendra.
"EH! NGAPAIN, SIH?!"
"Rendra, gua suka sama lu," bisik Jevano. Dia gak peduli mau ditolak atau engga yang penting isi hatinya sudah diungkapkan. Ditambah dia gak mau keduluan orang lain lagi. Cukup Naresh yang membuatnya ketar-ketir sebagai saingan merebut hati Rendra. Kalau Hadi gak usah dihitung, anak itu mah dilirik sama Rendra aja engga.
Mendengar pernyataan cinta yang tiba-tiba, Rendra segera menoleh dan menatap Jevano bingung. "Huh? Apaan?"
"Jevano Darmawangsa suka sama Rendra Arkatama. Paham?"
"Bercanda, ya?"
"Apa gua keliatan sebercanda itu kalau suka sama lu?"
"Engga, sih. Berarti waktu di pasar kaget, orang yang lu maksud itu gua?"
"Iya."
"Tapi kenapa?"
"Kenapa apanya?"
"Kenapa lu suka sama gua?"
Jevano menegakkan tubuhnya dan menatap mata Rendra. "Karena lu itu Rendra. Gua suka apapun yang berhubungan sama lu. Asal itu Rendra, gua pasti suka."
"Umm... lu kebawa perasaan doang mungkin."
Mata Jevano melotot karena tidak terima dengan jawaban Rendra. "Heh! Orang mah kebawa perasaan kalau diperhatiin atau diperlakukan dengan baik. Lah elu? Gua malah digalakin, dimarahin, dicuekin, dicaci, dimaki—"
Rendra membekap mulut Jevano dengan kedua tangannya. "Ssttt! Stop! Jangan dilanjut lagi!"
Melihat reaksi Rendra, mata Jevano langsung melengkung karena tersenyum. Ia memegang tangan Rendra supaya melepaskan bekapannya dan menggenggamnya. "Nah makanya, lu jangan bilang kalau gua cuma kebawa perasaan."
"Oke."
"Oke doang? Lu hanya jawab oke doang disaat gua deg-degan setengah mampus buat confess?!"
"Emangnya gua harus respon apalagi?"
"Astaga... Lu gak ada niatan buat ngasih kepastian atas perasaan gua?"
"Maksudnya lu mau tahu perasaan gua sama kayak lu atau engga gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)
FanfictionKarena hidupnya yang sudah bergelimang harta sedari kecil, Rendra dan Jevano tumbuh menjadi pemuda yang gemar menghabiskan uang. Hal itu tentu membuat para orang tuanya frustasi karena merasa tidak berhasil mendidik anak. Demi kebaikan mereka di mas...