Jalan-Jalan

4.1K 684 423
                                    

💸💸💸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💸💸💸

Don't stop the music wae meomchwo isseo
Chumchudeut doraga Life is a party so
Ttaki mwol an haedo Tick tock Tick tock
Life Is Still Going On geujeo heulleoga

"Volume musiknya naikkin lagi dong, Ren!" Pinta Hanan dari bangku paling belakang.

RETAS di hari sabtu ini akan menghabiskan waktu ke kota. Mereka akan pergi berkeliling menggunakan mobil Yudha yang sengaja Rendra minta untuk ditinggalkan saja di Kampung Neo.

Rencananya sih, pagi-pagi mereka akan mendatangi taman-taman yang ada sambil sarapan kemudian pergi ke pantai dan terakhir membantu Arka 'menembak' Hanan.

"Ini juga udah kenceng, anjir! Mau sekenceng apa lagi, hah?! Lu kata ini mobil odong-odong yang musiknya harus kedengeran sampai luar?" Tanya Naresh yang kesal karena Hanan terus-terusan ingin menaikkan volume. Bukannya apa-apa, telinganya sudah pengang mendengar nyanyian Hanan apalagi kalau ditambah musik dari speaker. Emang gak bagus duduk di bangku tengah kayak gini kalau di belakangnya ada Hanan.

"Santai, Resh. Kamu mah marah-marah terus, ih," ucap Yoga sambil mengelus tangan Naresh.

"Habisnya dia berisik banget, By. Suaranya kayak toa rusak."

Yoga memegang kepala Naresh untuk disandarkan ke bahunya. Setelah itu, ia pun menutup telinga Naresh dengan tangannya.

"Udah ya, kamu bobo aja. Kebiasaan banget suka uring-uringan kalau tidur paginya diganggu. Padahal bayi juga bukan," ucap Yoga sambil melepas sebentar tangannya yang digunakan untuk menutup telinga Naresh.

Naresh terkikik geli. "Aku 'kan bayinya kamu~" jawabnya sampai bibirnya monyong-monyong.

"Ewh, alay," cibir Hanan saat melihat tingkah menggelikan Naresh. Dia yang tadinya mau nyanyi jadi gak mood lagi.

"Matiin ajalah musiknya, Ren," ucap Hanan.

"Lah, napa?" Tanya Rendra yang sedang fokus menyetir sambil melihat spion.

"Aing udah gak mood nyanyi. Mau tidur aja."

"Oh, oke. Ya udahlah, kalian tidur dulu aja. Kalau udah deket gua bangunin."

Hanan pun ikut menyandarkan kepalanya pada bahu kiri Arka. Pemuda yang lebih tua darinya itu dari tadi diam karena tidur. Tadinya dia gak akan ikut jalan-jalan cuma dipaksa sama Hanan jadilah dia ikut. Acara 'nembaknya' juga mendadak banget karena baru direncanain tadi malem sebelum mereka berangkat.

"Kamu kalau pegel bilang, ya. Biar aku yang gantiin bawa mobilnya," ujar Jevano.

"Iyaaa. Lagian aku sama sekali gak ngerasa pegel atau capek kok. Aku malah seneng," jawab Rendra dengan senyuman bahagia. Dia memang sangat rindu mengendarai kendaraan beroda empat ini. Ia saja bahkan tak pernah membayangkan jika masih diberi kesempatan untuk mengendarai mobil lagi.

[✓] Sengaja Miskin || NoRen (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang