Cakra sedang menyantap nasi padangnya di ruang tamu usai mandi dan berganti baju kala Raka datang. Seperti biasa, tanpa memencet bel, juga tanpa memberi tahu sebelumnya. Raka tahu dengan pasti jam berapa Cakra biasanya pulang dari Tempat Teduh.
"Gue bawa kabar gembira, Cak. Tebak apa?" Adalah apa yang Raka pertama kali katakan kala ia menampakkan batang hidungnya di hadapan Cakra.
"Ada yang bilang muka lo mirip gue?"
"Kabar gembira, Cak, bukan penghinaan."
"Lo jangan berdiri jejeran sama anjing ya, Ka. Susah entar gue bedainnya."
Raka cengengesan. "Santai, brada. Gue kan abis dari birthday party temen SMA gue, terus kenalan sama sepupunya. Cantik banget buset. Pas pertama liat aja tuh, gue langsung bingung, ini gue salah masuk ke khayangan apa gimana."
"Gue sembur ini rendang ke muka lo ya, setan. Geli banget."
"Beneran, Cak, cakep banget. Dari hawa-hawanya sih, dikasih lampu ijo." Raka menaik-turunkan alisnya. "Namanya Erika. Terus biar lucu, gue manggil dia Rika. Biar azek gitu, Rika-Raka. UGHHHH, NGGAK KUWATTTTTT....!!!"
Namun dalam sepersekian detik, raut Raka berubah.
"Eh, bentar. Kan gue lagi deket sama Dede, ya?"
"Dede Sunandar?"
"Bukan, anjeng. Delana ituuuu, yang pernah gue bawa waktu kita nongkrong. Yang rambutnya diombre merah."
"Oh, yang pulangnya lo bawa ngeroom itu?"
"Emang pezinah kayak lo diingatnya yang gitu doang, monyet." Raka kesal, tapi tidak bisa membantah. "Ck. Intensitas chat gue sama Dede akhir-akhir ini udah nggak sesering dulu, sih. Tapi tetep aja, gue kan anti ghosting nggak kayak situ. Mana Rika asik banget anaknya, aku tuh jadi nggak rela untuk melepaskan. Entar salah satu dari mereka nyanyi lagi, 'pilih satu atau dua pilih aku atau dia yang engkau suka~', kan berabe, ya."
"Over satu ke gue sini."
"Lo kata apaan, kambing, dioper-oper." Raka sewot. "Menurut lo gue harus pilih yang mana?"
"Nggak usah sok kecakepan. Belum tentu mereka mau sama lo."
"Wah, sembarangan sekali congor penghancur circle orang satu ini. Gini-gini gue nih bisa baca ya gue tuh dapet lampu ijo, kuning, atau merah. Dua-duanya udah jelas banget dapet lampu ijo. Yakin gue, mah." Cakra dipanggil penghancur circle oleh Raka karena cowok itu punya rekor merusak banyak circle pertemanan banyak cewek. Alasannya adalah dia sering banget macarin teman dari mantannya. Alhasil, sang mantan dan temannya itu jadi cekcok gara-gara kelakuan tak bermoral Cakra.
"Ya lo selesaiin yang sama Dede dulu lah, sat."
"Widih, saran lo berasa orang bener."
"LO YANG NANYA PENDAPAT GUE, NYET?!"
Raka nyengir. "Tapi asli, man, gue udah sreg banget ini sama Rika. Beuh, gue rasa lo bisa-bisa kecantol juga kalau gue kenalin."
"Skip. Aku masih tim Sabira."
"Kalau lo udah nggak sayang leher, silahkan." Kalau saja Cakra, Bara, dan Raka tidak takut dengan Sabda, sudah pasti Sabira akan menjadi target utama di antara saudari-saudari milik satu sama lain. Tapi karena baru mau nanyain Sabira saja Sabda sudah menatap mereka dingin, ketiganya memilih untuk membuang angan mereka jauh-jauh.
"Tapi jujur aja ye, Cak, gue tuh agak kontra-kontra gimana gitu sama rules jangan pacarin saudara temen sendiri. Kan kalau jodoh gimana? Masa kita harus perjaka ampe mati hanya gara-gara rules itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rule #1: Don't Date Your Friend's Sister!
RomanceSabda, Raka, Cakra, dan Bara punya semacam rules tak tertulis di dalam pertemanan mereka yang dibuat akibat satu masalah yang pernah terjadi dulu: Jangan pacaran dengan saudara satu sama lain. Sejauh ini sih, peraturan tersebut bukanlah sesuatu yang...