haiii.
ayooo komen sebanyak banyaknyaaa
happy reading!!
***
Selena masuk ke dalam Tempat Teduh, mengedarkan pandangan ke sekitar untuk mencari meja kosong saat matanya justru bertemu dengan Cakra yang baru keluar dari ruangannya. Sudut bibir Cakra seketika naik, berbeda dengan Selena yang tanpa sadar langsung merapikan rambut dan bajunya meski tidak ada yang berantakan tatkala ia melihat Cakra sedang berjalan ke arahnya.
"Jakarta lagi terik abis tapi kok gue ngerasa sejuk banget, ya."
Sebuah gombalan yang sangat murahan, namun tetap saja bikin Selena tidak bisa menahan senyumnya.
"Sorry ya, Cak, semalem gue udah nyumpahin kafe lo." Adalah hal pertama yang Selena ucapkan seraya meringis tatkala teringat semalam ia mengata-ngatai Tempat Teduh tanpa tahu bahwa selain Sabda, lelaki yang ia sukai juga merupakan pemilik dari kafe ini.
Tanpa merasa tersinggung sama sekali, Cakra justru cengengesan. "Duh, kalo yang nyumpahin orang cakep kayak lo sih gue ayo-ayo aja ya, Sel. Nggak tau ya kalo mas Anang."
Mendengar respon Cakra yang masih saja bisa bercanda, Selena mendengus tanpa bisa mengatakan apa-apa. Namun meski begitu, Cakra tahu ada sesuatu yang sebenarnya ingin Selena sampaikan. Karena sebenarnya, Cakra pun sudah tahu apa yang tertahan di ujung lidah wanita itu.
"Tau gue, Sel."
Alis Selena terangkat. "Hm?"
"Nggak nyaman ya setelah tau ternyata gue adalah orang yang pernah maki-maki sahabat lo dulu?"
Di luar keterkejutannya karena Cakra bisa menebak apa yang ia pikirkan dengan begitu mudah, Selena sama sekali tidak bisa membantah. Jasmine adalah sahabatnya, seseorang yang tidak akan pernah Selena biarkan sakit hati karena siapa pun. Sudah cukup gadis itu melewati nerakanya di London, Selena tidak akan lagi membiarkan hal itu terjadi untuk kedua kalinya.
"Jasmine didn't deserved that." Selena berkata, dan Cakra mengerti.
"Kalau lo ada waktu, nanti kita bicarain soal ini, ya." Ada sedikit harap di mata pemuda itu. "Gue nggak akan bikin pembelaan soal kelakuan busuk gue ke Jasmine, tapi gue hanya nggak mau lo ngerasa nggak nyaman sama gue. Gue akan jelasin semuanya sebisa gue."
Mendengarnya membuat Selena tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. "Kenapa?"
Cakra mengernyitkan dahi, membuat Selena kembali melanjutkan kalimatnya. "Kenapa lo nggak mau kalau sampai gue nggak nyaman di dekat lo?"
Skak mat.
Cakra membasahi bibir, kehilangan kata. Bahkan ia tidak bisa mengalihkan topik dengan candaan seperti yang biasa ia lakukan saat terjebak di tengah situasi yang membuatnya tidak nyaman.
Kenapa ia harus repot-repot menjelaskan semuanya pada Selena?
Cakra bisa saja meminta Jasmine yang menjelaskan semuanya kepada wanita itu. Lagipula, mau bagaimanapun pandangan Selena terhadap dirinya, seharusnya Cakra akan baik-baik saja. Tidak akan ada yang berubah.
Jadi, buat apa ia merasa seperlu itu untuk membuat Selena mengerti?
Keberuntungan sepertinya sedang berpihak pada Cakra yang membisu tanpa kata, ketika di tengah keheningan yang membungkus dirinya dan Selena, suara Jasmine terdengar. "Sel!"
Selena menoleh, menemukan Jasmine yang sedang melangkah ke arahnya dengan Sabda yang berjalan mengikutinya.
Cakra yang semula sedang membuang satu nafas lega langsung berubah ekspresi tatkala menyadari sesuatu begitu pandangannya jatuh pada Sabda yang berdiri di belakang Jasmine dengan santai. "Bentar... Kalian bareng? Berdua doang di ruang pegawai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rule #1: Don't Date Your Friend's Sister!
RomanceSabda, Raka, Cakra, dan Bara punya semacam rules tak tertulis di dalam pertemanan mereka yang dibuat akibat satu masalah yang pernah terjadi dulu: Jangan pacaran dengan saudara satu sama lain. Sejauh ini sih, peraturan tersebut bukanlah sesuatu yang...