jadi double update begini......
bener bener nggak bisa dikasih target nih kalian wkwkwk
ini dia reward untuk kalian karena komen-komen super gemes di chapter sebelumnya!!!
walaupun chapter ini nggak pakai target, tetap komen yang banyak yaaa!!!
happy reading.
***
Cakra bergerak bosan di kasurnya. Gara-gara tidur siangnya kebablasan sampai jam 8 malam tadi, Cakra jadi benar-benar segar dan tidak ada tanda-tanda bisa tertidur lagi.
Semua timeline sosial media sudah ia cek. Puluhan notifikasi di Whatsapp Cakra biarkan begitu saja tanpa ia baca. Pesan-pesan itu berasal dari kontak wanita-wanita yang sempat—atau sedang, Cakra tidak tahu bagaimana mendefenisikannya sekarang—dekat dengannya. Tidak pernah lagi Cakra hubungi semenjak kepergian Ayah. Padahal sejak dulu, Cakra dan Raka adalah duo brengsek di dalam pertemanan mereka.
Cakra sedang merasa terlalu lelah untuk kembali berhubungan dengan mereka.
Groupchat Cakra, Sabda, Bara, dan Raka lagi sepi. Bara sudah hampir 1 minggu ini sedang berada di Los Angeles, menyelesaikan projeknya dengan seorang penyanyi internasional ternama, sementara Raka sedang sibuk mengurus cabang baru di bengkelnya. Sabda palingan sedang ngegabut di apartemennya.
Wait. Sekarang kan sudah ada Jasmine yang tinggal bersama pemuda itu. Kira-kira jam segini mereka lagi ngapain ya?
Mereka nggak mungkin aneh-aneh, kan?
Dih, buat apa juga Cakra peduli.
Ck, tapi kenapa ia jadi gusar begini membayangkan apa saja yang bisa mereka berdua lakukan di apartemen Sabda?
Bukan apa-apa. Walau lempeng-lempeng begitu, bukan berarti Sabda nggak ada bakat brengsek. Bahkan di jaman kuliah dulu, kelakuan mereka sebenarnya nggak beda jauh. Mungkin karena cowok itu punya saudara perempuan, dia jadi nggak seblangsak dulu lagi.
Cakra mendadak teringat kembali dengan peristiwa super drama yang terjadi karena pemadaman listrik minggu lalu. Bagaimana Jasmine yang hampir selalu terlihat dengan wajah sengaknya ternyata penakut juga. Memikirkan gadis itu membuat Cakra jadi mengingat juga 'cita-citanya' puluhan tahun lalu, saat ia masih duduk di bangku tahun pertama Sekolah Dasar.
Cakra tidak pernah menduga bahwa sebelum ia menuliskannya pun, cita-cita tersebut telah lama dikabulkan.
Sesuatu menggerakan Cakra untuk meraih kembali ponselnya, lantas membuka Facebook yang harus ia akses lewat browser karena terakhir kali Cakra memainkan Facebook adalah waktu SMP dulu. Kenapa Cakra masih ingat passwordnya? Soalnya beberapa tahun lalu, ia sempat membuka akun itu untuk menghapus seluruh foto dan statusnya, menyelamatkan dirinya dari tangan-tangan biadab seperti Bara yang hobi mengoleksi foto zaman Blackberry teman-temannya. Raka adalah salah satu korbannya. Cowok itu harus rela foto jametnya diupload oleh Bara di hari ulang tahunnya setiap tahun.
Cakra mengetikkan nama ibunya di kolom pencarian. Ini adalah kali pertama Cakra melakukannya. Selama ini, ia sama sekali tidak memiliki untuk mencari tahu apapun yang berkaitan dengan wanita itu, karena eksistensinya bahkan sama sekali tidak Cakra anggap ada.
Namun malam ini, Cakra akhirnya memiliki 1 alasan. Ia ingin tahu bagaimana kehidupan Jasmine dulu, sebelum gadis itu memutuskan untuk menetap di Indonesia.
Akhir-akhir ini, Cakra sedikit demi sedikit menyadari ada sesuatu yang salah. Kepindahan Jasmine rasanya terlalu... mudah. Rencana kedatangan gadis itu awalnya hanyalah untuk menepati janji pada Ayah agar berdamai dengannya. Setelah mendapat penolakan mentah-mentah dari Cakra, gadis itu jelas sudah tidak lagi memiliki alasan untuk tinggal lebih lama. Namun dengan begitu cepat, Jasmine mengambil keputusan untuk tinggal di sini. Alasan seperti harus mengganti rugi mobil Sabda jelas terlalu remeh untuk menjadi penyebabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rule #1: Don't Date Your Friend's Sister!
RomanceSabda, Raka, Cakra, dan Bara punya semacam rules tak tertulis di dalam pertemanan mereka yang dibuat akibat satu masalah yang pernah terjadi dulu: Jangan pacaran dengan saudara satu sama lain. Sejauh ini sih, peraturan tersebut bukanlah sesuatu yang...