BAB 15

180 28 2
                                    

Aurora diam mematung ketika dia bertemu Sherlin kembali. Sherlin menatap Aurora dan memberikan reaksi yang membuat Aurora terkaget.

"Hey kita bertemu lagi". Sapaan Sherlin membuat Aurora melonggo. Delvian dan Jackson yang diam di tempat saling bertatapan bingung.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? " Ujar Aurora gugup tidak mengenali Sherlin.

"Kalau tidak salah kau gadis koper di bandara itu kan. Kita pernah bertabrakan saat di bandara ingat?? " Aurora tersenyum canggung. Perlahan dia mengingat kejadian wanita cantik yang manabrak nya saat di bandara London beberapa waktu lalu. Ternyata wanita itu adalah Sherlin kekasih Delvian. Betapa dunia sangat sempit.

"Ha benar dirimu maaf aku tidak mengenalimu". Sherlin tersenyum dan menatap Aurora seksama.

"Senang melihat mu lagi. Tidak menyangka kita bertemu disini. Apa kau bekerja disini? Delvian? " Delvian berdehem saat Sherlin melihat ke arahnya. Dengan langkah kaku Delvian mendekati Sherlin.

"Apa ini cara mu membuat suprise? " Sherlin terkekeh dan berjalan ke arah Delvian. Mengabaikan Aurora dan Jackson disana Sherlin mengecup pelan bibir Delvian. Delvian terkejut begitu juga Jackson. Aurora membuang pandangan nya ke lain. Melihat aksi Sherlin.

"Aku sudah bilang padamu kan aku akan membuat suprise untukmu. Bagaimana kabarmu? Aku sangat merindukan mu".

"Eheeemmm baik mari aku perkenalkan ini Aurora dia adalah wakil direktur saat ini". Delvian menatap Aurora dengan perasaan canggung. Entah mengapa menerima perlakuan Sherlin seperti sebuah sesuatu yang salah dan itu di hadapan Aurora.

"Aurora". Aurora mengulurkan tangan nya dan tersenyum kepada Sherlin. Sherlin menyambut tangan Aurora.

"Aku Sherlin kekasih sekaligus calon tunangan Delvian. Tidak ku sangka ternyata kau wakil Direktur yang baru disini".

"Begitulah semua terjadi dengan cepat".

"Itu bagus setidaknya aku mengenal seseorang yang bekerja dengan Delvian selain Jackson. Kau tahu Delvian itu Workholick". Aurora hanya tersenyum tipis. Sembari melirik sekilas pelukan erat Sherlin di tubuh Delvian.

"Baiklah aku harus kembali ke kantor ku. Senang bertemu denganmu Sherlin".

"Aku juga lain waktu aku harap kita bisa minum teh bersama. Bukan begitu sayang? " Sherlin bergelanyut manja di lengan Delvian. Delvian menjadi salah tingkah dihadapkan kepada situasi yang terasa sangat canggung sekarang.

"Iya bisa saja kapan-kapan".

"Baiklah aku harus kembali sekarang sampai jumpa".

"Jackson silahkan antar nona Aurora ke ruangan nya". Jackson dengan sigap langgsung berdiri di depan Aurora. Tentu saja Nona Delvian yang sesungguhnya saat ini adalah Aurora. Tapi bossnya membuatnya bekerja mengurusi dua wanita. Jika bukan karena Delvian adalah sahabatnya. Jackson pasti sudah berhenti bekerja hari itu.

"Baik tuan mari nona Aurora".

Aurora keluar dari ruangan Delvian. Menahan perasaan nya. Tidak bisa dia pungkiri. Melihat Sherlin bermesraan dengan Delvian. Memunculkan rasa cemburu di hatinya. Tapi Aurora sadar Sherlin lah kekasih Delvian. Dia tidak berhak marah. Melihat keterdiaman Aurora Jackson merasa iba dengan Aurora.

"Nona apa anda baik-baik saja? " Aurora menoleh ke arah Jackson yang kini berjalan di samping nya.

"Aku baik-baik saja Jackson". Aurora tersenyum lembut ke arah Jackson. Jackson menghela nafas ketika Aurora menatapnya.

"Jika ada yang bisa ku lakukan untukmu saat ini aku akan melakukan nya. Kau tahu Delvian memintaku menjaga dan memastikan keadaan mu dan bayimu baik-baik saja". Aurors terdiam sesaat. Sesungguhnya dia tidak mood bekerja hari ini setelah kedatangan Sherlin. Dia ingin menjauh dari Delvian maupun Sherlin.

"Baikah bagaimana jika kau mengantarku ke kelas yoga kehamilan?" Jackson tampak bersemangat mendengar itu.

"Tentu saja mari nona saya akan melayani anda hari ini. Katakan apa pun yang anda butuhkan saya akan kabulkan". Aurora terkekeh. Dia tahu Jackson mencoba menghiburnya. Dan dia menghargai itu.

"Baiklah ayo kita pergi aku mungkin akan pulang agak malam. Karena mengingat tempat yoga ini cukup jauh".

"Tidak masalah yang terpenting anda masih dalam jangkauan saya nona".

"Baiklah terima kasih. Aku akan mengambil tasku dulu".

"Baik nona saya tunggu anda di mobil". Aurora beranjak ke kantornya. Mengambil beberapa perlengkapan miliknya dan juga tas. Dia melirik jas Delvian yang tergantung di ruangan nya. Aurora berjalan menyentuh lembut jas itu menghirup sejenak aroma Delvian yang sudah sangat dia hapal.

Melisa datang berdiri diambang pintu. Mengetuk pelan pintu di depan nya. Aurora menatap ke arah pintu dan Melisa ada disana.

"Melisa".

"Apa anda akan pergi nona? ".

"Iya aku akan pergi untuk latihan Yoga Jackson akan mengantarku".

"Baiklah apa kau harus ikut bersama anda? "

"Tidak perlu Melisa kau urus saja pekerjaan disini. Jika Delvian mencariku katakan saja aku pergi bersama Jackson".

"Baiklah kalau begitu saya permisi".

"Melisa".

"Iya nona".

"Terima kasih bantuan nya hari ini". Aurora tersenyum ke arah Melisa. Beruntung Melisa memberitahu segera kedatangan Sherlin. Jika tidak akan sulit bagaimana menjelaskan kepada Sherlin hubungan dirinya dengan grandma dan Delvian.

"Itu memang sudah tugas saya nona". Melisa tersenyum hangat dan berlalu dari kantor Aurora. Aurora menghela nafas mencoba menetralkan perasaan nya. Hanya ada satu hal yang membut Aurora bertahan. Yaitu anak nya. Dia harus kuat demi anak nya. Delvian juga sudah sangat baik menjaga dan menerima dirinya dan anak nya. Jadi dia tidak boleh berharap lebih kepada pria itu.
Atau mengusik kehidupan pribadinya. Seperti perjanjian mereka.

Aurora melangkah keluar dari ruangan menuju lift. Turun ke arah mobil yang sudah menunggu nya di loby. Sejenak Aurora melihat ke arah kantor Delvian dari bawah. Tatapan nya terlihat sendu. Sebelum akhirnya dia masuk ke mobil dan meninggalkan area perkantoran.

****

Perfect BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang