Langit Washington tampak cerah pagi itu. Pagi-pagi sekali Aurora sudah bangun dari tidur lelapnya. Mereka kini sudah sampai di kediaman Parker yang luar biasa mewah dan megah. Aurora dan Delvian memutuskan untuk tinggal sementara di kediaman keluarga Parker. Hal itu di dasari atas permintaan neneknya Delvian. Mengingat Aurora yang sedang hamil dan fisiknya yang lemah Elizabeth tidak ingin mengambil resiko kehilangan cicitnya yang berharga.
Aurora sedang membantu pelayan menyiapkan sarapan pagi. Padahal para pelayan sudah menolak dengan halus permintaan Aurora namun Aurora tidak memperdulikan nya. Aurora merasa dirinya tidak bisa hanya berdiam diri di rumah mewah itu dan hanya menjadi nyonya rumah.
Nenek Delvian menghampiri meja makan dan tercengang melihat Aurora yang tampak sibuk menata meja makan. Dia menghampiri Aurora dengan wajah keheranan.
"Aurora apa yang kau lakukan nak?? Kenapa menata meja kita punya banyak pelayan disini." Aurora menoleh ke suara nenek dan tersenyum.
"Selamat pagi grandma. Aku hanya bosan jika tidak melakukan apa pun grandma. Jadi biarkan aku menyiapkan sarapan dan makanan untuk kalian. Aku suka melakukan nya". Elizabeth tersenyum haru sekaligus juga kagum akan sikap sederhana Aurora. Dia benar-benar tidak salah memilih cucu menantu untuk cucunya.
"Baiklah jika itu yang kau mau. Kau bisa melakukan pekerjaan rumah sesuka mu. Tapi ingat tidak boleh sampai kelelahan".
"Baik grandma. Ayo kita sarapan".
"Dimana Delvian??".
"Dia sedang bersiap grandma untuk ke kantor".
"Baiklah. Untuk sementara kalian harus tinggal disini dulu. Grandma akan mengawasi kalian. Lagian rumah sebesar ini terasa sepi sekali. Semenjak kepergian grandpa". Ujar Elizabeth lirih mengingat mendiang suaminya yang telah tiada.
"Grandma kami akan selalu bersama grandma disini. Orang tua Delvian juga memahami itu". Aurora tersenyum lembut kepada nenek Delvian.
"Terima kasih cucu menantu paling baik". Aurora terkekeh mendengar pujian Grandma. Tak lama suara hentakan kaki terdengar dari tangga. Delvian turun menghampiri meja makan dengan setelan lengkap.
"Selamat pagi". Sapa Delvian yang kini duduk di kursi menghadap ke arah Aurora.
"Pagi..cucu grandma,apa tidur nyenyak semalam??". Delvian terpaku dan melirik Aurora yang tampak kikuk dengan pertanyaan grandma.
"Tentu saja grandma. Acara kemarin cukup melelahkan".
"Iya kalian pasti lelah. Ayo makan ini semua Aurora yang menyiapakan". Delvian menatap semua hidangan makanan yang tersedia di meja. Dia beralih menatap Aurora yang tampak tersipu malu.
Delvian mengambil makanan nya dan menyantap masakan Aurora yang terasa enak di lidahnya. Tampa sadar Delvian menikmati dengan lahap masakan Aurora tanpa komentar. Grandma nya tersenyum melihat Delvian.
"Bagaimana? Masakan nya lezat bukan?? ". Elizabeth bertanya ke arah Delvian yang hanya mengangguk pelan. Elizabeth tampak senang mengetahui Delvian menikmati masakan Aurora. Aurora tersipu malu.
"Jika begitu Aurora akan menyiapkan sarapan dan makan siang untukmu. Bagaimana Aurora? ".
"Baik grandma itu memang tugas saya". Delvian hanya melihat Aurora sekilas dan meneruskan sarapan nya.
****
Sarapan pagi selesai dan Aurora sedang membereskan meja makan saat grandma memanggilnya. Sementara Delvian sudah pergi ke kantor lebih dulu.
"Aurora". Aurora menoleh kearah grandma.
"Iya grandma".
"Ayo kemari". Aurora mendekat ke arah sofa dimana grandma berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Bride
RomanceSebuah perjalanan liburan ke Barcelona mengubah hidup Delvian Parker. Ketika one night stand berakhir pada sebuah hubungan lain yang lebih serius dari yang bisa dia bayangkan. Bertemu dengan seorang gadis muda yang polos dan lugu membuat Delvian kes...