Tidak selamanya hidup berjalan mulus. Hidup tanpa masalah bukanlah hidup namanya. Kebahagian yang baru saja Aurora rasakan. Kini harus menikmati kembali cobaan. Tapi kali ini cobaan bukan dituju untuknya melainkan untuk Delvian suaminya.
"Apa ini Delvian?? Kau masih menjalin hubungan dengan wanita itu? Sudah berapa kali grandma katakan grandma tidak menyukainya!!"Kemarahan Elizabeth mengema diruangan keluarga siang itu. Setelah beredar foto-foto kebersaman Delvian bersama Sherlin. Bukan hanya foto lama. Tapi juga foto terbaru mereka saat mereka bertemu di loby hotel dan juga acara ulang tahun terakhir Delvian.
Delvian tidak tahu darimana foto-foto itu berasal. Mungkin ini kesalahannya. Terlalu lengah ketika menemui Sherlin. Aurora sendiri tidak bisa berkomentar. Dia hanya menatap sejenak foto-foto didepannya. Dia tidak ingin melihat foto itu. Meski dia tahu Delvian milik Sherlin. Tapi melihat langsung kemesraan mereka adalah sesuatu yang Aurora hindari. Demi menjaga dirinya tetap waras dan sadar akan posisinya.
"Kau tidak menghargai istrimu Delvian! Kau mengkhianatinya! Aurora bagaimana bisa kau diam saja. Ketika kau tahu suamimu bertemu wanita lain dibelakangmu?"Kini giliran Aurora yang gelagapan. Karena ditanyai grandma. Dia bingung harus menjawab apa. Sementara dirinya tahu segalanya.
"Grandma mungkin saja Delvian bertemu dengan Sherlin untuk urusan pekerjaan. Aku mempercayai dia grandma." Elizabeth menatap Aurora bingung.
"Bagaimana bisa kau sepositif itu berpikir? Pekerjaan apa yang mengharuskan pertemuan dua orang di acara makan malam yang terlihat romantis ini?"
"Grandma percayalah aku tidak mengkhianati Aurora."
"Lalu foto ini bagaimana kau menjelaskannya? Media akan menjadikan ini sebagai headline news mereka. Apa yang akan kau katakan kepada media?"
"Aku akan tampil bersama dengan Aurora didepan publik."
"Delvian,kehidupan pribadimu tidak sesederhana itu. Apa kau tahu berapa banyak orang yang menunggu kejatuhanmu. Berapa banyak kerugian saham kita karena skandalmu."
"Aku tahu!! Tapi itu diluar kendali ku grandma."
"Seharusnya kau belajar Delvian. Berdekatan dengan artis dan model hanya membuat mu terus terjerat skandal. Itulah alasan aku tidak pernah menyetujui kau menikahi wanita ini."
"Dan aku menurutimu. Aku tidak menikahinya. Lalu apa lagi grandma apa lagi!!" Delvian balas berteriak kepada grandmanya tanpa sadar.
"Tingalkan wanita itu dan jangan lagi menemuinya dengan alasan apapun!!"
"Grandma..."Aurora mencoba membujuk grandmanya. Bagaimana mungkin Aurora akan membiarkan wanita yang dicintai suaminya dan akan menjadi ibu untuk anaknya nanti harus pergi dari kehidupan Delvian. Tidak bisa, Aurora tidak ingin itu terjadi. Anaknya membutuhkan seorang ibu setelah dia pergi nanti dari kehidupan Delvian.
"Jangan membelanya Aurora!! Biarkan Delvian merasakan buah dari perbuatannya. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah merestuinya dengan wanita itu. Bahkan jika kau tidak ada." Elizabeth tetap kekeuh pada keputusannya. Dia tidak suka Delvian banyak terlibat berita. Terutama ketika berhubungan dengan Sherlin. Itu membuat neneknya khawatir akan masa depan cucunya. Dimana para pemegang saham selalu mencari celah kesalahan untuk menjatuhkan Delvian dari posisinya.
Elizabeth meninggalkan Delvian dan Aurora diruang keluarga siang itu. Rahang Delvian tampak mengeras menahan amarah yang ingin meluap. Dia merobek semua foto didepannya.
Shiitt!!!
"Delvian tenang lah."Aurora mencoba menenangkan Delvian yang tampak marah saat itu.
"Bagaimana bisa tenang? Siapa yang membuat semua foto itu."
"Kita cari pelan-pelan. Jangan gegabah."
"Aurora itu adalah hari terakhir ketika aku membujuk Sherlin. Kau tahu persis setelah hari itu semua berubah."
"Iya aku tahu Delvian. Aku mempercayaimu."Delvian menghempaskan tubuhnya ke sofa kembali.
"Terima kasih masih mempercayaiku."Aurora tersenyum lembut.
"Kau tahu aku selalu mempercayaimu."
"Terima kasih." Setidaknya perasaan Delvian bisa sedikit tenang. Karena Aurora masih mempercayainya dan memahami situasi. Dia tidak berniat sama sekali menyakiti istrinya. Dia bahkan sudah menjaga jarak yang cukup jauh dengan sherlin saat ini.
****
Disisi lain Sherlin juga mendapat foto yang sama. Dan lebih mengejutkan lagi. Foto-foto itu sudah beredar di sosial media. Mondar mandir di dalam kamar hotel. Sherlin memutuskan menelpon Delvian.
"Delvian! Apa kau sudah tahu foto-foto kita menyebar di sosial media."
"Aku tahu."
"Lalu bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?"
"Tetap berada di hotelmu dan sampai wartawan menemukanmu. Aku akan mengurusnya segera."
"Kau yakin? Aku masih punya jadwal syuting. Jika ini memburuk semua akan mempengaruhi karir ku Delvian."
"Tenang lah sherlin!! Aku juga sedang mencari jalan keluar." Sherlin terdiam. Delvian tampaknya masih sangat marah dengan dirinya sekarang.
"Baiklah aku mengerti. Aku akan menghubungi menagerku juga untuk mengklarifikasi ini semua."
"Aku tidak akan menemuimu lagi."
"Apa!! Delvian apa maksudmu?"
"Sherlin mengertilah. Grandma marah besar saat ini. Untuk saat ini kita tidak bertemu adalah yang terbaik."
"Tapi Delvian aku..."
"Sherlin reputasi dan karirmu sedang dipertaruhkan sekarang dan juga hidupku. Apa kau mau menghancurkan semuanya hanya karena kau tidak tahan untuk tidak bertemu." Sherlin terdiam. Meski disatu sisi apa yang dikatakan Delvian benar. Tapi dia sungguh merindukan pria itu.
"Aku hanya merindukanmu. Sebagai kekasihmu aku membutuhkan kehadiranmu Delvian." Delvian menghela nafas diujunng ponselnya.
"Untuk saat ini tahan semua keinginanmu. Sampai aku dan Aurora meyelesaikan pernikahan kami."
"Jadi maksudmu hubungan kita berakhir saat ini sampai kau bercerai?"
"Benar,aku lelah Sherlin. Aku tidak bisa membagi tubuhku lagi untukmu dan Aurora. Biarkan aku menikmati peran ku saat ini setelah semuanya aku akan kembali kepadamu."
"Tapi Delvian."
"Sherlin aku mohon mengertilah. Jika kau mencintaiku maka pahami posisiku."
"Baiklah aku mengerti." Delvian menutup ponselnya. Sherlin terduduk lemas di sofa.
Membayangkan Delvian yang sudah sangat berubah. Membuat perasaan Sherlin saat ini bercampur aduk. Air mata ingin menetes. Rasanya Delvian yang dia kenal. Sudah sangat jauh dan hilang. Kekasihnya yang selalu memperiortaskan dirinya terasa seperti menghilang saat ini.
"Salahkah aku masih mencintaimu Delvian,"Gumam Sherlin gamang.
Perasaannya terombang ambing. Disatu sisi dia ingin marah. Sangat ingin marah terutama kepada Aurora. Karena kehadirannya semua terasa berubah antara Delvian dan dirinya. Tapi disatu sisi Sherlin sadar. Jika Delvian sangat menantikan anaknya. Sebagai wanita yang mencintainya. Sherlin tidak ingin melihat Delvian bersedih apa lagi terluka karena kehilangan anaknya dan itu karena dirinya.
"Aku yakin kau akan kembali kepadaku lagi Delvian. Aku akan menunggumu,"ujat Sherlin getir. Meski disisi hatinya sendiri merasa ragu akan kah Delvian benar kembali kepadanya. Atau perasaannya sudah berubah saat ini.
Mungkinkah cinta Delvian sudah berpaling darinya. Tapi Sherlin menepis semua itu. Menepis dengan keyakinannya bahwa Delvian dan Aurora pasti akan bercerai setelah anak mereka lahir nanti. Ya Sherlin yakin itu. Jadi tidak mengapa jika saat ini dia menjauh sesaat dari Delvian. Sebelum pria itu kembali kepadanya.
Holla baru bisa update..jangan lelah nungguin ya hehe dont forget to vote thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Bride
RomanceSebuah perjalanan liburan ke Barcelona mengubah hidup Delvian Parker. Ketika one night stand berakhir pada sebuah hubungan lain yang lebih serius dari yang bisa dia bayangkan. Bertemu dengan seorang gadis muda yang polos dan lugu membuat Delvian kes...