BAB 3

320 42 2
                                    

Matahari terbit dengan cerah pagi itu,kicau burung terdengar merdu di langit Barcelona,bersenandung seolah menyiratkan kegembiraan menyambut datang nya mentari pagi yang menyinari kota Barcelona.Barcelona mungkin memberikan keberutungan bagi sebagian orang yang datang berkujung seperti yang Nilson katakan kepada Aurora saat itu namun apakah keberutungan juga melekat pada diri Aurora.

Aurora masih terlelap di ranjang kamar milik pria yang telah meniduri nya semalam,mengambil harta paling berharga yang selama ini dia jaga,Delvian menjadi pria pertama yang menyentuh dirinya mengambil kesucian nya dan melewati malam panas yang tak berujung.

Keduanya masih terlelap di kasur Delvian hingga matahari pagi masuk menyinari ke arah tubuh mereka memberikan sensai hangat yang membuat mata keduanya bergerak membuka perlahan.

"Hooaaamm" Delvian merentangkan tangan nya sejenak sembari masih menutup matanya,dia mengeliat dan kemudian memeluk sesuatu yang terasa sangat hangat dan nyaman,senyum nya mengembang ketika tangannya dengan erat dan santai memeluk tubuh Aurora.

Namun,ketika memeluknya Delvian merasakan sensasi lain yang menyentuh kulitnya,itu terasa seperti sesuatu yang bulat berdonjol,Delvian merabanya perlahan dan semakin mengeryitkan kening nya dalam ketika merasakan sesuatu itu terasa kenyal dan lembut,perlahan tangan nya meremas pelan dan dia merasa asing dengan barang yang dia sentuh.

Aurora mengeliat dalam tidur lelapnya,ketika merasakan sesuatu menyentuh dadanya,terasa di raba dan kemudian di remas,perlahan namun kemudian remasan itu terasa semakin kuat dan membuat matanya terbuka spontan.Aurora menatap langit-langit kamar ketika matanya terbuka,dia merasakan hal aneh pada tubuhnya,matanya turu ke arah dadanya dan melihat sebuah tangan besar sedang meremas payudara miliknya.

"Aaaaaaaaaaa........!!!" Auora berteriak kencang dan syok ketika mendapati tubuhnya telanjang dan dadanya sedang di remas oleh seorang pria,Delvian membuka matanya ketika mendengar teriakan Aurora dan dia ikut berteriak ketika melihat Aurora ada di tempat tidurnya.

"Aaaaaakkkhhhhh kau..!!"

"Aaaaahhhhh.." Aurora berteriak histeris menatap Delvian,dia mengambil selimut yang menutupi tubuh mereka sialnya Delvian juga mengambil selimut yang menutupi tubuh mereka.

Mereka saling bertarik selimut satu sama lain,namun Aurora tidak mau kalah,dia menarik selimut dengan sekuat tenaga membuat Delvian terjatuh dari kasur dengan tubuh telanjang,teriakan Aurora semakin membahana pagi itu dia berteriak sembari berlari dari kasur.

"kkkkyaaaaaaaaa...."

"Berhenti berteriak..!!!". Delvian menutup wajahnya prustasi mendengar teriakan Aurora.

"Baju..cepat kenakan bajumu..!!". Aurora berteriak kepada Delvian dan membelakanginya engan melihat ke arah tubuh toples Delvian.

"Shit..!! Mengapa kau bisa tidur disini..!!". Delvian mengumpat kasar dan berlalu ke kamar mandi mengambil piyama mandi dan mengenakannya.

"Ya tuhan..apa ini..?? Tunggu kenapa aku bisa tidur dikamar nya tanpa busana,apa yang sudah terjadi..??". Aurora panik sendiri ketika baru menyadari jika dirinya tidur di kamar Delvian dan sialnya bangun tanpa menggenakan sehalai pakaian pun.Delvian keluar dari kamar mandi dan berjalan ke arah Aurora melemparkan piyama mandi ke arah Aurora.

"Kenakan itu dan kita bicara".

"Benar kita harus bicara..kenapa aku bisa disini dan tanpa busana".

"Berganti lah segera lebih cepat lebih baik". Aurora melesat pergi masuk ke kamar mandi dan mengunci kamar mandi dengan rapat. Dia memakai piyama mandi yang dia kenakan semalam saat mandi di kamar Delvian.

"Ya tuhan..apa aku tidak suci lagi". Lirih Aurora melihat pantulan dirinya di cermin,dia membelalak kan matanya ketika melihat banyak nya tanda merah di tubuhnya.

Perfect BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang