BAB 19

166 28 5
                                    

Setelah hari itu, Delvian memutuskan kembali ke rumah setiap malam. Meski dia masih bertemu Sherlin di waktu siang. Perhelatan acara ulang tahunnya semakin dekat. Tanpa diduga grandmanya yang baru kembali dari luar negeri. Sudah menyiapkan pesta kejutan untuk Delvian.

Hari ini seharusnya Delvian memenuhi janjinya kepada Sherlin. Untuk merayakan pesta ulang tahun untuknya. Yang sudah Sherlin persiapkan jauh-jauh hari. Tapi apa yang bisa dia lakukan dia tidak bisa menolak grandmanya yang sudah menyeretnya di pesta nanti malam.

Kediaman Parker tampak mewah dengan berbagai ornamen yang sudah dihias di sudut rumah. Beserta taman yang sudah disulap sebagai tempat acara berlangsung. Aurora sedang menatap para pekerja yang sedang berlalu lalang. Menunggu grandma dan Delvian selesai berdebat mengenai penyelangaraan pesta yang tanpa sepengetahuan Delvian.

Aurora tidak ingin ikut dalam perdebatan itu. Kepalanya sedikit pusing hari ini dan dia merasa sedikit lelah. Dia memutuskan untuk beristirahat disekitar taman sembari melihat para pekerja mendekorasi halaman taman. Yang terlihat cantik dan indah. Dipenuhi dengan berbagai ornamen bunga yang cantik. Setidaknya itu sedikit mengurangi pusingnya dan membuatnya fresh.

Delvian baru saja keluar dari ruangan grandma. Melintasi lorong dia melihat Aurora sedang duduk dibangku sekitar taman. Sedang asyik menatap para pekerja disana. Dia menghampiri wanita yang mengenakan dress pink yang perutnya sudah mulai membuncit sekarang.

"Sedang apa disini?"tanya Delvian mengangetkan Aurora. Aurora menoleh keasal suara. Pria berbaju kaus casual itu menatap kearahnya.

"Hanya sedang duduk bersantai. Aku sedikit pusinng,"ujarnya memberikan ruang kepada Delvian untuk duduk. Delvian menghela nafas dan duduk disamping Aurora.

"Kenapa tidak istirshat dikamar?"

"Disini lebih nyaman. Bagaimana pembicaraan dengan grandma?"

"Seperti biasa tidak bisa dibantah dan ditolak,"ujarnya ketus. Aurora tampak perihatin. Mereka semua tahu,jika grandma sudah memutusukan sesuatu itu artinya tidak bisa dibantah. Dia mengelus pelan pundak Delvian. Mencoba menyabarkan pria itu.

"Sabar lah,lalu bagaimana dengan Sherlin?"

"Entah lah haruskah aku memberitahunya perihal pesta ini?" Aurora terdiam. Dia juga tidak tahu harus memberi ide apa. Karena posisinya juga sama sulitnya.

"Aku tidak tahu. Tapi jika kau ingin mengundangnya kemari aku rasa itu tidak masalah."

"Kau yakin?"

"Mungkin,hanya saja aku tidak tahu bagaimana reaksi grandma,"ujar Aurora. Mengingat grandmanya belum tahu jika Delvian masih berhubungan dengan Sherlin hingga saat ini. Delvian mendesah prustasi.

"Baiklah aku akan mencoba mengatakan kepada Sherlin. Aku akan menemuinya di tengah malam,"ujar Delvian mengambil keputusan final.

"Hmm itu terserah kau saja,"gumam Aurora tersenyum tipis. Toh dia tidak ada hak untuk melarang pria itu.

Namun,disisi lain Delvian cukup senang. Karena artinya dia akan melewatkan ulang tahun nya kali ini dengan Aurora. Entah kenapa memikirkan hal itu membuat perasaannya sedikit membuncah bahagia.

"Jadi apa kado ku sudah siap?"Aurora terkejut ketika Delvian menanyakan hal itu. Dia hanya tersenyum malu.

"Sudah."

"Mana? Aku ingin kado sekarang,"ujarnya lagi. Aurora mengeryitkan dahi menatap pria disampignya.

"Harus sekarang?acara kan nanti malam,tidak adil jika aku berikan sekarang bukan kejutan namanya."

"Jadi ini kejutan?"

"Tentu saja,"ujar Aurora bersemangat. Delvian terkekeh dia mengucek pelan kepala Aurora.

Perfect BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang