Hujan deras menguyur jalanan london sore itu,Aurora yang kini berjalan tanpa arah tujuan hanya bisa pasrah ketika hujan menguyur basah tubuhnya. Setelah menemui makam ibunya Aurora terus berjalan menyusuri trotoar jalan membawa koper miliknya. Sembari mengelus pelan perutnya Aurora terisak mengingat nasib malang nya.
"Maafkan mama ya nak,mama gagal menjagamu dengan baik maafkan mama" Gumam Aurora lirih memegang perut rata miliknya. Aurora tidak tahu harus kemana dia tidak punya tujuan. Dia teringat akan sahabatnya Gina dan ingin menghubungi Gina namun ponselnya mati dan juga Gina saat ini sedang berada diluar kota karena pekerjaan nya.
Air mata Aurora semakin turun dengan deras sederas hujan yang membasahi tubuhnya,dia merapatkan sweter yang dia kenakan,pandangan Aurora mulai mengabur kembali ketika hujan turun semakin deras serta guntur petir yang menyambar sore itu. Aurora duduk berjongkok di bawah pohon yang cukup rindang berteduh disana walau tidak melindungi dirinya sepenuhnya.
Mobil yang Delvian dan Grandma nya tumpangi kini sudah memasuki jalanan London. Mereka datang dengan cepat menggunakan pesawat jet pribadi milik keluarga Parker. Mereka akan berkunjung ke rumah Aurora segera sore itu.
"Grandma bagaimana jika informasi yang Grandam dapat itu salah" Delvian masih mencoba membujuk Grandma agar tidak menemui Aurora.
"Grandma tidak pernah salah dalam menemukan informasi"
"Tapi Grandma,aku tidak bisa menikahi wanita itu..!!" Delvian prustasi sendiri dengan kelakuan Grandmanya yang menginginkan dirinya menikah dengan Aurora.
"Delvian wanita itu gadis yang baik dan polos,dia juga datang dari keluarga baik-baik kau sudah menidurinya tentu saja kau harus menikahinya"
"Tapi aku hanya mencintai Sherlin grandma"
"Lupakan Sherlin dia wanita yang hanya memikirkan dirinya sendiri"
"Grandma..!! Sherlin tidak begitu dia mencintaiku..!!"
"Terserah intinya kau harus menikah tidak perduli siapa wanita nya"
"Grandma..grandama ingin mengulang kembali kesalahn Claire dan Melviano?? Grandma ingin ak berakhir merasakan perceraian begitu??" Grandma menghela nafas melihat Delvian.
"Delvian buka begitu..tentu saja grandma ingin kau bahagia"
"Jika begitu jangan memintaku menikahi wanita yang tidak aku cintai dan inginkan" Kesabaran Delvian habis. Dia tidak tahu lagi bagaimana melawan grandma nya. Merajuk kepada grandma nya dan mengungkit masalah Claire adalah jalan terbaik.
"Kau menginginkan gadis itu jika tidak begitu mengapa kau bisa menolong dan menidurinya"
"Sudah aku katakan itu hanya kebetulan grandma"
"Tidak itu takdir Delvian,kalian di takdirkan untuk bertemu dan bersama..!" Delvian langsung diam ketika grandma nya mengungkit masalah takdir. Dia jadi teringat akan perkataan Nelson saat di Barcelona,tidak ada kebetulan semua adalah takdir. Apakah memang pertemuan nya dengan Aurora adalah sebuah takdir. Delvian masih sulit untuk mempercayainya.
Hujan semakim deras menguyur jalanan London,Aurora berdiri dengan susah payah kepala nya mulai terasa pusing lagi dan kini semakin berat. Tubuhnya juga mulai mengigil kedinginan. Orang-orang yang berlalu lalang melewati trotoar jalan melihat ke arah Aurora. Saat Aurora akan bangun dia malah jatuh pingsan kembali.
Bruuukkk
Aurora jatuh pingsan di jalanan,orang-orang yang lewat langsung berhenti melihat kondisinya. Mereka mencoba membangunkan Aurora namun tubuh Aurora tergulai lamah di jalanan yang di guyuri hujan lebat. Di tengah kepanikan orang-orang yang melihatnya,mobil yang Delvian dan grandmanya berhenti karena melihat kerumunan manusia yang kini menghalangi jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Bride
RomanceSebuah perjalanan liburan ke Barcelona mengubah hidup Delvian Parker. Ketika one night stand berakhir pada sebuah hubungan lain yang lebih serius dari yang bisa dia bayangkan. Bertemu dengan seorang gadis muda yang polos dan lugu membuat Delvian kes...