BAB 12

204 30 6
                                    

Aurora dan Delvian sudah bersiap akan pergi ke Switzerland. Seperti rencana mereka kali ini mereka akan pergi berlibur. Grandma sangat senang mendapati Aurora dan Delvian akan pergi bersama menghabiskan waktu mereka berdua.

"Semoga perjalanan kalian menyenangkan". Ujar Elizabeth memeluk Aurora dan Delvian.

"Grandma harus istirahat. Jangan sibuk melakukan banyak hal". Pesan Aurora kepada Grandmanya.

"Grandma tahu sayang. Jangan pikirkan Grandma. Tapi pikirkan dirimu dan bayimu oke". Aurora tersenyum dan mengangguk ke arah grandma.

"Ayo pesawat sudah siap. Kami pergi dulu grandma".

"Jaga Aurora dan cicit ku Delvian".

"Baik grandma". Delvian dan Aurora pun berjalan masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu mereka. Jakson ada disana untuk mengantar mereka. Jakson membuka pintu mobil. Delvian dan Aurora masuk.

"Biarkan semua jadwal Aurora di handel oleh Melisa saat ini Jakson". Jakson mengangguk pelan mendengar perintah Delvian.

"Apa kita akan lama disana? " Aurora bertanya ke arah Delvian. Delvian menoleh menatap Aurora.

"Seminggu paling lama".

"Seminggu? Apa kau yakin meninggalkan pekerjaan mu cukup lama? "

"Ada Jakson yang akan menghandle disini. Aku juga akan mengecek dari sana. Yang terpenting saat ini kau dan bayimu sehat". Aurora tersenyum senang mendengar perhatian yang Delvian berikan kepadanya. Sebagai seorang ibu hamil perhatian suami adalah hal yang paling dia butuhkan saat ini.

"Terima kasih karena sudah memikirkan bayi ini". Delvian menatap Aurora dalam diam.

"Dia anak ku kewajiban ku untuk terus menjaganya. Dan kau ibunya yang menjadi tempat dia berlindung. Jadi keamanan dan kesehatan kalian adalah yang terpenting saat ini. Kau juga sudah mengalami banyak hal. Aku hanya ingin kau bersantai agar tidak stress" . Aurora mengangguk mendengar perkataan Delvian yang menghangatkan hatinya. Tapi suasana hangat itu tidak berlangsung lama ketika Jakson menyebut nama Sherlin.

"Tuan ada yang ingin saya laporkan".

"Tentang apa?" Jakson tampak ragu mengatakan nya. Dia melirik Aurora sejenak.

"Ini tentang nona Sherlin". Senyum yang semula terpatri di wajah Aurora seketika sirna ketika mendengar nama Sherlin. Seolah di hadapkan kepadanya kenyataan dan di bangkitkan dari mimpi indah. Dia hampir lupa jika dalam hidup Delvian Sherlin masib ada disana. Delvian tampak canggung dia menoleh ke arah Aurora sejenak. Aurora hanya tersenyum kecil.

"Ada apa dengan Sherlin? Apa terjadi sesuatu? "

"Dia mengatakan akan ke Amerika minggu depan. Untuk merayakan ulang tahun anda". Aurora terdiam sejenak. Delvian akan berulang tahun. Tapi dia saja tidak tahu ulang tahun pria yang menjadi suaminya itu.

"Persiapkan saja semuanya. Aku akan kembali sebelum dia datang".

"Baik tuan" . Keheningan panjang terjadi cukup lama sepanjang perjalanan mereka. Setelah laporan dari Jakson. Aurora jadi penasaran kapan pria itu akan berulang tahun. Mobil sampai di bandara. Dan mereka pun menaikit jet pribadi milik keluarga parker.

Delvian membimbing Aurora menaiki tangga jet. Mereka sampai di jet pribadi keluarga Parker. Bukan hal luar biasa bagi Aurora kini. Semua fasilitas mewah sekarang terasa menjadi hal yang biasa bagi dirinya. Setelah menjadi istri Delvian.

Mereka duduk di kursi yang saling berhadapan. Delvian sibuk membaca majalah di depan nya. Aurora sibuk menatap pria di depan nya. Delvian yang sadar akan tatapan Aurora pun memcah kehinangan diantara mereka.

"Tanggal 1 bulan depan adalah ulang tahun ku". Ujar Delvian membuat Aurora tersadar. Seolah tahu isi pikiran Aurora yang penasaran akan kapan dia berulang tahun.

"Oh..." Hanya kata itu yang keluar dari bibir Aurora. Setelah begitu penasaran akan kapan pria itu merayakan ulang tahun nya. Delvian menatap Aurora.

"Tidak perlu repot memberikan kado atau merayakan nya". Aurora diam mendengar pernyataan Delvian. Dia tidak tahu apakah karena kehamilan nya dia menjadi begitu sensitif dan mudah overthinking. Seolah Aurora merasa karena Sherlin akan marayakan ulang tahun bersama Delvian. Jadi dirinya tidak perlu melakukan apa pun untuk Delvian.

"Aku tahu aku tidak akan merayakan nya. Grandma pasti akan menyiapkan pesta untuk mu dan juga Sherlin akan disana juga". Delvian terdiam mendengar pernyataan Aurora. Apa dia salah mengatakan hal itu kepadanya.

"Maksudku jika kau ingin menyiapkan kado. Aku akan menerimanya". Delvian menatap jendela sejenak dan membuka kembali majalah di depan nya. Seulas senyum tipis terpatri di bibir Aurora.

"Akan aku pikirkan kado apa yang cocok untukmu". Delvian tampak penasaran dan menatap Aurora kembali.

"Memang kau berencana memberikan apa? " Delvian menatap menyelidik ke arah Aurora. Aurora hanya tersenyum misterius.

"Jika aku beritahu. Itu tidak akan menjadi sebuah kado kejutan". Delvian membuka majalah nya kembali. Dia tidak tahu kenapa menjadi penasaran dengan apa yang akan Aurora berikan kepadanya. Mengingat ini adalah kali pertama dia mendapatkan kado dari wanita lain selain dari sherlin.

"Aku harap itu bukan sesuatu yang familiar".

"Aku akan memikirkan nya". Aurora tersenyum membuat Delvian tersenyum tipis. Pesawat masih mengudara menuju switzerland hari itu.

****

Disisi lain Sherlin sedang beristirahat dari jadwal syuting nya. Dia mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Delvian namun ponselnya tidak terhubung. Dia menelpon Jakson dan menanyakan keberadaan Delvian.

Jakcson terpaksa berbohong kepada Sherlin. Kemana Delvian pergi. Meski dia mengatakan Delvian ke Swiss namun Jackson harus berbohong mengatakan jika Delvian pergi melakukan perjalanan bisnis selama seminggu.

Sherlin sempat aneh karena tidak biasanya Delvian pergi perjalanan bisnis selama itu. Namun, dia menepis pikiran nya. Dan memikirkan suprise yang akan dia berikan kepada Delvian nantinya. Dia sudah menyiapkan semuanya. Kali ini dia dan Delvian akan bisa terus bersama.

Sherlin tersenyum menatap foto dirinya dan Delvian. Salah seorang kru film menghampirinya. Dan tersenyum menggoda Sherlin yang sedang menatap foto dirinya dan Delvian.

"Merindukan sang kekasih nona". Sherlin terkejut mendengar suara kru film yang mengagetkan nya. Sherlin terkekeh.

"Sangat merindukan nya. Aku tidak sabar syuting ini selesai dan memintanya menemani ku ke premier perdana nanti".

"Kami juga tidak sabar melihat kalian berdua berjalan bersama di red carpet. Kalian akan mencuri banyak berita utama".

Sherlin terkekeh lagi. Sudah sangat lama rasanya dirinya dan Delvian tidak muncul di berita. Mungkin penampilan mereka nanti menjadi kali pertama lagi mereka akan muncul bersama dan mengumumkan banyak berita bahagia.
Sherlin sungguh tidak sabar untuk memberitahu dunia bahwa dia akan menjadi milik Delvians seutuhnya segera.

"Aku pikir ini akan menjadi syuting terakhir mu sebelum kau akan menjadi nyonya Delvian Parker".

"Aku pikir begitu setelah menyandang gelar istrinya nanti mungkin kesibukan di dunia entertaiment akan berkurang". Sherlin tersenyum senang membayangkan semua rencana yang sudah dia persiapkan untuk Delvian. Di sisi lain dia tidak tahu jika kini ada orang lain yang ada dalam hidup Delvian. Ada istri dan anak nya yang bersama dirinya. Bisakah Sherlin menerima nya ketika tahu semua kenyataan yang akan di dapatkan di depan nya nanti. Kenyataan bahwa impian nya mungkin saja akan bisa hilang.

To be continue..

Perfect BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang