Bab 1

12K 535 11
                                    


Malam ini Na Jaemina, atau sebut saja Nana, ingin sekali marah pada papi dan maminya, karena mereka sudah mengganggu kegiatan yang sangat berfaedah untuknya, yaitu bermain game di hp.

"Ada apaan sih pi, mi? Kalo ga penting Nana ke kamar lagi ya?" Kata Nana masih sibuk bermain game di hpnya.

"Ck! Coba hpnya tuh ditaro dulu sih dek, papi sama mami mau ngomong," ucap Jaehyun sang papi lalu merampas hp anaknya dan menaruhnya di atas meja.

"Yah yah yaaah...kok diambil sih pi? Nana kan masih maenan, itu bentar lagi menang ya ampuuunnn!"



U have been slain...


Kata-kata dalam game itu sontak saja membuat Nana frustasi, karena ia terpaksa harus mati dan afk dari permainannya.

"Aaaarggghhhh papiiii! Kan Nana jadi mati tuh ah!"
Nana mengacak rambutnya sendiri hingga rambut panjangnya jadi berantakan.

Dia memang termasuk pelajar yang sudah kecanduan main game moba. Pastinya akan stres saat ada yang mengganggunya bermain seperti sekarang ini.

Setiap hari memang kerjanya hanya main game, nonton drama, dan malas-malasan saja di rumah. Akibatnya Nana selalu mendapat nilai jelek di sekolah. Bahkan kalau saja orang tuanya tidak kaya, mungkin Nana sudah tinggal kelas selama dua tahun berturut-turut.

Masih beruntung pihak sekolah memandang peran Jaehyun sebagai donatur tetap di sekolah, kalau tidak mungkin Nana sudah ditendang dari sana.

"Duduk yang rapi!" Tegas mami Taeyong, kalau mami sudah berkata pastinya Nana tidak akan berani membantah, karena mami adalah penguasa rumah.

"Iya mi, ada apa sih? Ngomong aja sih  lama banget." Nana yang berusaha meredam emosinya pada kedua orang tuanya.

Tak lama, sebelum papi-maminya bicara, terdengar seseorang mengucapkan salam dari arah pintu masuk rumah.

Wajah Jaehyun dan Taeyong tampak sangat semringah menyambut kedatangan sosok itu.
"Eh, kamu udah datang...gimana kabar kamu? Pasti macet banget ya di jalan deket sini?" Kata mami Taeyong memeluk sosok pemuda bertubuh tegap dan surai warna blonde.

Sementara Nana sama sekali tidak ingin melihatnya, karena dia sedang kesal dan malah menghadapi satu toples camilan yang ada di meja dengan rakus.

Dan, ketika papi dan maminya membawa sosok itu kehadapannya, Nana malah hampir tersedak.

        "Bangsat!" Reflek mulut sampah Nana berbisik saat dengan jelas matanya bisa melihat sosok seorang pemuda tinggi, tubuh tegap dan gagah, membuat Nana mampu berekspektasi liar hanya dengan sekali melirik rahang tegas sosok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


       
"Bangsat!" Reflek mulut sampah Nana berbisik saat dengan jelas matanya bisa melihat sosok seorang pemuda tinggi, tubuh tegap dan gagah, membuat Nana mampu berekspektasi liar hanya dengan sekali melirik rahang tegas sosok itu.

Wajahnya definisi tampan tingkat dewa, dan senyumannya---Nana hampir saja meneteskan liurnya kalau papi Jaehyun tidak menepuk pundaknya.

Ganteng banget woy sia. Tapi siapa anda? Ada perlu apa di rumah aing?

Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang