Bab 13

2.9K 210 1
                                    

Haechan tidak bisa fokus mengerjakan soal Matematika yang diberikan oleh pak Dio, pikirannya terus tertuju pada kejadian beberapa hari kemarin, saat Mark mengajaknya ke apartemen pria itu.

Flashback

Mark membuka pintu apartemennya. Di belakangnya ada Haechan yang mengekorinya dengan langkah ragu.
Tangannya gemetar, pandangan matanya begitu gusar dan terkadang Haechan juga menggigit-gigit tangannya.

"Masuk, dek," kata Mark pelan.
Haechan sontak menatap Mark sebentar, dia masih belum yakin apakah dia benar-benar harus masuk atau mungkin pergi saja, sebab ia merasa tak terlalu kenal dekat Mark, apalagi beberapa menit lalu ia habis mengalami kejadian yang terbilang seram.

"Kak Mark Janji, nggak akan ngapa-ngapain kamu." Mark mengangkat tangannya bersumpah. Karena Haechan tak kunjung masuk juga, Mark pun akhirnya menarik pelan tangan gadis itu untuk diajaknya duduk di ruang tamu.

"Tapi kalo mama nyariin Echan gimana kak?"

"Kamu bilang aja nginep di rumah temen dulu sementara ini. Ceritain semuanya masalah yang terjadi sama kamu hari ini, kakak yakin, mama kamu pasti bakal ngizinin."

Lantas Haechan membolakan matanya.

"Ha? Nginep? Maksud kak Mark Echan suruh nginep di sini?"

Mark mengangguk.
"Kalo kamu mau sih gapapa. Di sini masih ada satu kamar kosong lagi kok."

Haechan tampak berpikir, pasalnya ia dan Mark belum sedekat itu, lagipula mereka tidak punya hubungan keluarga, bagaimana mungkin pemuda itu bisa begitu baik padanya?

Menolongnya saat hampir dicabuli oleh Lucas, dan sekarang Mark memberikan tempat menginap untuknya. Apakah ini tidak terlalu mencurigakan?

Haechan hanya tidak mau kejadian seperti tadi terulang lagi, lebih baik mungkin menginap di rumah Nana saja, pikirnya.

"Echan nginep di rumah Nana aja deh kak."
Haechan hendak beranjak tapi Mark mencegahnya dengan memegang pangkal lutut gadis itu. Sontak saja Haechan berteriak histeris.

"Sorry sorry, kakak ga ada maksud apa-apa kok."

Haechan buru-buru menjauhkan posisinya dari Mark, membuat pria itu jadi salah tingkah.

"Ekhem, tapi kalo kamu nginep di rumah Nana nanti ketauan sama Lucas lagi, giman?"

"Emm...eng-enggak apa apa deh kak, kak Lucas ga akan kayak tadi lagi kok kalo ga lagi mabok."

"Ya tapi dia pasti bakal nyeret kamu pulang lagi, Chan...emang kamu mau kayak kejadian tadi lagi? Untung kakak kebeneran lewat rumah kamu, kalo ga kan ga tau kamu bakal diapain sama si Lucas, sementara mama papa kamu nggak pernah ada di rumah."

Haechan diam. Mark benar, kalau saja pria itu tidak lewat depan rumahnya lantaran ingin ke rumah Nana untuk mengantarkan beberapa berkas pekerjaan yang Jeno butuhkan, mungkin Haechan sudah berhasil dicabuli oleh Lucas.

Lucas itu memang jadi sedikit frustasi dan sering mabuk karena mendapat penolakan dari seorang gadis yang ia sukai di kampus. Maka dari itu dia selalu mabuk dan acap kali melihat Haechan sebagai gadis yang disukainya itu.

"Tapi kak nanti kalo mama Ten tanya Echan nginep di rumah temen yang mana, Echan harus jawab gimana?"

"Ya kamu bilang aja nginep di rumah kak Mark, temennya kak Jeno. Ga masalah pasti mama kamu. Lagian emang mama kamu ga tau Lucas suka mabok dan ngelecehin kamu?"

"Mama sebenernya tau kak, makanya mama minta bantuan kak Yuta buat jagain Echan. Tapi kan kak Yuta juga sebenernya sebel sama Echan. Jadi mana mungkin dia mau jagain Echan di rumah. Dan Echan juga ga boleh ngadu sama mama, kalo ga kak Yuta bakal ngirim Echan ke tempat pelacuran. Echan jadi ga bisa ngapa-ngapain. Kak Yuta itu ga pengen Echan ada di rumah karena takut mama ngasih warisan ke Echan."

Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang