Bab 21

2.3K 208 1
                                    


Haechan duduk di jok mobil sebelah Mark. Pagi ini gadis itu tampak sangat lesu sekali, bahkan semalam Haechan tidak bisa tidur lantaran memikirkan kondisi Nana, padahal tadi pagi saat sarapan Mark sudah memberitahunya kalau Nana sudah berhasil melewati masa kritisnya setelah pria itu dapat kabar dari Jeno. Hanya saja Haechan masih belum puas kalau belum melihat keadaan Nana langsung.

Sekarang mobil Mark sudah berhenti di depan gerbang sekolah. Pria itu menghela napas saat melihat Haechan masih betah melamun di dalam mobilnya.

"Chan?"

Haechan tersadar dan menatap Mark.
"Ya kak?"

"Jangan ngelamun terus sih, Nana udah gapapa kok sekarang."

"Gapapa gimana? Orang Echan belom liat sendiri gimana keadaan Nana."

"Tapi tadi pagi Jeno bilang---"

"Jangan sebut nama si bajingan itu lagi! Sumpah ya Echan tuh pengen bunuh kak Jeno tau gak! Dia tuh jahat banget kak."
Nada suara Haechan melonjak saking kesalnya pada Jeno.

"Iya kak Mark ngerti kok, kamu emang sayang sama Nana---"

"Sayang banget! Catet tuh ya kak, Echan sayang banget sama Nana."

Mark menghela napas pelan, begitupun dengan bahunya yang menciut lesu. Kenapa rasanya semakin sakit saat mendengar Haechan mengatakan sayang pada Nana dengan cara seperti itu. Padahal selama seminggu ini mereka sudah tinggal bersama.

Lalu bagaimana ceritanya mereka bisa tinggal bersama?
Oke kita akan bahas sedikit tentang kisah mereka.
Haechan memutuskan untuk tinggal bersama dengan Mark setelah pertengkaran hebat di rumah Haechan beberapa waktu lalu.

Kala itu Haechan lah yang ingin pergi dari rumah, karena ternyata kakek angkat Haechan tidak setuju kalau mama Ten dan papa Johnny mengambil Haechan sebagai anak angkat.

Sebenarnya Ten dan Johnny sangat menyayangi Haechan, tapi karena mereka tidak bisa melawan sang kakek, maka mama Ten waktu itu terpaksa melepaskan Haechan untuk kembali ke panti asuhan. Haechan juga sebenarnya sudah bersedia kembali ke panti asuhan, walau semua biaya hidupnya akan dibiayai oleh papa Johnny.
Tetapi saat Mark mengetahui hal itu, hatinya langsung menolak keputusan Haechan untuk kembali ke panti. Mark membujuk Haechan untuk tinggal bersamanya, dan rela menjalani statusnya yang hanya sebagai kakak angkat Haechan.

Dan syukurnya mama Ten pun menyetujui permintaan Mark untuk mengajak Haechan tinggal di apartemennya.
Mama Ten bersyukur, karena akhirnya anak sebaik Haechan bisa menemukan seorang kakak yang baik untuknya. Selain itu mama Ten juga bahagia karena ia bisa sesekali mengunjungi Haechan di apartemen Mark.







"Kak, Echan turun dulu ya," kata Haechan sembari melepas setbelt.
Tapi sebelum turun, Mark menahan lengan Haechan.
Tangan pria itu mengusap pipi Haechan lembut lalu tersenyum simpul.

"Jangan sedih terus ya...Nana pasti bakalan cepet sembuh kok."

Haechan hanya mengangguk lesu.

"Yaudah, semangat ya ujiannya. Hari ini mata pelajaran apa?"

"Bahasa Indonesia kak."

Setelah itu Mark merengkuh tubuh Haechan dan mengecup kening gadis itu begitu lembut dan agak lama.
Membuat Haechan sedikit merasa aneh dengan sikap Mark pagi ini, karena selama ini Haechan masih percaya kalau Mark itu homo.

"Kak Mark kok cium keningnya Echan lama amat sih?" Tanya Haechan polos.

"Karena kak Mark sayang banget sama Echan."
Senyuman jenaka tercetak di bibir plum Haechan.

Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang