Bab 22

1.9K 179 2
                                    

Jeno duduk di samping tempat tidur Nana. Tak jauh dari sana juga ada orang tua Nana yang sedang terlihat gusar. Mereka masih menunggu penjelasan dokter yang masih memeriksa keadaan Nana sekarang.

"Gimana keadaannya dok?" Tanya Jaehyun pada sang dokter.

"Kondisi Nana sudah cukup stabil, cuma mungkin masih harus perawatan sampe satu bulan ke depan untuk cidera di kakinya. Karna kakinya hampir patah jadi lebih baik dia pakai kursi roda dulu sementara ini."

"Ha? kursi roda?" Mami Ty kelihatan semakin khawatir saat mendengarnya, karena dia sangat tahu kalau anaknya sangat tidak suka dengan kursi roda.

Pernah dulu saat masih kecil Nana jatuh, lalu dokter menyuruhnya pakai kursi roda selama 1 minggu, dan itu malah membuat Nana mengamuk dan akhirnya lama untuk sembuh dari cideranya, padahal waktu itu kakinya sempat mengalami memar parah di bagian tungkai.

Lalu bagaimana dengan sekarang yang kenyataannya lututnya hampir patah?

"Tapi apa ga ada jalan lain dok? Nana itu paling ga suka kalo harus pake kursi roda." sahut mami.

Dokter menggelengkan kepalanya.
"Sayangnya nggak ada, bu. Dan akan lebih baik lagi kalo dek Nana diistirahatkan selama lebih dari sebulan. Jangan melakukan aktivitas yang berat dan terlalu banyak tekanan, baik fisik maupun pikiran, karena kondisinya masih belum stabil betul dan butuh ketenangan."

"Tapi dia sebentar lagi ujian akhir nasional, dok?" Celetuk papi bertanya.

"Em...kita liat aja nanti. Kalo emang terapinya lancar dan kondisi fisiknya memungkinkan, dia bisa ikut ujian. Mudah-mudahan Nana bisa cepet pulih dalam bulan ini. Dan karena dek Nana belum boleh stres, kalo bisa hindari dia dari hal apapun yang bisa buat dia stres, soalnya saya juga masih bingung kenapa sampe pas bangun paska operasi itu dia nggak mau bicara, sekarang juga kayaknya dia masih keliatan nggak fokus, padahal kondisi luka di kepalanya udah membaik."
Jelas dokter.
Sang dokter kembali memeriksa kedua pupil mata Nana yang memang tampak kosong.

Melihat itu mereka semua semakin khawatir.
"Dia kenapa dokter? Anak kami nggak akan kenapa kenapa kan? Pi...Nana...pi...Nana kenapa begitu?" mami Taeyong semakin khawatir. Melihat istrinya kalut, Jaehyun pun langsung memeluk.
"Udah mi, Nana pasti sembuh, kita berdoa aja ya. Kalo kamu kaya gini malah nanti Nana kepikiran dan stres. Inget kan kalo anak kita nggak boleh stres?"

"Iya bu, ibu yang sabar ya. Kami pasti akan melakukan yang terbaik buat Nana, dan semoga aja ini cuma efek obat yang dosisnya memang agak keras. Dokter psioterapi di sini akan periksa keadaan Nana besok."

Mendengar keadaan Nana separah itu, Jeno semakin merasa bersalah. Karena sekarang Nana benar-benar terlihat seperti orang yang berbeda. Dia tidak lagi memandang wajah lawan bicaranya saat diajak bicara, Nana juga kadang merenung sendirian dengan tatapan kosong dan tak mau melakukan apapun. Bahkan saat Haechan datang menjenguknya pun, Nana tidak banyak bereaksi, hanya merespon seperlunya.




















Dan setelah beberapa hari kemudian Nana mendapat pemeriksaan dari dokter psioterapi, ternyata Nana mengalami trauma pikiran dan merasa dirinya tidak dicintai oleh siapapun. Trauma itu sendiri sudah cukup lama ada di dalam diri Nana. Dia selalu merasa sendirian dan kesepian.

Saat dokter bertanya pun Nana hanya menyebutkan dua nama, yaitu Jaeline dan Haechan saja. Sisanya Nana tidak mau buka mulut. Termasuk pada mami dan papinya.

Kemudian, setelah berhari-hari berdiskusi lebih dalam lagi dengan kedua orang tua Nana, ternyata Nana kerap mengalami stres pada batinnya di saat kedua orang tuanya tak pernah ada di rumah. Jaehyun dan Taeyong memang selalu sibuk, bahkan setelah Jaeline meninggal. Nana selalu merasa dia hanya sendirian dan tak disayangi. Maka dari itu dia memiliki kehidupan yang kacau balau dan bertingkah seenaknya. Padahal, Nana sebenarnya dulu bukan anak yang pembangkang atau kasar. Semua itu adalah bentuk protes Nana sebagai anak yang tak pernah disadari oleh kedua orang tuanya.

Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang