Bab 23

2K 182 2
                                    

Hari ini Haechan datang untuk menjenguk Nana seperti biasanya, dan sekarang dia sedang duduk di sebelah tempat tidur Nana dalam ruang inap di rumah sakit.

Gadis itu terus menceritakan kejadin-kejadian lucu saat Nana tidak sekolah. Nana pun tidak hentinya terkikik mendengar cerita Haechan. Terutama soal pak Dio yang katanya akan menikah dengan seorang perawan tua. Lalu Hyunjin dan Felix yang katanya akhirnya malah jadi pacaran.

Ya Tuhan, meski itu menggelikan untuk Nana, tapi jujur itu sangat lucu. Bagaimana mungkin kedua lelaki itu memutuskan untuk jadi homo di saat mereka sama-sama mengejar cinta Nana sebelumnya?

"Iya ih Nana masa mereka kocak banget yah, tadinya sama-sama ngejar Nana, eh malah sekarang jadi pacaran. Udah gitu Hyunjin yang jadi submisifnya. Ih Echan geli liatnya ya ampun," oceh Haechan.

"Masa sih? Gila lo Chan? Seriusan si anak Jenglot sama si anak ayam jadian? Nanti keturunan mereka bakalan jadi kayak apaan coba? Whahahaha!" Tawa Nana akhirnya pecah.

"Iya ih Echan juga penasaran...nanti deh kalo minggu depan Nana masuk sekolah liat aja gimana kemesraan mereka, pasti Nana ngakak deh. Tapi kayaknya sih hubungan mereka terjadi itu gegara mereka suka ribut ngerebutin Nana deh, lama-lama jadi deket trus malah sama-sama suka deh akhirnya."

"Stop Chan stop, sumpah perut gue kram ngetawainnya! Ahahaha...Tapi gapapa deng, gue sih respek aja dengernya. Toh mereka bahagia dengan cara kaya gitu. Dan akhirnya mereka ga jomblo dan ga akan rebutan gue lagi kan? Hahahaha."

"Iya Na, tapi masih ada yang jomblo nih."

Nana hanya mengerutkan kening bertanya.

"Echan masih jomblo nih...Nana pacaran sama Echan aja yuk? Biar belok kaya Hyunjin dan Felix, hehe."
Segera Nana menepuk bahu Haechan.

"Dih! Masih aja ya. Apaan sih biji nangka satu nih! Belak belok belak belok. Urusin noh kak Mark, udah bucin setengah mati sama lu tuh dianya."

"Ha? Kok nyambungnya ke kak Mark sih?"

"Ck! Yaiyalah...Kasian dia Chan, nggak lu notis sampe sekarang, kelamaan lo diemin bisa hapeuk bin jamuran dia kayak oncom. Oncom sih mendingan enak dijadiin buras, lah kak Mark hapeukk mah nggak guna, Chan"

"Nana ih suka sekate-kate sama kak Mark, kasian tau, dia jangan digibahin mulu."

"Ecieee...jadi kasian nih? Kok gue jadi ambigu ya sama kalimat lo, cieeee suka kan kan lo sama kak Mark?"

Mendengar itu Haechan jadi ingat lagi pada sosok si pria blasteran.
Ya, jadi sekarang itu Haechan sudah tahu kalau Mark sebenarnya bukan Aseksual, karena sebelumnya Haechan pernah memperegoki Mark sedang nonton video dewasa di kamarnya. Dari sana Mark mulai jujur kalau selama ini memang dia berbohong soal status seksualnya hanya karena tidak mau Haechan menjaga jarak dengannya.

Tapi anehnya Haechan malah tidak ingin menjauh dari Mark, hanya saja Haechan masih butuh waktu sedikit lagi untuk meyakinkan hatinya, apakah Mark atau Nana lah yang dia suka.

Karena sampai sekarang Haechan masih sering memikirkan Nana, padahal dia dan Mark pernah tanpa sengaja berciuman dalam apartemen Mark hanya karena terbawa suasana.

Entahlah, rumit hubungan mereka itu.

"Yee...kok malah jadi bahas kak Mark sih? Kesel!" Kata kesal itu tak sesuai dengan wajah Haechan yang merona, membuat Nana semakin ingin menggoda Haechan jadinya.
Namun di saat mereka bercanda, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Dan tak lama sosok itu membuka pintu, dan kemudian masuk begitu saja.

Haechan ternganga melihat sosok yang masuk itu adalah Ren.

Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang