Bab 28

4.5K 191 5
                                    

10.00PM
Suara rusuh terdengar dari pintu depan sampai memenuhi rumah besar keluarga Na. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Haechan?

Gadis itu ternyata tak jadi menginap di apartemen mama Ten, karena mendadak mama Ten dan papa Johnny harus berangkat ke Bandung, melayat saudara mereka yang meninggal.

"Nanaaa! Kak Jenooo!" Seru Haechan mencari-cari dua orang kakaknya itu.

Dari mulai lantai satu, beralih ke lantai dua, hingga ke kamar Nana, Haechan tak juga menemukan keberadaan dua kakaknya itu.


Sampai akhirnya dia tiba di depan pintu kamar Jeno.

Grep
Grep

Pintu itu terkunci.
Haechan keanehan, karena tak biasanya Jeno mengunci kamar saat pria itu ada di rumah.
Haechan tahu Jeno dan Nana ada di salam rumah, karena mobil mereka terparkir di depan garasi rumah.

"Kak Jenooo! Bukain pintunyaaaa!"
Sontak saja seruan itu membangunkan Nana dan Jeno yang sebelumnya masih tertidur di ranjang tidur Jeno.
Setelah bercinta beberapa jam yang lalu memang mereka ketiduran, bahkan tubuh mereka masih belum mengenakan apapun kecuali selimut.
Mereka benar-benar kalap saat bercinta sampai kelelahan dan tak menyadari apa yang terjadi sebenarnya.

Karena tak dibukakan juga, lama kelamaan Haechan semakin brutal menggedor pintu kamar Jeno.

"Kaaak! KAK JENOOO! IH BUDEG! KAAAK! ECHAN UDAH BALIK WOY!"
Sontak Nana dan Jeno membolakan mata saat sadar kalau itu benar suara Haechan.

"Ah kamvret, itu Haechan!" Bisik Nana. Kemudian ia buru-buru turun dari kasur dan memunguti pakaiannya di lantai.

Kalau Jeno sih tidak terlalu tergesa-gesa.
Jelas, dia kan berada di kamarnya sendiri, beda dengan Nana. Apa kata Haechan kalau sampai gadis itu melihat Nana keluar dari kamar Jeno sedangkan sebelumnya kamar Jeno terkunci.

Jeno peka melihat Nana yang kelihatan panik, ia pun ikut turun dari kasur dan memakai semua pakaiannya.

"IYA BENTAR! LAGI PAKE BAJU!" Teriak Jeno.

"Kamu pake baju aja dulu di kamar mandi," kata Jeno pelan.

Nana tak banyak omong lagi, ia segera berlari ke kamar mandi yang ada di pojok kamar Jeno.

"Aduh anjir! Kenapa pake balik sih tu anak kecil? gue kudu kabur lewat mana ini? Mudah-mudahan kak Jeno peka deh ngajak tuh anak ke bawah apa kemana kek."
Setelah itu Nana langsung mandi. Badannya sudah sangat lengket oleh keringatnya bercampur keringat Jeno juga.









Di depan pintu kamar, Jeno membuka pintu namun menahan Haechan yang sedang mengintip ke dalam kamarnya.

"Kak, Nana kemana ya? Kok Echan nggak liat di kamarnya? Di sini juga nggak ada."

"Oh, emh Nana ya? Em...ga tau deh, dia lagi mandi kali," jawab Jeno dengan senyuman skeptisnya.

Haechan mengernyitkan dahi. Pandangannya tertuju pada pintu kamar mandi Jeno.

"Mandi? Di kamar mandi kakak?" Tanyanya polos.

"Ha?" Jeno loading sebentar, telinganya bisa mendengar suara kran shower menyala dari kamar mandinya. Jeno jadi salah tingkah dan berusaha berpikir keras apa yang harus ia lakukan untuk mengalihkan pikiran Haechan.

"Oh...emh...itu kakak tadi abis mandi lupa matiin krannya, Chan. Eh, Chan, kamu laper pasti ya? Kakak bikinin nasi goreng yuk? Mau yuk?"
Tanpa menunggu jawaban Haechan, Jeno langsung saja menarik gadis itu untuk turun ke bawah.









Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang