•°•°•
"Aagghh! Fasterrhhh daddyyhh...aaaghh!" Nana menjambak rambut sosok kekar yang kini tengah menindihi dan bergerak memanjakan miliknya.
Sementara tangannya bermain di bahu si pria, meremas otot-otot mengagumkan itu bersamaan dengan desahan napasnya yang menggila.
Tubuhnya terus menempel dengan sosok itu, seakan tak ingin lepas atau menyudahi permainan mengasyikan tersebut.
Bibirnya digigit sendiri selagi ia merasakan betapa nikmatnya benda panjang itu mendorong dan menghentak bagian paling intim terdalamnya.
Kemudian si pria bangkit dan membalikan tubuhnya di ranjang.
"Aaargghhh. Mmmppphhh!" Teriak Nana penuh kenikmatan saat pria itu menusuk daerah intimnya dari belakang dengan milik si pria.
Sensasinya ternyata benar-benar membuat Nana serasa lebih melayang ke angkasa.
"Oougghh...hhmmmpphhh...lagiii...aagghh lagiiihhh...akuuuhhh saammmmpphhheeee..."
Kriiiiiiiing
Dream is over...
"Woy berisik lah! Matiin tuh yang bunyi, goblok!" Gerutu Nana sambil bangun dengan mata yang masih sangat ngantuk.
Kemudian ia beranjak duduk.
Saat ia mendongak, samar ia lihat Jeno sedang berdiri dan menatapnya datar.Sementara dirinya?
Oh ya Tuhan, rambutnya berantakan, kancing piamanya terbuka di bagian dada, menampakan sedikit bagian dua gundukan payaudaranya yang masih dibungkus oleh bra yang dipenuhi oleh ketingat.
Lalu celananya? jangan ditanya lagi, sudah basah akibat mimpi gila barusan. Nana orgasme ketika bermimpi untuk ke sekian kalianya.
Tapi sayangnya Nana belum sadar telah mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Jeno, karena matanya masih berat untuk dibuka.
Jeno yang ada di hadapannya mengerutkan dahi dengan eskpresi ngeri.
"Ck! Hey! Ayo bangun, mandi, sarapan!""Aaagghhh! Masih pagi sayaaanghhh...emmmpphh!" Racau Nana tak karuan dengan mata yang masih tertutup, membuat Jeno hampir saja lupa mengedipkan matanya akibat suara seksi adiknya itu yang tanpa sadar seakan menggodanya.
Entah sadar atau tidak, tapi gadis itu kelihatan seperti seorang cewek mesum yang bicara seenak jidat sambil memejamkan matanya.
Setelah itu Jeno menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk menyadarkan diri.
"Cepet bangun! Kalo nggak---kalo ga..." tiba-tiba saja otak Jeno blank saat Nana melenguh dan memperlihatkan leher jenjangnya di hadapan pria itu.
Sontak Jeno mengambil langkah mundur, lalu pergi meninggalkan kamar Nana.
Bisa gila dia kalau terus memandang Nana dalam keadaan seperti itu.
Jeno tidak munafik, dia seorang pria normal, jadi mana mungkin tidak tergoda melihat penampakan Nana yang seperti barusan itu? Apalagi saat adik manisnya itu mengerang.
Rasanya Jeno ingin sekali membungkam bibir ranum itu dengan bibirnya."Ck! Mikir apa sih lu Jeno! Sadar coba!" Dumal Jeno pada dirinya sendiri.
Hingga pukul sembilan pagi, Nana baru mau bangun dari ranjangnya.
Sementara Jeno sskarang sedang duduk di meja makan, membaca berita di I-pad sambil menunggu Nana bangun. Jeno menyerah membangunkan Jaemin yang sedang sakau begitu. Bisa-bisa dia khilaf dan malah berbuat yang aneh-aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Angkat (Nomin gs) LOKAL✔
Fanfiction(Selesai) Remake Story. Warning! •Genderswitch •Jaemin as girl •Terdapat konten 18+ •So bad language TT